Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pendukung presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, mengadopsi slogan "Hentikan Pencurian" yang dipopulerkan oleh para pendukung presiden terpilih AS Donald Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, mengadopsi slogan “StopTheSteal” atau "Hentikan Pencurian" yang dipopulerkan oleh para pendukung Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Seperti dilansir Reuters pada Jumat 3 Januari 2025, mereka berharap Trump akan membantu Yoon yang sedang menghadapi ancaman penjara hingga hukuman mati akibat deklarasi militer yang gagal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika para pendukung Yoon berkumpul di luar kediamannya pada Jumat dini hari untuk mencegah penangkapannya, beberapa orang membawa tanda dalam bahasa Inggris bertuliskan "Hentikan Pencurian.” Ini sebuah slogan yang digunakan para pendukung Trump untuk mempertanyakan hasil pemilihan presiden AS pada 2020 yang memenangkan Joe Biden dari Partai Demokrat.
Pyeong In-su, 71 tahun, memegang bendera Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan tulisan "Ayo pergi bersama" dalam bahasa Inggris dan Korea. Ia mengatakan menantikan kembalinya Trump untuk menyelamatkan Yoon.
“Saya berharap Trump akan segera menjabat dan bersuara melawan kecurangan pemilu di negara kita dan di seluruh dunia sehingga dapat membantu Presiden Yoon untuk kembali (berkuasa) dengan cepat,” kata Pyeong kepada Reuters.
Yoon menghindari penangkapan pada Jumat setelah pengawal presiden dan tentara menghalangi upaya untuk melaksanakan surat perintah pengadilan dalam penyelidikan pemberontakan menyusul darurat militer yang berumur pendek pada 3 Desember.
Trump, yang akan menjabat untuk masa jabatan kedua pada 21 Januari, belum mengomentari situasi Yoon dan tidak ada hubungan yang jelas antara tim kampanyenya dan para pendukung Yoon.
Namun, penelusuran untuk tagar #StopTheSteal atau "penipuan pemilu" dalam bahasa Korea di platform media sosial X menunjukkan postingan terbaru yang diunggah dari warga Korea yang menampilkan meme yang desainnya tampaknya terinspirasi oleh tanda "Make America Great Again" milik Trump.
Pembelaan Yoon atas tindakannya juga memiliki kemiripan dengan retorika politik Trump yang mengutip kemungkinan adanya penyimpangan dalam pemungutan suara dan membela negara dari musuh di dalam dan luar.
Meskipun Yoon tidak menyebutkan masalah pemilu dalam deklarasi awal darurat militernya, ia mengirimkan ratusan tentara untuk menyerang Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) dan kemudian menuduh Korea Utara telah meretas NEC, namun tidak menyebutkan bukti.
Dia mengatakan serangan itu terdeteksi oleh Badan Intelijen Nasional. Namun komisi tersebut, sebuah badan independen, menolak untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan dan pemeriksaan sistemnya.
Peretasan tersebut menimbulkan keraguan terhadap integritas pemilihan parlemen pada April 2024 – dimana partainya kalah telak – dan menyebabkan dia mengumumkan darurat militer, katanya.
Saat itu komisi mengatakan dengan meningkatkan kecurigaan atas penyimpangan pemilu, Yoon melakukan "tindakan yang merugikan diri sendiri terhadap sistem pengawasan pemilu yang memilih dirinya sebagai presiden".
NEC mengatakan pihaknya telah berkonsultasi dengan agen mata-mata tersebut tahun lalu untuk mengatasi “kerentanan keamanan.” Namun, tidak ada tanda-tanda peretasan oleh Korea Utara yang membahayakan sistem pemilu, dan pemungutan suara dilakukan dengan kertas suara.
Masalah ini telah menjadi bahan pembicaraan utama bagi para pendukung Yoon yang mengatakan bahwa deklarasi darurat militer merupakan hal yang wajar, dan sekarang berharap kekhawatiran mereka akan sejalan dengan Trump.
“Dia benar-benar dapat membantu Presiden Yoon,” kata profesor universitas Lee Ho-chung, sambil menambahkan bahwa pembuat poster berbahasa Inggris “Stop The Steal” adalah orang Amerika dan Korea.
Sementara Seo Hye-kyoung yang memegang tanda "Hentikan Pencurian" dengan bendera Cina menyatakan bahwa "Orang Cina telah datang ke negara kami dan mencuri suara kami".
Ketika ditanya tentang penolakan publik NEC atas kecurangan pemilu, Seo mengatakan dia mempercayai Yoon. “Presiden bukanlah seseorang yang akan mengatakan sesuatu yang salah,” katanya.
Ratusan pengunjuk rasa pro-Yoon mengepung kompleks kepresidenan, beberapa di antaranya bermalam di suhu di bawah nol derajat, berharap dapat mencegah upaya penangkapan.
“Pemakzulan tidak sah,” teriak para pengunjuk rasa yang sebagian mengibarkan bendera Amerika, yang sering ditemukan dalam protes kelompok konservatif di negara tersebut.
Trump telah didakwa dua kali, namun dibebaskan.
Pilihan Editor: Upaya Menahan Yoon Suk Yeol Gagal