Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan dia yakin pasukan Rusia akan memiliki kendali penuh atas pabrik baja Azovstal di Mariupol pada Kamis 21 April 2022. Azovstal, adalah benteng utama Ukraina yang tersisa di Mariupol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebelum makan siang, atau setelah makan siang, Azovstal akan sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Federasi Rusia," kata Kadyrov seperti dikutip kantor berita Interfax.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kadyrov adalah presiden Republik Chechnya, unit otonom Federasi Rusia yang terletak di Kaukasus utara. Rusia telah memanfaatkan pejuang Chechnya dalam invasi ke Ukraina.
Pejabat Ukraina mengatakan pada Selasa bahwa Rusia menyerang pabrik baja Azovstal dengan bom penghancur bunker, mengetahui bahwa ada ribuan tentara dan warga sipil yang berlindung di sana.
Pasukan Ukraina telah bertahan di pabrik baja di kota pelabuhan yang terkepung selama berminggu-minggu. Namun, mereka telah kehabisan amunisi dan pasokan utama.
Seorang komandan mengatakan pada Rabu bahwa marinirnya "mungkin menghadapi hari-hari terakhir [mereka], jika tidak berjam-jam."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menambahkan pada Rabu bahwa angkatan bersenjata negaranya tidak mampu membuka blokir pengepungan Rusia di Mariupol tanpa bantuan dari sekutu barat.
Demi keselamatan tentara dan warga Mariupol, Zelensky juga mengatakan bersedia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia telah mengeluarkan seruan lain bagi para pembela kota untuk menyerah dan menawarkan gencatan senjata untuk mengevakuasi warga sipil pada Rabu. Adapun Ukraina justru menyerukan putaran pembicaraan khusus tanpa prasyarat di kota tersebut.
Mariupol telah dibombardir tanpa henti selama berminggu-minggu. Ini adalah target strategis bagi Rusia yang akan memungkinkan Moskow untuk membangun kendali atas wilayah yang menghubungkan Donbas di tenggara Ukraina untuk mencaplok Krimea.
Baca juga: Ukraina Ajak Rusia Berunding di Mariupol
SUMBER: AL ARABIYA | REUTERS