Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengklaim kemenangan di Mariupol, Ukraina. Setelah dua bulan dikepung pasukan Rusia, Putin memerintahkan penyerbuan ke pabrik Azovstal di Mariupol dibatalkan. Namun ia ingin pabrik baja itu diblokade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anda berhasil menyelesaikan pertempuran untuk membebaskan Mariupol. Izinkan saya memberi selamat pada kesempatan ini dan tolong sampaikan ucapan selamat saya kepada pasukan," kata Putin kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya menganggap usulan penyerbuan kawasan industri tidak perlu. Saya memerintahkan Anda untuk membatalkannya," katanya dilansir dari Reutes, Kamis, 21 April 2022. "Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini. Blokir kawasan industri ini sehingga bahkan seekor lalat pun tidak bisa masuk."
Menurut penasihat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, keputusan Putin membatalkan penyerbuan ke Mariupol, menunjukkan Rusia tak mampu mengalahkan mereka. "Mereka (Rusia) secara fisik tidak dapat mengambil Azovstal, mereka telah mengalami kerugian besar di sana dan mereka memahami," katanya.
"Pejuang kami akan terus menahan Rusia." Dia juga mengomentari langkah Putin yang disebutnya menunjukkan kecenderungan skizofrenia.
Mariupol sebelumnya adalah rumah bagi 400.000 orang. Kota ini menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara Rusia Ukraina. Ratusan ribu warga sipil menjadi korban selama pengepungan dan pemboman oleh Rusia.
Jalan-jalan dipenuhi mayat dan hampir semua bangunan hancur. Penduduk Mariupol meringkuk kedinginan saat berlindung di bawah tanah dan hanya keluar dari persembunyian untuk menngubur mayat atau memasak sisa makanan.
Ukraina memperkirakan puluhan ribu warga sipil tewas di Mariupol. Beberapa di antaranya telah dikubur di kuburan massal, yang lain dipindahkan dari jalan-jalan oleh pasukan Rusia menggunakan truk kremasi untuk membakar mayat. PBB dan Palang Merah mengatakan jumlah korban sipil masih belum diketahui, namun diperkirakan mencapai ribuan orang.
Shoigu mengatakan kepada Putin bahwa Rusia telah membunuh lebih dari 4.000 tentara Ukraina, sebanyak 1.478 orang telah menyerahkan diri. Angka-angka itu tidak dapat diverifikasi. Dua dari mereka yang menyerah adalah orang Inggris.
Dia memperkirakan 2.000 tentara Ukraina masih berada di dalam Azovstal, salah satu fasilitas metalurgi terbesar di Eropa, seluas 11 km persegi dengan bangunan besar, bunker bawah tanah, dan terowongan.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan 1.000 warga sipil dan 500 tentara yang terluka harus segera dibawa keluar dari pabrik. Ia menyalahkan pasukan Rusia karena gagal membangun koridor aman yang telah disepakati.
Mariupol adalah wilayah strategis. Bila Rusia berhasil menguasai Mariupol maka akan menghubungkan wilayah yang dipegang oleh separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas Ukraina timur dan Krimea.
Baca: Sekjen PBB Kirim Surat Ingin Bertemu Putin dan Zelensky
REUTERS