SETELAH PM Hussein Onn siapa orang No.2 di Malaysia? Jawabnya
Jum'at pekan lalu: Mahathir bin Mohammed. Pilihan terhadap
politikus berusia 50 tahun itu dilakukan sendiri oleh Hussein
Onn dalam pembaruan kabinetnya pekan lalu. Bersama dengan
diangkatnya Tengku Razaleigh Hamzah, ketua Petronas
("Pertamina"-nya Malaysia), sebagai Menteri Keuangan, naiknya
Mahathir sehagai Wakil PM merupakan berita tersendiri dari
perombakan kabinet itu. Sebab pada umumnya tak banyak perubahan
yang terjadi, dan pilihan pada Mahathir memang agak
"mengagetkan".
Di samping tetap sebagai Menteri Pendidikan Mahathir kini
adalah orang yang kelak bisa menjadi PM Malaysia bila ada aral
melintang bagi Hussein Onn. Bagi sementara kalangan di Malaysia,
khususnya masyarakat Cina, kemungkinan seperti itu tak amat
mengenakkan. Ketika peristiwa kerusuhan 13 Mei 1969 meletus. dan
Malaysia terancam oleh permusuhan antar ras yang bisa
merontokkan, Mahathir terkenal sebagai pembela sengit kaum
Melayu. Tokoh partai UMNO yang tak banyak dikenal di luar negeri
ini dalam hari-hari yang genting itu menyerang Perdana Menteri
(waktu itu) Tunku Abdul Rahman. Ia mengumandangkan hak-hak
orang Melayu dalam masyarakat yang terdiri dari banyak ras itu.
Ia bahkan menulis buku berjudul "Dilema Bangsa Melayu", yang
menganjur-anjurkan hak Kelompok ethnis Melayu. Buku itu dilarang
beredar. Sampai sekarang pun buku itu masih dilarang. Mahathir
dikeluarkan dari Partai UMNO yang memerintah.
Tapi tiga tahun kemudian dokter lulusan Universitas Malaya di
Singapura (1953) ini pulih kembali. Begitu dikeluarkan dari
partai, ia balik ke Kedal -- negeri asalnya dan tempat ia
memulai karir politiknya di tahun 1957. Di negeri ini ia pernah
menang jadi anggota Parlemen (1964). Di negeri itu pula ia
pernah kalah, di tahun 1969 yang nahas itu, ketika partai
oposisi golongan Cina, dalam Partai Aksi Demokrasi, menang. Tapi
dengan sabar dan telaten ia mendapat dukungan lagi dari kalangan
bawah, dan partai UMNO 1972 menerimanya kembali. Dengan cepat ia
naik. Ia dipilih jadi anggota Dewan Tertinggi partai. 1974, ia
masuk Parlemen dan diangkat jadi Menteri Pendidikan di bawah PM
Tun Razak almarhum. Di sini ia dianggap berhasil dalam mengurus
kerusuhan mahasiswa.
Bisakah kelak ia mengurus seluruh persoalan Malaysia, jika
keadaan menghendaki? Tajuk rencana harian New Straits Times
mengomentarinya: "Pada usia 50, Dr. Mahathir telah menjalani 31
tahun dalam UMNO -- minus dua setengah tahun dalam rimba
belantara politik, setelah ia dikeluarkan di tahun 1969. Ia
pernah memenangkan dua pemilihan, kalah sekali. Ia pernah
dikalahkan dan tahu bagaimana rasanya ia juga tahu bagaimana
untuk maju kembali. Adalah keliru kekhawatiran yang mungkin
terdapat di sementara orang, karena ia diangkat ke dalam posisi
kedua tertinggi di negeri ini. Nampaknya harian pemerintah itu
hendak meyakinkan bahwa semangat yang terlalu memihak kepada ras
Melayu kini tak ada lagi pada Mahathir. Ia dikutip berkata:
"Saya akan berusaha menjalankan kewajiban yang baik -- bagi
semua orang Malaysia".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini