Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Paus Fransiskus Bisa Tidur Nyenyak Walau sedang Kritis

Paus Fransiskus sedang bertarung melawan penyakit double pneumonia. Vatikan melaporkan dia sekarang bisa tidur nyenyak

25 Februari 2025 | 20.27 WIB

Umat Katolik menghadiri Misa doa bersama bagi kesehatan Paus Fransiskus di Plaza Constitucion di Buenos Aires, Argentina, 24 Februari 2025. REUTERS/Martin Cossarini.
Perbesar
Umat Katolik menghadiri Misa doa bersama bagi kesehatan Paus Fransiskus di Plaza Constitucion di Buenos Aires, Argentina, 24 Februari 2025. REUTERS/Martin Cossarini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan kembali memberikan informasi terbaru pada Selasa, 25 Februari 2025, soal perkembangan kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang sedang bertarung melawan penyakit pneumonia ganda. Paus Fransiskus, 88 tahun, bisa istirahat sepanjang malam.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Paus bisa tidur dengan nyenyak sepanjang malam,” demikian ketarangan Vatikan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Paus Fransiskus dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli pada 14 Februari 2025. Sampai Senin kemarin, kondisi paus masih dinyatakan kritis dengan fungsi ginjal yang mulai sedikit berkurang. Hanya sedikit kemajuan yang diperlihatkan kesehatannya. 

“Saya rasa belum saat bagi dia (Paus) untuk pulang ke surga,” kata Oscar Rodriguez Maradiaga, cardinal dari Honduras yang juga teman Paus Fransiskus, seperti dikutip Reuters. 

Sejak awal Februari 2025, kondisi kesehatan Paus sudah menurun, di mana awalnya dia mengalami flu berat sampai tak bisa membacakan pidato yang dia tulis sendiri. Meski begitu, Sri Paus masih memaksakan diri menjalankan tugas sehari-hari, misalnya mengikuti rapat harian bahkan ambil bagian di sejumlah misa di area terbuka walau pun sedang musim dingin. 

Beberapa orang menyebut kalau Paus Fransiskus seharusnya lebih baik menjaga kesehatannya dulu, namun Maradiaga meluruskan bahwa yang dilakukan Paus itu bagian dari etika kerja. 

“Pau situ sadar dia punya sebuah misi yang harus dijalankan, dan taka da yang bisa menghentikannya. Dia tahu bahwa dia terpilih sebagai Paus bukan untuk berleha-leha,” kata Maradiaga.      

Paus Fransiskus telah mengalami berbagai masalah kesehatan sejak muda. Pada tahun 1957, Paus yang berusia awal 20-an mengalami infeksi pernapasan yang cukup serius saat masih berada di Argentina. Akibat kondisi tersebut, ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya. Sejak saat itu, ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit pernapasan.

Pada akhir 2020, ia mengalami skiatika, kondisi yang menyebabkan nyeri hebat akibat saraf skiatik yang terjepit. Laporan mengenai kesulitannya untuk berdiri juga sempat mencuat. Kondisi ini berlangsung hingga awal 2021, di mana ia beberapa kali absen dari acara resmi karena rasa sakit yang tak kunjung mereda. Serangan penyakit pneumonia ganda atau pneumonia bilateral, yang dialami saat ini, telah membuat kondisi kesehatan Paus Fransiskus semakin kompleks. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus