Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

PBB Terpaksa Menembak

Di tengah perebutan kepemimpinan di serbia, yang diharapkan bisa menyelesaikan krisis bosnia bila panic menang, perang makin seru di bosnia.

14 November 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASUKAN perdamaian PBB di bekas Yugoslavia akhirnya tak bisa mengelakkan insiden ini. Ahad kemarin, iring-iringan tiga kendaraan Land Rover putih berisi 12 tentara Inggris dan sejumlah wartawan terjebak dalam baku tembak dengan kelompok tertentu di Ribnica, Bosnia Tengah. Tentara Inggris itu terpaksa melepaskan tembakan sebelum kembali ke markas mereka di dekat Vitez. Misi mereka untuk menjajaki rute perjalanan bagi konvoi bantuan obat-obatan dan persenjataan artileri Inggris ke Tuzla di Bosnia Tengah itu pun gagal. "Pasukan kami terpaksa melepaskan tembakan, untuk menyelamatkan diri dari kondisi yang sulit," tutur Robert Stewart, komandan batalyon Inggris. Insiden pertama yang melibatkan pasukan PBB itu makin memperburuk situasi di Bosnia sendiri. Sekitar 200 pengungsi yang sedianya mengungsi keluar dari Sarajevo dilarang meninggalkan kota oleh pemerintah Bosnia. Larangan itu dikeluarkan pemerintahan Presiden Alija Izetbegovic, yang khawatir tak ada lagi warganya yang dapat mempertahankan kota dari serangan tentara Serbia. "Berikan pistol itu agar aku dapat menembak kepalaku," teriak Ivan Rajiv, salah seorang dari ratusan pengungsi yang frustrasi karena harus tetap tinggal di tengah hujan peluru di Sarajevo. Para pengungsi yang kebanyakan muslim itu putus asa, setelah mendengar kedudukan Presiden Izetbegovic terancam menghadapi tekanan kelompok yang pro-Kroasia. Masa jabatan Izet memang habis Desember nanti. Yang dicemaskan, kalau ia digantikan tokoh garis keras Miro Lasic, yang sangat dekat dengan pemerintah Kroasia. Bila itu terjadi, diduga Lasic dengan senang akan menyerahkan wilayah Bosnia-Hercegovina Barat banyak dihuni kaum muslim -- pada pemerintah Kroasia. Sementara itu, perkembangan dalam pemerintah Yugoslavia, yang kini terdiri Serbia dan Montenegro, makin memprihatinkan. Kelompok pendukung Presiden Serbia Slobodan Milosevic di parlemen Yugoslavia berhasil menekan Perdana Menteri Milan Panic agar segera mengundurkan diri melalui mosi tak percaya, awal pekan lalu. Milan Panic, yang punya dua kewarganegaraan itu -- ia juga warga AS -- dituduh terlalu memberi angin kepada pihak Kroasia, melalui pengakuannya terhadap pemerintah Kroasia. Selain itu, Panic juga dianggap terlalu lunak dengan memberikan sejumlah konsesi bagi Provinsi Kosovo. Untungnya, Milan Panic mendapat dukungan Presiden Yugoslavia Dobrica Cosic. Kedua pemimpin Yugoslavia ini seia-sekata untuk memboikot pemilu Yugoslavia yang akan diadakan Desember nanti, karena menganggap bahwa tindakan mereka bersikap lunak terhadap Kroasia dan Kosovo semata-mata untuk menghidarkan Yugoslavia dari tekanan dan isolasi dunia. Sayangnya, tindakan boikot itu di satu segi justru menutup kemungkinan adanya perubahan. Artinya, peranan Slobodan Milosevic akan tetap besar. Padahal, Miloseviclah, nasionalis sempit yang ingin mewujudkan Serbia Raya, yang menjadi batu sandungan terbesar krisis di Bosnia kini. Jadi, damai masih jauh tampaknya dari Bosnia. Insiden yang dialami pasukan PBB membuktikan bahwa badan internasional ini semakin luntur wibawanya. Hingga Kroasia pun, lewat pernyataan Presiden Kroasia Franjo Tudjman, pekan lalu, tak lagi bersuara simpatik pada pasukan PBB: pasukan keamanan PBB harus meningalkan wilayah Krosia paling lambat tahun depan. Jika tidak, pasukan Kroasia akan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan wilayah kedaulatannya. DP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus