Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Tetap Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Riyad H. Mansour, mengatakan kemerdekaan Palestina berada di persimpangan jalan antara kehendak internasional atau keinginan penjajah Israel yang akan menang.
Berbicara pada pertemuan khusus Komite Hak-Hak Palestina PBB pada Rabu, 29 November 2023 untuk memperingati Hari Internasional Solidaritas dengan Rakyat Palestina, ia mengatakan perdamaian dan keamanan tidak akan pernah bisa dicapai dengan “memusnahkan Gaza”.
Mansour menyampaikan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa peringatan hari solidaritas ini datang ketika warga Jalur Gaza menghadapi ancaman nyata dan penargetan warga sipil yang disengaja dan sistematis.
“Agresi Israel saat ini menempatkan kita di persimpangan jalan — kehendak internasional atau keinginan penjajah yang akan menang,” tuturnya.
Komunitas internasional telah berangsur-angsur menyuarakan dukungan untuk warga Palestina, dengan unjuk rasa besar-besaran dilakukan di berbagai belahan dunia. Namun Israel masih menyerang wilayah kantong Gaza dengan dukungan beberapa negara Barat, terutama Amerika Serikat yang menggelontorkan miliaran dolar bantuan militer.
Israel tengah melancarkan kampanye pengeboman dan menerapkan blokade ketat di Jalur Gaza, menyusul serangan lintas batas kelompok militan Hamas di Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menjadikan kurang lebih 240 lainnya sebagai sandera.
Sementara pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 15.000 orang di Gaza, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.
Pembombardiran ini telah mendorong para pakar PBB untuk mengatakan bahwa warga Palestina menghadapi risiko besar genosida. Mahmoud menyebutnya sebagai upaya terang-terangan untuk memberlakukan Nakba baru.
Hal itu diamini oleh Wakil Ketua Komite Pelaksanaan Hak-Hak Asasi Rakyat Palestina, Ahmad Faisal Muhamad dari Malaysia, dalam kesempatan yang sama. Ia mengatakan bahwa peringatan 75 tahun Nakba tahun ini — pengungsian ratusan ribu warga Palestina dari rumah dan tanah mereka pada 1948 — adalah “pengingat akan perjuangan rakyat Palestina untuk mempertahankan martabat dan ingatan mereka, meskipun ada banyak rintangan”.
Dalam perang ini, kata Mahmoud, beberapa pihak bahkan telah “terlibat dalam kejahatan genosida, kejahatan pendudukan dan terorisme” dengan memberikan kekebalan terhadap Israel, memberikan wewenang mutlak untuk membunuh dan melancarkan agresi terhadap warga Palestina, serta memasok senjata.
“Saatnya telah tiba untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional dan menolak sikap keras kepala Israel dalam menentang pengakuan hak rakyat Palestina untuk hidup dan menentukan nasib sendiri,” kata dia.
Gagasan konferensi perdamaian internasional tentang Palestina sempat diusulkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 31 Oktober 2023, yang kemudian didukung oleh Presiden Cina Xi Jinping dan Pakistan lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri Mumtaz Zahra Baloch.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pun mengusulkan hal yang sama dalam pertemuan pada Kamis, 23 November 2023 dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Ia berkata dirinya dan rekan-rekan yang tidak disebutkan namanya telah mengusulkan diadakannya konferensi perdamaian internasional dengan para pihak sesegera mungkin.
Uni Eropa, Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah mendukung gagasan tersebut, kata Sanchez.
NABIILA AZZAHRA A. | ANADOLU | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor Henry Kissinger, Pria Yahudi-Jerman Juru Damai Israel-Arab serta AS dengan Cina dan Soviet
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini