Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PBB, Turki, dan Ukraina terus mendesak agar kesepakatan pengiriman gandum dan jenis biji-bijian lainnya di Laut Hitam, dijalankan. Delegasi dari ketiga negara menyetujui rencana pergerakan 16 kapal yang berada di perairan Turki pada Senin, 31 Oktober 2022 atau tak lama setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rusia memilih keluar dari perjanjian pengiriman gandung dan biji-bijian lainnya dari Laut Hitam pada Sabtu, 29 Oktober 2022, untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Moskow meyakini pakta itu tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil yang bepergian setelah serangan terhadap kapal Black Armada laut.
Kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone yang membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, 3 Agustus 2022. Sebelumnya, sebanyak 16 kapal yang membawa muatan gandum dan biji-bijian berangkat dari pelabuhan Odesa di Ukraina, pada 1 Agustus lalu di tengah invasi Rusia. REUTERS/Mehmet Emin Caliskan
Sebelumnya pada Minggu, 30 Oktober 2022, Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) - yang terdiri dari pejabat di PBB, Turki, Rusia dan Ukraina (tidak termasuk Moskow), telah menyepakati beroperasinya kapal pembawa biji-bijian pada Senin, 31 Oktober 2022. PBB mengkonfirmasi pergerakan ke-16 kapal tersebut, termasuk 12 keluar dan 4 masuk.
Pejabat Rusia di JCC disebut telah diberitahu tentang rencana tersebut. Adapun selain rencana itu, PBB, Turki, dan Ukraina juga berniat untuk memeriksa 40 kapal keluar pada Senin, 31 Oktober 2022.
"Semua peserta berkoordinasi dengan militer masing-masing dan otoritas terkait lainnya untuk memastikan perjalanan yang aman dari kapal-kapal komersial tersebut di bawah kesepakatan," tulis pernyataan JCC.
Berdasarkan kesepakatan Laut Hitam pada Juli 2022, JCC menyetujui pergerakan kapal dan memeriksa kapal. Lebih dari 9,5 juta ton jagung, gandum, produk bunga matahari, barley, rapeseed, dan kedelai telah diekspor sejak komitmen itu dicapai.
Menyusul langkah Rusia kemarin, harga gandum di pasar komoditas internasional diperkirakan melonjak pada Senin ini. Para analis melihat itu karena Rusia dan Ukraina adalah salah satu eksportir gandum terbesar di dunia.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar telah melakukan kontak dengan rekan-rekannya dari Rusia dan Ukraina untuk mencoba dan menyelamatkan perjanjian. Kementerian Pertahanan Turki juga menyebut negaranya telah meminta pihak-pihak agar menghindari provokasi.
NATO dan Uni Eropa mendesak Rusia agar mau mempertimbangkan kembali keputusannya. Sedangkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Sabtu, 30 Oktober 2022, menyebut langkah Rusia keterlaluan.
Sementara Duta Besar Rusia untuk Washington, tidak terima dengan komentar Amerika soal sikap Moskow ini. Dia menyebut respon Amerika Serikat terlalu berlebihan dan membuat pernyataan palsu tentang langkah Moskow.
REUTERS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.