Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelantikan presiden terpilih Donald Trump pada hari Senin, 20 Januari 2025 dilaksanakan di dalam Gedung Capitol AS dan bukan di luar ruangan sebagaimana yang dilakukan para pendahulunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Donald Trump sendiri mengkonfirmasi hal ini dengan menyebut cuaca yang begitu dingin di negara tersebut sebagai alasan. Lantas, pernah kah hal serupa terjadi sebelumnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai informasi, upacara pelantikan Presiden AS yang ke-47 tersebut awalnya direncanakan berlangsung di luar ruangan, di bagian barat Gedung Capitol AS, menghadap taman yang disebut National Mall di Washington, DC. Hal ini, merupakan rangkaian yang umum dilakukan oleh Presiden AS sebelum-sebelumnya.
Namun, suhu yang sangat dingin menjadi alasan Trump mempertimbangkan ulang keputusannya. Pada hari Jumat, dengan alasan kekhawatiran akan keselamatan, ia mengumumkan bahwa upacara akan dipindahkan ke dalam ruangan di Rotunda Capitol, di bawah kubah setinggi 88 meter (288 kaki).
“Ada gelombang udara Arktik yang melanda negara ini. Saya tidak ingin melihat orang terluka atau cedera dalam bentuk apa pun,” kata Trump di platform Truth Social miliknya pada hari Jumat, 17 Januari 2025 seperti dikutip dari Reuters.
“Oleh karena itu, saya telah memerintahkan agar Pidato Pelantikan, serta doa dan pidato lainnya, disampaikan di Rotunda Capitol Amerika Serikat,” kata dia.
Seberapa dingin suhunya?
Perkiraan awal menunjukkan bahwa pelantikan kedua Trump bisa menjadi salah satu yang terdingin dalam beberapa dekade terakhir, karena pusaran kutub melanda AS.
Pada hari Jumat, Layanan Cuaca Nasional memperkirakan suhu pada hari Senin siang akan berada di sekitar -6 derajat Celsius, atau 22 derajat Fahrenheit, menurut laporan Al-Jazeera. Tetapi diperkirakan akan terasa lebih dingin lagi karena pengaruh angin dingin.
Trump membandingkan situasinya dengan Reagan dalam unggahan di media sosial pada hari Jumat tersebut. Dia juga menjelaskan masalah kapasitas ruangan di Rotunda yang terbatas.
Sekitar 250.000 tamu telah memiliki tiket untuk menyaksikan pelantikan di sekitar tangga Capitol sesuai rencana awal. Trump mengonfirmasi bahwa "berbagai Dignitaris dan Tamu" akan tetap hadir di Rotunda untuk menyaksikan upacara secara langsung.
“Ini akan menjadi pengalaman yang sangat indah bagi semua orang, dan terutama bagi penonton televisi yang besar!” tulis Trump.
Namun, tamu lain yang hadir langsung diminta untuk pergi ke Capitol One Arena, di mana upacara akan disiarkan langsung. “Saya akan bergabung dengan kerumunan di Capital One setelah pelantikan saya,” ujar Trump menambahkan.
Gedung Capitol AS telah menjadi tempat pelantikan presiden sebanyak 55 kali, dengan 34 upacara dilakukan di East Portico, bagian depan gedung. Hanya beberapa yang diadakan di dalam ruangan, dan ketika itu terjadi, ruang Senat dan ruang Dewan Perwakilan Rakyat digunakan sebagai latar.
Pernah Terjadi Sebelumnya
Hal serupa pernah terjadi puluhan tahun silam. Terakhir kali adalah pada tahun 1985, ketika mantan Presiden Ronald Reagan yang juga berasal dari Partai Republik dilantik untuk masa jabatan kedua, juga menghadapi cuaca yang sangat dingin, bahkan lebih dingin dari yang diperkirakan pada hari Senin.
Hal tersebut membuat upacara pelantikan dipindahkan ke dalam ruangan, di mana saat itu suhu dingin pada sore hari tercatat turun mencapai minus 10 hingga minus 20 derajat Fahrenheit (minus 23 hingga minus 29 derajat Celsius), ditambah dengan angin dingin membuat udara terasa lebih membeku.
Sementara itu, pelantikan terakhir yang dipindahkan ke dalam ruangan sebelum Reagan terjadi 76 tahun sebelumnya, yakni William Taft pada tahun 1909 sebagai Presiden AS yang ke-27, saat badai salju melanda Washington malam sebelumnya, seperti dikutip dari Politico.
Di tengah suhu yang sangat dingin, dengan 10 inci salju menyelimuti halaman Gedung Capitol AS, upacara pelantikan dipindahkan ke ruang Senat, sehingga membatasi jumlah orang yang dapat hadir.
Jauh mundur ke belakang, ada pula James Monroe, presiden Amerika Serikat ke-5, yang secara khusus mengadakan pelantikannya yang kedua pada tahun 1821 di dalam ruang sidang DPR di tengah badai salju, menurut arsip pemerintah, seperti dilaporkan oleh People.
Di sisi lain, cuaca dingin juga pernah terjadi di banyak pelantikan Presiden sebelumnya, meski tidak berujung pada pemindahan lokasi pelaksanaan.
REUTERS I ALJAZEERA
Pilihan editor: Ngegas, Hari Pertama Menjabat Donald Trump Keluarkan AS dari WHO