Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Palestina: Pengakuan Trump Atas Yerusalem Tak Bisa Diterima

Palestina tidak akan menerima keputusan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Palestina akan berjuang terus.

15 Januari 2018 | 07.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mahmoud Abbas mengatakan sampai kapanpun Palestina tidak akan menerima keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komentar Presiden Palestina itu disampaikan dalam pertemuan dua hari Dewan Sentral Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), di Ramallah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

"Secara politik, Yerusalem adalah ibu kota kita, dari sudut pandang agama Yerusalem milik kita, secara geografis Yerusalem ibu kota kita," kata Abbas Ahad, 14 Januari 2018.

"Namun semua itu dihapus dari peta melalui sebuah cuitan Trump," ujarnya seperti dikutip Al Jazeera.

"Sekarang kami mengatakan, 'Tidak' dengan Trump. Kami tidak akan menerima rencananya."

Pemimpin Palestina ini juga mengatakan bahwa Israel telah mengakhiri kesepakatan damai Oslo pada 1990. Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Hayden, dan Israel, David Fierman, telah kehilangan diri.

Keputusan Trump yang disampaikan pada 6 Desember 2017 mendapatkan kecaman luas dari komunitas internasional dan memicu demonstrasi di wilayah pendudukan Palestina.Warga Palestina penyandang disabilitas, Ibraheem Abu Thuraya, mengikuti demo menentang Yerusalem ibu kota Israel dari atas kursi roda. Ia kehilangan kakinya akibat serangan udara Israel ke Jalur Gaza, Palestina, pada 2008. REUTERS

Abbas sebelumnya mengatakan, Amerika Serikat tidak bisa lagi memainkan perannya dalam proses perdamanan di Timur Tengah menyusul keputusan Trump.

Status Yerusalem sangat sensitif dan menjadi salah satu titik masalah yang harus dipecahkan guna mengkhiri konflik Palestina-Israel.

Para pemimpin Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota masa depannya, sementara Israel mengatakan kota tersebut tidak bisa dipisahkan. Israel menginginkan kota itu sebagai ibu kotanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus