Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ne win mundur selagi disukai

President ne win, mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai kepala negara mulai oktober mendatang. ne win memberlakukan sosialisme ala birma. sikapnya berubah lembut.

22 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN U Ne Win membuat kejutan. Dalam sidang terakhir Kongres IV Partai Program Sosialis Birma (PPSB), ia mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai kepala negara Oktober mendatang. Ia rupanya sadar kesehatannya sering terganggu dalam usia 70 tahun. "Saya sengaja memilih saat yang istimewa ini meminta izin untuk mengundurkan diri, demi lancarnya pergantian kekuasaan," ujar Ne Win. Sehari sebelumnya (7 Agustus) Ne Win masih terpilih kembali sebagai Ketua Umum PPSB. Dengan kedudukannya di partai, ia diduga akan tetap sebagai orang paling berkuasa di Birma meskipun tanpa embel-embel kepala negara. Hal ini terlihat dari kemenangan yang dicapainya dalam pemilihan ketua umum. la berhasil merebut suara terbanyak. Keberhasilan Ne Win mengadakan rekonsiliasi dengan lawan politiknya telah membuat dirinya masih disukai. Sejak diumumkannya pengampunan umum (Mei 1980) oleh Ne Win, banyak lawan politiknya ataupun pemberontak yang menyerah. Bahkan lawan utamanya, yaitu bekas PM U Nu, yang tinggal di pengasingannya di India, juga kembali ke Rangoon tahun lalu memenuhi panggilan Ne Win. Meskipun tanpa sambutan meriah, kembalinya tokoh pejuang kemerdekaan Birma itu sempat menimbulkan tanda tanya besar. Soalnya U Nu pernah memimpin gerakan perlawanan di pengasingan, yang bermarkas di Bangkok, untuk menggulingkan Ne Win. Sikap terbuka ne Win ini ternyata mendapat sambutan hangat. Menurut iaporan resmi, 2189 orang pemberontak (komunis maupun nonkomunis) menyerah. Dan laporan Komite Sentral PPSB yang dibacakan di kongres itu mengatakan bahwa kegiatan kaum pemberontak semakin ciut ruang geraknya. Sementara itu pemerintah juga berhasil mendesak sisa kelompok pemberontak mendekati tapal batas. Namun yang mempersulit penyelesaian adalah campur tangan negara asing yang melindungi pemberontak. U Ne Win, lahir di Paunglade, Birma, Mei 1911. Ia juga dikenal dengan nama Thakin Shu Maung. Belum lagi selesai studinya di Universitas Rangoon, 1931, ia sudah bergabung dengan gerakan nasionalis Dobama Asi-ayone (Persatuan Kami Birma). Dan tahun 1936, ia bergabung dalam gerakan kemerdekaan melawan Inggris. Tapi ketika Jepang menduduki Birma selama Perang Dunia Il, Ne Win bergabung dengan tentara Jepang. Ia sempat mendapat latihan tentara Jepang di Taiwan bersama pemimpin kemerdekaan Birma, Aung San. Sempat pula ia menjadi Panglima Tentara Nasional Birma yang disponsori Jepang. Namun dalam perkembangannya kemudian Ne Win mulai sadar bahwa janji kemerdekaan yang ditawarkan Jepang hanyalah mimpi. Ia sejak itu membantu perlawanan bawah tanah menentang Jepang. Ketika Birma merdeka, 4 Januari 1948, Ne Win diangkat sebagai Panglima Tentara Birma. Sejak itu ia menonjol tidak hanya di kalangan militer tapi juga dl kalangan politik. Maka ketika Kabinet U Nu Tumbang karena mosi tidak percaya di parlemen, 1958, Ne Win muncul sebagai penjabat (caretaker) perdana menteri. U Nu waktu itu dituduh bdak mampu menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial yang sedang gawat. Ne Win diharapkan akan bisa menyelesaikan persoalan. Tapi setelah terbentuknya pemerintahan parlementer yang baru, 1960, Ne Win mengundurkan diri. Kemudian ia rupanya tak sabar melihat cara yang ditempuh kabinet parlementer dalam menyelesaikan berbagai masalah. Terutama setelah meletusnya berbagai pemberontakan suku. Ia melakukan kudeta tak berdarah terhadap pemerintahan U Nu, Maret 1962. Dan dalarib pembersihan terhadap lawan politiknya ia sempat memenjarakan U Nu selama 7 tahun. Ne Win kemudian mendirikan Dewan Revolusi Persatuan Birma, yang sebagian besar anggotanya dari angkatan bersenjata. Ia juga kemudian mengumumkan berlakunya Sosialisme a la Birma, yaitu program nasionalisasi perusahaan asing di bawah kepemimpinan militer. Sebagai tindak lanjut dari nasionalisasi itu, ia juga berhasil menghancurkan dominasi ekonomi perantau Cina dan India. Berhasil pula ia mengusir sekitar 300.000 keturunan asing dari Birma. Di samping tindakan ekonomi yang legitu radikal, ia juga membubarkan partai-partai. Satu-satunya partai politik yang boleh bergerak adalah Partai Program Sosialis Birma, yang didirikannya setelah berlangsungnya kudeta 1962 itu. Namun upaya Ne Win menumpas pemberontakan di dalam negerinya ternyata tak mudah. Apalagi pemberontakan suku itu menuntut hak otonomi, sementara ia menghadapi Partai Komunis Birma yang berada di sekitar perbatasan dengan Muangthai. Suatu tantangan berat dihadapinya ketika tahun 1979 terjadi pengungsian besar-besaran orang Islam Birma ke Bangladesh. Waktu itu sekitar 200.000 orang Islam lari ke Bangladesh karena merasa tertindas. Mungkin karena itu pula Ne Win yang dulunya terkenal dengan garis keras mulai memperlembut tindakannya. Ia bahkan memberikan santunan berupa pensiun terhadap bekas lawan politiknya. Bekas PM U Nu, 74 tahun, yang sekarang akti dalam kegiatan agama Budha mendapat pensiun sebesar Rp 16.325 sebulan. Suatu jumlah yang cukup lumayan buat orang Birma dengan pendapatan per kapita hanya US$ 134 setahun. Ne Win tak melupakan mereka yang pernah berjasa terhadap Birma. "Usia suatu zaman bisa berlangsung beratus-ratus tahun, tapi masa hidup manusia terbatas sekali," ujar Ne Win. Maka, bagaikan menasihati rekan-rekannya, ia mengingatkan: "Lebih baik melaksanakan pergantian kekuasaan pada saat yang anda pilih sendiri tanpa menunggu keadaan yang memaksa anda harus melakukannya." Suatu nasihat yang baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus