Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota Garda Nasional Udara Amerika Serikat (AS) berusia 21 tahun, Jack Teixeira, yang menghadapi tuntutan pidana karena membocorkan dokumen AS yang berisi catatan intelijen militer rahasia secara online akan tetap berada di penjara untuk saat ini, menurut pengajuan pengadilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jack Douglas Teixeira dari North Dighton, Massachusetts, dijadwalkan hadir di pengadilan federal di Boston, Rabu, 19 April 2023, dalam sidang untuk menentukan apakah dia akan tetap dipenjara sambil menunggu persidangan setelah jaksa federal dalam kasus tersebut memberitahu Hakim Hakim AS David Hennessy bahwa mereka bermaksud untuk mencari penahanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, sekitar dua jam sebelumnya, tim pembela umum federal Jack Teixeira mengajukan permohonan kepada hakim untuk menunda sidang penahanan selama dua minggu karena mereka membutuhkan "lebih banyak waktu untuk menangani masalah yang ada dengan permintaan penahanan dari pemerintah."
Masih harus dilihat apakah Teixeira akan memilih untuk menantang permohonan penahanan pemerintah atau tidak. Dia masih akan hadir di hadapan hakim pada pukul 11.00 waktu setempat setelah dia meminta untuk melepaskan haknya untuk sidang pendahuluan.
Jack Teixeira ditahan sejak Kamis lalu
Teixeira ditahan Kamis lalu di rumahnya oleh agen-agen FBI bersenjata tanpa perlawanan. Dokumen rahasia yang bocor di jantung kasus ini diyakini sebagai pelanggaran keamanan AS yang paling serius sejak lebih dari 700.000 dokumen, video, dan kabel diplomatik muncul di situs WikiLeaks pada tahun 2010. Pentagon menyebut kebocoran itu sebagai "tindakan kriminal yang disengaja. "
Kasus pidana yang diumumkan pada Jumat menuntut Teixeira dengan satu dakwaan melanggar Undang-Undang Spionase terkait dengan penyalinan dan pengiriman materi pertahanan yang sensitif secara tidak sah, dan dakwaan kedua terkait dengan pemindahan materi pertahanan yang melanggar hukum ke lokasi yang tidak sah.
Pakar hukum memperkirakan dia kemungkinan akan menghadapi lebih banyak dakwaan di masa depan karena bukti tambahan diajukan dari waktu ke waktu ke dewan juri. Pelanggaran Undang-Undang Spionase dapat dihukum hingga 10 tahun penjara. Lalu, apa sebenarnya motif Jack Teixeira bocorkan dokumen rahasia AS?
Motif Jack Teixeira bocorkan dokumen rahasia AS
Jika melihat ke belakang, Teixeira bukan orang pertama yang membocorkan dokumen rahasia AS. Ia memiliki tiga pendahulu yang menggegerkan dunia intelijen AS, setidaknya sejak 2010.
Seperti Jack Teixeira, ketiga pendahulunya tidak punya posisi penting dalam badan-badan intelijen, yaitu Chelsea Manning, Edward Snowden, dan Reality Leigh Winner. Mereka adalah orang-orang yang bekerja di posisi yang relatif rendah dan hampir tak diperhatikan siapapun tetapi menikmati akses istimewa ke dokumen-dokumen rahasia.
Selama dekade terakhir, Edward Snowden, Chelsea Manning, dan Reality Winner adalah contoh menonjol pegawai dan kontraktor pemerintah AS yang bermotivasi ideologis yang secara ilegal mengambil dokumen rahasia dan mempublikasikannya dalam upaya untuk mengubah kebijakan atau praktik AS. Dalam kasus Snowden, misalnya, ia memprotes tindakan pengawasan AS terhadap rakyatnya yang ia anggap sebagai pelanggaran berat terhadap hak konstitusional.
Tetapi, Jack Teixeira tidak membuat klaim seperti para pendahulunya. Setidaknya itu menurut teman-teman yang menghabiskan waktu bersamanya di ruang obrolan di Discord. Teixeira memang kerap mengkritik beberapa kebijakan AS, tetapi tindakan pembocorannya diduga bukan didorong oleh ideologi maupun aktivitas politik, melainkan hasrat untuk membuktikan diri pada teman-teman onlinenya. Sebuah alasan yang menggugurkannya sebagai whistle blower.
IDA ROSDALINA