Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Paus Fransiskus Ingatkan Menolak Migran adalah Dosa Besar

Paus Fransiskus mengingatkan Tuhan bersama para migran dan orang-orang yang menderita bersamanya karena mereka memohon jalan menuju keselamatan

30 Agustus 2024 | 15.30 WIB

Para migran tidur di dek kapal penyelamat migran Geo Barents, yang dioperasikan oleh Medecins Sans Frontieres, saat kapal tersebut menuju Italia setelah penyelamatan 61 migran di atas kapal kayu di perairan internasional di lepas pantai Libya di Laut Mediterania tengah, 29 September 2023. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Perbesar
Para migran tidur di dek kapal penyelamat migran Geo Barents, yang dioperasikan oleh Medecins Sans Frontieres, saat kapal tersebut menuju Italia setelah penyelamatan 61 migran di atas kapal kayu di perairan internasional di lepas pantai Libya di Laut Mediterania tengah, 29 September 2023. REUTERS/Darrin Zammit Lupi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menyebut orang-orang yang menolak menolong migran yang sedang berusaha menyeberang ke Eropa sama dengan berbuat dosa besar. Peringatan itu disampaikan pada Rabu, 28 September 2024, dihadapan jamaahnya agar isu migran yang ingin menyeberang ke Eropa menjadi perhatian serius, khususnya mereka yang mau menyeberang lewat rute Mediterania. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rute Mediterania yang dimaksud Paus Fansiskus itu adalah laut mediterania atau yang disebut Mare Nostrum. Menurut Paus, harus ada komunikasi antar warga, bukannya terjadi sengketa hingga menjadi sebuah kuburan. Ribuan migran korban tewas di laut mediterania seharusnya bisa dihindari jika ada kerja yang sistematis yang mencakup seluruh aspek. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jangan menganiaya, atau menindas orang lain. Tuhan bersama para migran dan orang-orang yang menderita bersamanya karena mereka memohon jalan menuju keselamatan," kata Paus Fransiskus. 

Pemimpin umat Katolik dunia itu menilai negara-negara Barat tidak dapat membantu hanya dengan memperketat wilayah perbatasan. Sebaliknya mereka harus memperluas keamanan dan membuka jalan regular bagi para migran serta memfasilitasi perlindungan bagi para pengungsi yang melarikan diri dari sejumlah bencana melalui tata kelola migrasi yang bagus berdasarkan keadilan, persaudaraan dan solidaritas   

Laut Mediterania secara luas dikenal sangat berbahaya, namun jalan itu masih ditempuh oleh para migran yang ingin ke Uni Eropa. Banyak dari para migran berasal dari negara-negara Afrika dan Timur Tengah khususnya Suriah, dan Libya. Mereka sering kali menaiki perahu yang penuh sesak dengan penumpang saat menyeberangi Laut Mediterania yang berbahaya.    

Pada 2015, rute itu menjadi sangat terkenal di tengah krisis migrasi di Uni Eropa. Sampai sekarang trend memperlihatkan kenaikan. Catatan IOM memperlihatkan lebih dari 290 ribu migran dan pengungsi tiba di Eropa melalui Laut Mediterania. Pada 2023, setidaknya 3.100 migran meninggal saat mencoba melintasi Laut Mediterania. 

Italia, salah satu negara yang menghadapi krisis, secara aktif mencoba mengendalikan migrasi. Pada September 2023, kubu sayap kanan Italia meloloskan kebijakan yang memungkinkan otoritas menahan para migran sampai 18 bulan. Negeri Pizza itu, juga menyetujui pembangunan pusat-pusat penahanan baru. 

Sumber: RT.com 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus