DI Angola perang praktis selesai. Pasukan Marxis MPLA yang
dibantu Uni Soviet dan Kuba menang, dan pengakuan diplomatik
mengalir dari banyak penjuru. Tiba-tiba, bahaya perang mendekati
Rodesia, negeri yang dikuasai minoritas kulit putih itu. Kepala
Negara tetangga, Presiden Machel dari Mozambik menyatakan perang
terhadapnya. Mozambik, yang diperintah oleh kaum Marxis kulit
hitam berbatasan sepanjang 1300 Km dengan Rodesia. Pekan lalu,
Presiden Machel menutup perbatasan itu. Bahkan akhir pekan lalu
dikabarkan oleh sumber-sumber Barat bahwa pasukan Kuba dan
tank-tank Rusia telah mendarat di Beira, sebuah pelabuhan
Mozambik. Tapi di ibukota Rodesia, Salisbury, Menteri Pertahanan
Van Der Byl menyatakan bahwa tak ada buktinya desas-desus itu.
Tapi toh Van Der Byl dan Perdana Menterinya, Ian Smith, tak bisa
anggap enteng ancaman Mozambik. Menurut Menteri Pertahanan itu
sendiri, musuhnya terdiri dari 1000 gerilyawan kulit hitam di
hutan-hutan Rodesia dan 4000 sampai 5000 tentara di Mozambik
serta Tanzania. Maka kekuatan tentara Rodesia yang 4500 kini
diperluas. Dan buat pertama kalinya di bawah rezim kulit putih
itu orang-orang hitam diangkat jadi perwira. Apakah orang-orang
hitam yang bakal jadi mayoritas dalam pasukan itu kelak akan
serius berperang mempertahankan pemerintahan Ian Smith yang
rasialis itu masih jadi pertanyaan.
Apalagi Rodesia terpencil di benua hitam itu -- kecuali dalam
hubungannya dengan Arrika Selatan yang juga rasialis. Pernyataan
Mozambik misalnya segera dapat dukungan dari Presiden Kaunda
dari Zambia: "Kami akan berdiri di belakang Mozambik". kata
Presiden yang sebetulnya tergolong moderat dalam menghadapi
pemerintahan-pemerintahan kulit putih itu. Juga Sekjen PBB, Kurt
Waldheim, dikabarkan menyatakan simpatinya kepada Mozambik. PBB
memang sejak hampir 10 tahun menyerukan sanksi ekonomi terhadap
Rodesia. Bahkan Inggeris, pekan lalu menyatakan mendukung
"sanksi ekonomi" yang dilakukan Mozambik. Inggeris memang sejak
Rodesia memisahkan diri dari London, 11 Nopember '65 menyatakan
sikap tak senang kepada Ian Smith. Desakan internasional macam
itu yang menyebabkan Smith mencoba berunding dengan penduduk
kulit hitam. Tapi dalam perundingan dengan Joshua Nkomo, wakil
pihak hitam, tentang patisipasi penduduk pribumi dalam politik
Rodesia, Smith bertele-tele. Ia bersedia melihat ikut sertanya
kulit hitam dalam percaturan politik kelak -- 20 atau 30 tahun
mendatang. Nkomo menuntut: 2 tahun saja. Dan perundingan gagal.
Jelas bahwa langkah-langkah Uni Soviet dan Kuba dalam perang
saudara Angola memberi semangat bagi gerilyawan hitam di
Rodesia. Dalam perang saulara yang banyak dicampur-tangani luar
itu, pasukan Kuba yang masuk membela MPLA berhadapan dengan
antara lain, pasukan Afrika Selatan yang mendeking UNITA. Siapa
tahu pasukan Kuba akan juga membantu gerilyawan hitam melawan
pasukan Ian Smith kini? Bukankah almarhum Che Guevara, pahlawan
revolusi Kuba, juga kabarnya bercita-cita ikut dalam perjuangan
pembebasan bangsa Afrika?
Ekonomi
Tapi belum tentu segampang itu bagi Kuba. Banyak tentaranya yang
gugur di dalam perang Angola. Meskipun campur tangan -- atau
bantuan -- Uni Soviet sama sekali bukan mustahil buat melabrak
Ian Smith sambil menanam pengaruh lebih kukuh di Afrika. Dan
jika itu terjadi, hari-hari terakhir Ian Smith sudah boleh
dihitung mulai sekarang.
Soalnya adalah sampai sejauh mana Mozambik bisa bertahan dengan
peperangan yang sudah dinyatakannya itu. Sampai pekan lalu, yang
terjadi barulah penahanan 2 orang petugas kereta api Rodesia
oleh pejabat Mozambik -- yang sebelumnya sudah menahan 18 orang
Rodesia. Dan konflik yang terjadi selama ini memang berhubungan
dengan pengejaran gerilyawan hitam ke dalam perbatasan
Mozambik, oleh tentara Ian Smith. Untuk konflik yang lebih
besar, banyak orang di Rodesia meremehkan kekuatan lawannya itu.
Pernyataan perang Presiden Machel "khas politik gaya Afrika"
kata seorang pejabat di Salisbury. Artinya, bila ekonomi dalam
negeri lagi ruwet, alihkan perhatian rakyat ke luar negeri.
Sebelumnya dikabarkan Mozambik minta Rodesia mengirim lehih
banyak jagung, karena bahaya kelaparan di beberapa tempat,
setelah gagalnya panen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini