Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran Los Angeles yang dahsyat berkobar sejak Selasa, 7 Januari 2025. Peristiwa ini menyita perhatian masyarakat dunia, karena hingga masuk pekan ketiga api kebakaran di Los Angeles belum padam. Puluhan ribu hektar di enam wilayah dilaporkan hangus, merusak sedikitnya belasan ribu bangunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Senin kemarin, ratusan petugas pemadam kebakaran Los Angeles bersiap menghadapi angin kencang pada pekan ini yang diperkirakan akan memicu dua kebakaran hutan dahsyat. Embusan angin kering Santa Ana berkecepatan 45 hingga 70 mil per jam diperkirakan akan berlangsung mulai Senin hingga Rabu, menurut Badan Cuaca Nasional yang dilansir dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari 8.500 petugas pemadam kebakaran memadamkan api dari udara dan darat, mencegah kebakaran hebat di kedua ujung Los Angeles menyebar dalam semalam. Namun Badan Cuaca Nasional di Los Angeles memperingatkan, kondisi itu adalah yang terburuk.
“Kita belum aman,” kata Kepala Pemadam Kebakaran Kota Los Angeles Kristin Crowley kepada penduduk Los Angeles.
Para pejabat mengatakan negara bagian itu telah menempatkan kru pemadam kebakaran di daerah-daerah yang rawan. Petugas tidak hanya berada di Los Angeles tetapi juga di daerah-daerah lain di California Selatan yang berada dalam bahaya kebakaran tinggi.
Korban Kebakaran Bingung Mencari Tempat Tinggal
Ribuan warga Angelenos kehilangan tempat tinggal mereka dalam beberapa kebakaran Los Angeles paling merusak dalam sejarah California. Setelah kebakaran, harga sewa melonjak dan ketidakpastian atas penyelesaian asuransi membuat beberapa orang yang kehilangan tempat tinggal berada dalam ketidakpastian.
Dalam wawancara dengan Reuters, John Adolph, seorang produser video berusia 48 tahun, beserta istri, dua anak kecil dan dua anjingnya tinggal bersama teman sejak mengungsi dari rumah mereka di Altadena seminggu yang lalu.
"Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa kami selamat, tetapi kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya. "Kami berdua beruntung, pekerjaan kami masih ada di sini. Saya tahu banyak orang yang kehilangan mata pencaharian mereka dan harus memulai dari awal. Kami masih bekerja,” kata dia.
John mulai melihat apartemen sewaan, namun sudah ada enam keluarga yang mengantre di depan mereka. "Ini benar-benar gila," kata Adolph.
Ida Rosdalina dan Hendrik Khoirul Muhid turut berkontribusi dalam penulisna artikel ini