Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Negara untuk semua agama perjuangan PLO

Wawancara Abu Musa dengan wartawan The Guardian, David Hirsch, tentang perjuangan PLO dan pemberontakannya terhadap Yasser Arafat. (ln)

30 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH berlangsung tiga bulan, perpecahan dalam tubuh organisasi gerilyawan Al-Fatah belum juga bisa dibereskan. Pemimpin PLO Yasser Arafat menganggapnya serius sambil tetap menuding Libya dan Suriah sebagai biang keladinya. Abu Musa sang pemberontak justru membantah campur-tangan semacam itu. Menempuh hidup sederhana, ia bersiteguh pada tiga tuntutan: perombakan organisasi yang mendasar, mengandalkan perjuangan bersenjata dan pengabdian penuh pada perjuangan rakyat Palestina. Di markasnya di Hammara, Lembah Bekaa, Abu Musa menerima David Hirsch dari mingguan The Gardian untuk sebuah wawancara. Petikannya: Mengapa pemberontakan baru terjadi sesudah Arafat mengangkat dua perwira yang tidak terpuji itu? Pemberontakan terjadi bukan karena pengangkatan. Sebenarnya ada akar politik yang lebih dalam. Sesudah pengungsian keluar Beirut, pelbagai usul ditawarkan: rencana perdamaian Reagan, Fez, dan konfederasi dengan Yordania. Semuanya tidak menguntungkan perjuangan dan pasti tidak akan menuju negara Palestina merdeka. Saya yakin tidak satu rencana pun bakal terwujud. Tanpa perjuangan bersenjata, suara kami tid^.k akan bergema di Amerika Serikat. Percayakah Anda akan adanya pembebasan menyeluruh atau pembebasan wilayah Tepi Barat saja? Tanah air ialah kesatuan menyeluruh, tidak tcrpecah-pecah. Karena itu harus ada pembebasan Palestina yang komplit, bukan sebagian-sebagian. Tapi kami tidak keberatan untuk membebaskan dulu sebagian wilayah, lalu menegakkan pemerintah yang berdaulat di sana. Itu bukan berarti adanya damai dan pengakuan bagi Israel. Perjuangan kami akan jalan terus hingga pembebasan komplit tercapai. Kalau begitu Anda tidak menyetujui d.plomasi Arafat selama 10 tahun terakhir? Ya, sejak 1974, ketika Program Politik Darurat dicanangkan. Waktu itu kami menilainya sebagai awal kemunduran yang bisa menelantarkan cita-cita nasional. Memang itulah yang terjadi. Anda bermaksud kembali ke Piagam Nasional yang disahkan Dewan Nasional Palestina di tahun 1964? Ya, kami bertanggung jawab pada Piagam Nasional yang menegaskan "tidak ada rujuk damai, tidak ada pengakuan, tidak ada perundingan (dengan Israel)." Ikrar kami: Negara Palestina harus ditegakkan di seluruh wilayah Palestina. Percayakah Anda akan negara yang tidak berkiblat pada agama? Itulah tuntutan kami sejak mula: sebuah negara yang terbuka untuk semua agama. Tanpa mengusir orang-orang Yahudi? Tidak, mengapa mesti mengusir? Kami tidak menghalau Yahudi yang sejak mula memang tinggal di Palestina. Tapi mereka yang pindah ke Palestina bersama-sama kebangkitan negara Israel, bukanlah orang Palestina. Jadi mereka harus pergi? Ya, ke tempat asal mereka, negara-negara di Eropa. Mereka warga negara sana, adalah hak mereka juga untuk kembali ke sana. Hanya Yahudi asli berhak disebut orang Palestina. Yang lain bukan, jadi biarkan mereka pergi. Bagaimana dengan metode Arafat, cukup demokratik? Arafat 100% individualis. Dia sama sekali tidak menghiraukan kepemimpinan kolektif. Untuk hal-hal penting pun, dia tidak berkonsultasi dengan anggota Komite Eksekutif PLO. Contoh: pertemuan dengan jenderal Zionis, Matititahu Peled, atau kontak dengan Presiden Mesir Mubarak. Puncaknya terjadi dalam kunjungan terakhir ke Amman. Arafat bersetuju dengan Raja Hussein dari Yordania tentang perlunya delegasi bersama Palestina-Yordania untuk dialog dengan AS dan Israel, berdasarkan Rencana Reagan. Tapi dokumen itu tidak sampai ditandatangani Hussein, karena ditolak Komite Eksekutif. Namun Arafat benar-benar menyusun dokumen tersebut dengan Raja Hussein. Apakah Arafat meninggalkan perjuangan bersenjata? Ya, dia tinggalkan dalam pertemuan Fez. Akibatnya sekarang terpaksa berurusan dengan Rencana Reagan. Bagaimana dengan keputusan meninggalkan Libanon? Bukan hanya keputusan, juga tindakan. Tiap hari gerilyawan dikirimkan ke luar Libanon dan tidak ada yang dibolehkan kembali. Sebagian terpencar masuk Suriah, dari Yaman, Sudan, Aljazair, hanya untuk menengok keluarga mereka. Tapi Arafat menahan gaji para gerilyawan kecuali jika mereka keluar Libanon. Sebelum pemberontakan meletus, Arafat sudah tidak menyalurkan gaji, pangan, bahan bakar, dan logistik lainnya pada kami. Jadi, tatkala kami menentang pengangkatan Haj Ismail dan Abu Hajim, ini bukan karena sekadar mencari alasan. Kami tahu Arafat bermaksud meninggalkan Libanon. Ini berarti tidak akan ada lagi perlawanan bersenjata mulai dari Aljazair sampai ke Yaman. Apakah pendudukan Israel atas wilayah Libanon merupakan peluang baik untuk memerangi Israel? Ya, lebih baik dari peluang-peluang sebelumnya. Tentara Israel kini terpencarpencar, dalam banyak kelompok kecil. Dan mereka bukan manusia super. Terbukti dalam perang Libanon. Bangsa Arab pun bisa membuktikan bagaimana prajurit Israel mengisap ganja, mencuri, berdagang, dan menyelundup. Persis orang awam biasa. Tentara yang begini pasti bisa dilawan. Apakah Arafat memerlukan banyak uang untuk mempertahankan kebijaksanaannya? Sekarang uang adalah senjata Arafat satusatunya. Berjuta-juta dibagikan pada gerilyawan, tokoh terkemuka, walikota, dan suku-suku. Arab Saudi telah menyumbang ratusan juta yang digunakan hanya untuk melembekkan, bukan menggalakkan revolusi. Korupsi begini memang tidak tercatat dalam buku. Nampaknya reaksi orang Palestina tidak menguntungkan Anda. Simpati lebih tertuju kepada Arafat. Benar. Tapi ini bukan berarti mereka menolak pendapat-pendapat kami. Reaksi itu berpangkal pada sikap Suriah. Orang Palestina biasanya merapatkan barisan jika merasa ada intervensi Arab dari luar. Gerakan Anda dituduh memperoleh bantuan Suriah. Kami memperjuangkan cita-cita kami, bukan cita-cita Suriah. Jika Suriah menolak Reagan, berarti Suriah memperkuat kami bukan sebaliknya. Tahun 1976 saya menentang masuknya Suriah ke Libanon karena saya pikir hal itu akan melemahkan Palestina. Tapi ketika saya lihat Suriah menentang Reagan, saya pun bisa menghargai sikap mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus