Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada Jumat, 13 September 2024, mengakhiri lawatan ke Asia Tenggara dan Oseania untuk mendorong adanya tindakan nyata dalam mengatasi perubahan iklim, menekankan dialog lintas agama dan memperkuat kehadiran gereja Katolik di kawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maskapai Singapore Airlines membawa Pemimpin umat Katolik dunia itu pulang ke Vatikan pada pukul 12.25 dini hari waktu Singapura. Jika tidak ada aral melintang, Paus akan tiba di Roma pada Jumat pagi, 13 September 2024 atau setelah melalui 12 jam penerbangan melintasi enam zona waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paus Fransiskus kunjungan kerja ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura dalam tempo 12 hari. Sri Paus yang sudah berusia 87 tahun terlihat bugar selama kunjungan itu meski dalam beberapa tahun terakhir dia dikabarkan sakit.
Selama kunjungan kerja, jadwal Paus Fransiskus juga sangat padat dengan lebih dari 40 acara yang dia hadiri. Di antara kunjungannya itu adalah menemui sekitar 12 ribu umat Katolik di Papua Nugini yang tinggal di pelosok. Ketika itu, Paus membawa obat-obatan, pakaian dan mainan untuk anak-anak.
Sedangkan di Timor Leste, Paus Fransiskus memimpin misa yang dihadiri sekitar 600 ribu orang atau hampir dari separuh populasi negara itu yang tercatat 1.3 juta jiwa. Itu adalah salah satu acara terbesar di Timor Lest. Sektiar 96 persen warga Timor Leste memeluk Katolik dan itu menjadi satu-satunya negara dalam kunjungan kali ini oleh Paus Fransiskus yang Katolik menjadi agama mayoritas di negara tersebut.
Lawatan Paus Fransiskus selama 12 hari ke Asia Tenggara dan Oseania ini, adalah yang terlama selama kepemimpinannya. Paus Fransiskus yang mengalami sakit lutut dan punggung, biasa menggunakan kursi roda sepanjang perjalanannya. Dia pun memenuhi jadwalnya dengan tepat waktu.
Di Indonesia, Paus Fransiskus menemui Imam Besar Masjid Istiklal untuk menyuarakan dilakukan langkah nyata dalam mengatasi perubahan iklim. Sedangkan di Singapura, dia mendesak agar negara itu mau menaikkan upah kalangan pekerja rendah, khususnya pekerja migran.
Dalam rangkaian kunjungan kerja selama 12 hari ini, Paus Fransiskus memprioritaskan negara-negara yang belum pernah didatangi Paus atau di mana Katolik adalah agama minoritas. Paus Fransiskus telah menjadi Paus kedua yang mengunjungi tiga dari empat negara yang didatanginya itu.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Pemda dan Pelaku Pariwisata Kepri Minta Perpres Bebas Visa Kunjungan Segera Direalisasikan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini