Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pemilu tujuh lembar

Polandia melonggarkan demokrasi. pada putaran pertama pemilu, serikat buruh solidaritas memenangkan mutlak. lech walesa mengimbau pengikutnya memilih partai komunis dan bersikap luwes.

10 Juni 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH hampir empat dekade tak mencoblos kertas pemilihan, Ahad lalu, sekitar 27 juta pemilih antre di tempat-tempat pemungutan suara di seluruh Polandia. Tak heran bila sebagian calon pemilih sibuk menanyakan prosedur pemilihan kepada sukarelawan Serikat Buruh Solidaritas, yang berjaga-jaga di luar kamar pemungutan suara. "Baru kali ini aku mengikuti pemilu sepanjang hidupku," kata seorang pemilih berusia setengah abad . "Mudah-mudahan tidak bingung." Pemilu paling demokratis pertama di negeri sosialis ini, yang digambarkan Pemimpin Polandia Jenderal Wojciech Jaruzelski sebagai "langkah besar menuju demokrasi", memang membingungkan banyak pemilih. Itu karena pemilih, yang kebanyakan kaum buruh dan petani, diharuskan memilih calon mereka dari 120 nama yang terdaftar dalam tujuh lembar kertas suara dengan cara mencoret kandidat yang tak dikehendaki. "Banyak pemilih tak tahu memilih siapa, karena calonnya terlalu banyak," ujar seorang pemilih di Kota Parysow. Saking bingung oleh banyaknya calon, seorang pemilih wanita di sebuah daerah pemilihan menangis kecewa setelah menyadari nama yang tidak dicoretnya adalah kandidat Partai Komunis Polandia. Maka, di daerah pemilihan Kota Ursus, yang juga merupakan daerah basis Solidaritas, banyak pemilih berpedoman mencoret semua nama yang tercetak merah -- nama calon Partai Komunis. Semua nama terpilih pada pemilu putaran pertama, Minggu lalu, yang berjumlah 1.760 orang, masih akan bertarung lagi memperebutkan sepertiga dari 460 kursi parlemen (Sejm), minggu depan. Seperti disepakati dalam pertemuan antara wakil Solidaritas dan pemerintah, April lalu, hanya 35% kursi anggota parlemen yang bisa diperebutkan peserta pemilu. Sisanya masih tetap menjadi jatah wakil-wakil Partai Komunis Polandia. Lolos dari "seleksi" kedua ini, baru seorang kandidat resmi menjadi wakil rakyat. Satu-satunya kemungkinan kelompok oposisi meraih kemenangan besar dalam pemilu ini adalah dalam perebutan kursi senator, yang dihidupkan lagi setelah dihapus sejak Perang Dunia II, karena 558 calon unggulan peserta pemilu punya hak yang sama untuk meraih 100 kursi yang diperebutkan. Keseratus senator terpilih akan mewakili daerah asal masing-masing dalam senat. Dalam hasil penghitungan sementara yang dilaporkan dari Warsawa Senin malam, pada pemilu putaran pertama ini Solidaritas memperoleh kemenangan mutlak dengan merebut 80% suara. Sementara itu, 35 calon yang dipersiapkan Partai Komunis Polandia untuk menambah jatah suara di parlemen, di antaranya Perdana Menteri Mieczyslaw Rakowski dan Menteri Dalam Negeri Jenderal Czeslaw Kiszczak, harus berjuang keras mempengaruhi calon pemilih menjelang mereka memasuki kamar pencoblosan lagi. Melihat perimbangan hasil suara yang mencolok itu, orang kuat Solidaritas, Lech Walesa, terpaksa mengimbau pengikutnya agar memilih calon-calon Partai Komunis. "Saya cukup puas bila Solidaritas menang 70% di senat dan 25% di parlemen," ujar Walesa seusai memberikan suara bersama istrinya, Danuta, di Oliwa, Gdansk. Imbauan itu disampaikan Walesa mengingat banyak yang mencemaskan buntut kemenangan serikat buruh yang dipimpinnya. "Tindakan pihak penguasa sulit diduga," ujar Wojciech Lobodzinski, wakil Solidaritas dalam panitia penyelenggara pemilu di Mokotow. Sementara itu, Ketua Komite Pemilu Solidaritas, Jan Litynski, bahkan memperkirakan penguasa bakal minta sistem pemilihan diubah dengan sistem yang menguntungkan Partai Komunis Polandia. Benar juga. Selasa lalu, juru bicara Partai Komunis Polandia, Jan Bisztyga, menjelaskan bahwa pihaknya tetap konsisten dan tak akan mundur dari jalur demokrasi dan reformasi." Tak lupa ia mengingatkan tawaran Jaruzelski tentang sebuah pemerintahan koalisi -- usul yang ditentang penasihat Solidaritas, Bronislaw Geremek. "Kami tetap serikat buruh bebas," kata Geremek. Beda dengan Geremek, Walesa malah mengimbau pengikutnya agar bersikap luwes. Alasannya, agar proses reformasi yang disetujui bersama pihak penguasa berjalan lancar. "Pemilu ini bukan untuk memecah-belah," ujarnya. Bila perimbangan sementara itu tetap tak tergoyahkan minggu depan, wakil-wakil Solidaritas di parlemen dan senat bisa menyulitkan kedudukan penguasa Polandia. Senat bisa mengesahkan atau menolak rancangan undang-undang yang diajukan parlemen, yang didominasi Partai Komunis Polandia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus