Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menangkal perang dengan neutron

President ronald reagan memutuskan akan meneruskan program pembuatan bom neutron, suatu usaha untuk mengimbangi kekuatan pakta warsawa. (ln)

22 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) punya sistem persenjataan konvensional yang jauh tertinggal dibanding Pakta Warsawa. Jika Uni Soviet dan sekutunya melancarkan serangan kilat (blitzkrieg) dan mendadak, NATO diduga tidak akan mampu menahannya. Kenyataan ini sangat mencemaskan Washington. Maka Presiden Ronald Reagan, akhirnya (8 Agustus) memutuskan meneruskan program pembuatan bom neutron. Keputusan Reagan tersebut konon ditelurkan sesudah Menteri Pertahanan Caspar W. Weinberger dan Menteri Luar Negeri Alexander M. Haig mengulas kembali kebijaksanaan Gedung Putih di Eropa. Washington sedang berusaha tadinya untuk menempatkan peluru kendali jarak menengah (Cruise dan Pershing-2) di daratan Eropa. Tapi Weinberger justru menganggap bahwa bom neutron punya nilai penangkal lebih tinggi terhadap sikap agresif Soviet. Dengan bom neutron di tangan, menurut dia, AS "mengurangi peluang berperang" dengan Soviet. Bom neutron, yang konon sudah diproduksi dalam jumlah kecil, akan ditempatkan di Amerika Serikat saja - tidak akan disebarkan ke Eropa. Namun, jika diperlukan, "senjata tersebut bisa diterbangkan ke Eropa dalam beberapa jam," tambah Weinberger. Tass menilai keputusan Reagan tadi suatu "langkah sangat berbahaya" menuju perang nuklir. "Naluri kanibal semacam itu," demikian kantor berita resmi Soviet tersebut, pernah mendorong AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, 1945 (lihat Lingkungan). Koran Izvestia, juga corong Moskow, menganggap Washington melakukan "permainan berbahaya dengan api." Moskow, tentu saja, "tidak tinggal diam," sambung Tass. Kremlin, menurut Menteri Pertahanan Prancis Charles Hernu, juga sudah meledakkan serangkaian percobaan bom neutron, menyusul kebijaksanaan Gedung Putih. Tak syak lagi, demikian Hernu, kedua negara itu akan saling berlomba memperkuat diri, tapi celakanya "Eropa akan dijadikan sebagai gelanggangnya." Ke kawasan ini, Soviet juga telah meningkatkan ancaman peluru kendali SS-20, yang mampu menerbangkan sekitar tiga kepala nuklir sekaligus. Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland secara terus terang menentang usaha Reagan tadi. "Mengagetkan bahwa keputusan itu justru diambil di saat kita begitu dekat dengan awal pembicaraan antara AS dan Soviet mengenai senjata nuklir baru di Eropa," kata Menteri Luar Negeri Denmark Kjeld Olesen. Kelewat Keji Pihak NATO tampak bersikap dingin saja. Sejauh bom neutron tadi tetap tinggal di AS, demikian sumber NATO di Brussels, hal itu hanya akan menjadi masalah nasional setempat -- dan Washington tidak wajib berkonsultasi dengan NATO. Tapi di Frankfurt, Jerman Barat, sejumlah demonstran antibom neutron berusaha merusak pangkalan militer AS di sana. Kenapa ditakuti? Hebatkah daya musnahnya? Bom neutron sesungguhnya direncanakan sebagai kepala peluru pada peluru kendali darat ke darat (SAM) Lance dan kepala peluru Howitzer 20,3 cm. Reaksi rantai yang terjadi pada ledakan bom neutron pada hakekatnya merupakan reaksi fusi bom hidrogen bentuk lanjut. Ketika meledak, hidrogen tersebut melebur dan melepaskan neutron sangat kuat. Dibanding bom nuklir taktis, radiasi bom neutron itu lebih kuat tanpa menimbulkan hempasan maupun panas luar biasa. Karenanya, jika bom neutron tadi ditembakkan dari Lance maupun Howitzer 20,3 cm, di hanya akan membunuh personil musuh, yang berada di dalam tank tanpa merusakkan benda-benda di sekitarnya. Bom neutron meledak pada ketinggian 1000 m. Dalam tempo dua hari, personil militer, yang berada pada radius sekitar 300 m dari pusat ledakan akan cacat atau mati. Sedang mereka yang berada pada radius sekitar 700 m akan lumpuh dalam beberapa menit dan tewas dalam tempo enam hari. Dan yang berada pada radius sekitar 1.300 m akan cacat dalam beberapa jam dan mati dalam tempo beberapa mingu. Personil musuh yang berada pada radius lebih dari 1.300 m, sekalipun terancam lumpuh (cacat), masih punya harapan bisa disembuhkan. Senjata itulah yang dianggap sangat ampuh sebagai antitank. Kekuatan tank Soviet yang besar jumlahnya itu sangat disegani NATO. Usaha mengembangkan bom tersebut pertama kali dilontarkan dalam zaman Presiden Jimmy Carter, empat tahun lalu. Jika penempatannya di Eropa disetujui, Washington ketika itu akan mengeluarkan biaya sampai US$1 milyar. Tapi NATO, yang menganggap bom tersebut kelewat keji, tidak menyetujui rencana itu. Sementara Carter menunda pengembangan bom neutron, peluru kendali nuklir MX dan pesawat pembom nuklir B-1, Uni Soviet dan Pakta Warsawa melipatgandakan persenjataan konvensionalnya. Tank Soviet kini berjumlah 48 ribu, sedang dipihak AS hanya 11.560. Sementara itu, Uni Soviet juga memiliki 19.300 buah perlengkapan artileri dibanding 5.140 buah di pihak AS. Di atas kertas, jika terjadi perang konvensional, Pakta Warsawa akan unggul di Eropa, Maka pemerintahan Reagan berusaha mengejar ketinggalan AS dan sekutunya dengan menyediakan anggaran militer US$ 1,5 trilyun untuk lima tahun. Program pengembangan bom neutron dihidupkannya kembali. Juga dimulainya produksi 200 peluru kendari MX, yang setiap peluncurnya mampu menerbangkan 10 kepala nuklir sekaligus. Tapi program peluru kendali MX (Missile Experimental), yang membutuhkan 4.600 sheker di negara bagian Utah dan Nevada, dikritik karena akan menelan dana US$ 75 milyar, dan menyita kawasan seluas lebih 20 ribu kmÿFD. Saat ini, Presiden Reagan juga sedang menunggu rekomendasi dari Menteri Pertahanan Weinberger mengenai rencana produksi pesawat pembom nuklir jarak jauh B-1, yang mungkin akan menelan US$ 200 juta setiap pesawatnya. Dulu Carter menolak program B-1 itu. Untuk menandingi tank utama Soviet T-64 dan T-72, Reagan sudah memutuskan membeli 1.289 tank M-1 Abrams, yang berharga US$ 2,5 juta setiap tanknya dalam jangka dua tahun. Dengan meningkatkan anggaran militer tersebut Reagan juga berharap mendorong pertumbuhan industri Amerika supaya roda ekonominya bangkit dari resesi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus