ANGGOTA Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Cina Qiao Shi tak jadi menduduki kursi Sekjen Partai, tapi "korban" telanjur jatuh. Yakni seorang mahasiswi berusia sekitar 30 tahum bernama Xiaoxi. Dialah putri Qiao Shi yang belajar di Pascasarjana Baylor College of Medicine di Houston, AS. Ketika demonstrasi prodemokrasi marak di Beijing dan kota-kota lain di Cina, Xiaoxi termasuk salah seorang yang kemudian mcnggerakkan aksi mendukung gerakan di negeri leluhur itu, antara lain lewat buletin universitas. Ia menceritakan yang terjadi di Cina. Setelah pembantaian Tiananmen 4 Juni lalu, santer terdengar kabar bahwa Sekjen Partai Zhao Ziyang dicopot. Santer juga disebut-sebut bakal penggantinya adalah Qiao Shi anggota Komite Tetap Politbiro. Begitu ayah Xiaoxi menjadi berita, tiba-tiba sikap rekan-rekannya berubah. Ia dan suaminya mulai dikucilkan dari lingkungan kampus. Xiaoxi dan suaminya sendiri sejak itu menghindar dari wartawan. Melalui Claire Basset, juru bicara college tersebut, Xiaoxi mengatakan kini ia menolak berkomentar mengenai perkembangan di negerinya. "Ia hanya berniat menekuni pelajarannya, agar cepat meraih gelar doktor dalam neuroscience, dan ia tak berniat untuk pulang," kata Basset. Reaksi para mahasiswa berbeda-beda. Dari yang tetap mempercayai Xiaoxi sampai ada yang mencetuskan ide menculik dan membunuhnya. Yang membelanya antara lain Zengyi Chang, salah satu penggerak demonstrasi di depan gedung konsulat Cina di Houston. Ia berusaha menenangkan rekan-rekannya yang siap meneror Xiaoxi. "Justru ini menunjukkan bahwa generasi muda bersatu untuk menegakkan demokrasi," katanya. Telepon tak berhenti berdering di apartemen Xiaoxi. Tak jelas dari siapa, tapi semua bernada mengancam. Akhirnya Xiaoxi Qiao tak tahan. Sementara ia tetap tak bisa menerima pembantaian Tiananmen, kabar bahwa bapaknya akan menduduki jabatan penting membuat dia bersama suaminya terpepet. Akhirnya, Rabu pekan lalu, anak dan mantu Qiao Shi meninggalkan apartemen mereka, pindah ke apartemen lain yang hanya diketahui sahabat dekatnya. "Ia tetap melakukan riset di laboratorium kami," kata Basset kepada Houston Chronicle. "Tapi ia tak mau diwawanarai, dan tak pernah menceritakan ancaman telepon." Belum jelas, adakah batalnya Qiao Shi menjadi Sekjen akan menyebabkan diterima kembalinya anaknya dalam lingkungan mahasiswa pro-demokrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini