Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pastor Pemecah Kongsi

SELAMA 23 tahun, Andrew Brunson diam-diam "melayani Tuhan" di kota kuno Izmir, sekitar 580 kilometer dari ibu kota Turki, Ankara.

25 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pastor Pemecah Kongsi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAMA 23 tahun, Andrew Brunson diam-diam "melayani Tuhan" di kota kuno Izmir, sekitar 580 kilometer dari ibu kota Turki, Ankara. Pastor 50 tahun itu membangun gereja kecil, melayani jemaat, mengajari anak-anaknya menyelam, menggelar "malam film", dan berpiknik. Namanya menjadi pusat perhatian dunia setelah ia ditahan polisi Turki dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta dia dibebaskan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Brunson diadili dengan dakwaan menjadi mata-mata dan terlibat dalam jaringan yang melakukan kudeta di Ankara pada 15 Juli 2016. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Fethullah Gulen, tokoh gerakan Hizmet yang bermukim di Amerika Serikat, sebagai dalangnya. Penahanan dan pengadilan Brunson membuat hubungan Turki-Amerika memburuk. Amerika menjatuhkan sanksi kepada Turki, yang berkontribusi terhadap krisis ekonomi di negara itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Brunson lahir pada 3 Januari 1968 di Carolina Utara, Amerika Serikat. Ia anak tertua dari tujuh bersaudara dari keluarga yang sangat religius. Orang tuanya misionaris di Gereja Presbyterian Reformed Associate. Sempat bermukim di Meksiko saat remaja, dia lantas pulang untuk kuliah di Wheaton College dan masuk seminari, tempat dia bertemu dengan Norine, yang kemudian menjadi istrinya. Pasangan itu ingin menjadi misionaris di negara lain. Pada 1990-an, mereka menetap di Izmir, kota terbesar ketiga di Turki.

Masalah menerpa Brunson tak lama setelah kudeta 2016. Pada Oktober tahun itu, Brunson dan istrinya dipanggil ke kantor polisi. Norine dibebaskan beberapa hari kemudian, tapi suaminya ditahan sejak 7 Oktober 2016 atas tuduhan bertindak secara paralel dan terkoordinasi dengan dua musuh utama Turki: Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan jaringan Fethullah Gulen. Ia juga dituding bertujuan memecah-belah Turki melalui kristenisasi.

Kelompok Kristen evangelis di Amerika menyebut tuduhan kepada Brunson tidak berdasar dan penahanannya lebih disebabkan oleh agamanya. Pusat Hukum dan Keadilan Amerikaorganisasi Kristen konservatifmelobi Gedung Putih. Kelompok itu juga meluncurkan petisi yang menyatakan bahwa kekristenan sedang diadili. Hampir 600 ribu orang menandatangani petisi tersebut.

Cuitan pertama Donald Trump di Twitter tentang Brunson keluar pada 18 Juli lalu: "Pastor Andrew Brunson, seorang pria yang baik dan pemimpin Kristen di Amerika Serikat, sedang diadili dan dianiaya di Turki tanpa alasan." Cuitannya yang lain menyebutkan Brunson adalah "pria Kristen dan manusia yang luar biasa. Orang tidak bersalah ini harus segera dibebaskan!".

Brunson menyatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada bukti konkret dalam kasusnya. Menurut dia, beberapa saksi punya dendam kepada gereja atau berprasangka buruk terhadap Kurdi. Tuduhan bahwa dia mata-mata, kata Brunson, juga tidak berdasar. "Saya melihat diri saya sebagai patriot untuk Amerika, tapi saya tidak datang untuk mewakili orang Amerika," tuturnya. "Saya datang sebagai wakil Tuhan."

Andrew Brunson bukan satu-satunya orang Amerika yang ditangkap otoritas Turki selepas kudeta yang gagal tersebut. Orang Amerika lain yang bernasib sama adalah Serkan Golge, ilmuwan dari Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) berkebangsaan Turki. Ia divonis punya hubungan dengan Fethullah Gulen dan dihukum 7 tahun penjara pada Februari lalu.

Pejabat Turki menilai seruan Amerika untuk pembebasan Brunson sebagai campur tangan dalam proses pengadilan Turki. Namun Presiden Erdogan, dalam pidato September 2017, mengisyaratkan bahwa Brunson bisa dibebaskan jika Amerika mengekstradisi Gulen, yang kini tinggal di Pennsylvania.

Brunson akhirnya dibebaskan dari penjara pada 25 Juli lalu dan berstatus tahanan rumah karena alasan kesehatan. Namun langkah itu tak memuaskan Amerika. "Pemerintah Turki membuat kesalahan besar dengan tidak melepaskan Pastor Brunson," kata Penasihat Keamanan Nasional Presiden Trump, John Bolton, Rabu pekan lalu. Menurut dia, krisis hubungan kedua negara bisa selesai seketika dengan pembebasan Brunson.

Abdul Manan (Washington Post, Reuters, Guardian, New York Times, NPR)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus