Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 200 ribu orang dievakuasi dari tempat tinggal mereka di negara bagian Gujarat, India. Otoritas juga menutup pelabuhan dan sebagian besar bandara di negara bagian itu setelah angin topan menyapu Gujarat hingga menyebabkan tanah longsor pada Senin malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hujan lebat dan sejumlah insiden, seperti mati listrik, dilaporkan di negara bagian tersebut. Otoritas melaporkan tiang listrik dan pohon-pohon bertumbangan. Sejumlah gedung di area pantai Gujarat, rusak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badai diperkirakan memburuk selama beberapa jam setelah mengobrak-abrik wilayah pantai Gujarat. Musibah ini tak pelak menambah tekanan besar pada otoritas India, setelah wabah Covid-19.
“Angin topan ini menambah pukulan sampai dua kali lipat pada jutaan masyarakat India, yang anggota keluarganya diuji dengan infeksi virus corona dan kematian. Banyak keluarga di India hampir tak bisa bertahan,” kata Udaya Regmi, Kepala Palang Merah untuk wilayah Asia Selatan.
Otoritas melaporkan angin topan tersebut setidaknya menewaskan 16 orang dan dan merusak wilayah-wilayah pantai di Kerala, Karnataka, Goa dan Maharashtra. Menteri keuangan negara bagian Gujarat Pankaj Kumar mengatakan angina topan pada Senin malam, 17 Mei 2021, dapat dikatakan sebagai topan terburuk yang pernah melanda Gujarat dalam 20 tahun terakhir.
Negara bagian Gujarat terakhir kalinya disapu angin topan pada 1998, yang menewaskan 4 ribu orang. Musibah itu juga menyebabkan kerusakan hingga menimbulkan kerugian ratusan juta dolar AS.
Sumber: Reuters