Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Peng chen naik, saifudin digusur

Peng chen, bekas walikota peking akan direhabilitasi. saifudin, tokoh yang paling tinggi jabatannya di sinkiang, dipecat. perjalanan politik saifudin sejak di us sampai menjadi anggota politbiro. (ln)

18 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEKING baru saja berpesta ria menyambut tahun kuda. Tahun baru imlek itu untuk pertama kalinya diperingati di daratan Cina sejak Revolusi Kebudayaan mengobrak-abrik semua yang berbau "lama" dan "kontra revolusioner." Udara pesta ternyata tidak saja bertiup di jalan-jalan dan toko-toko keperluan sehari-hari, tapi hembusan itu terasakan juga kesejukannya dalam gedung-gedung pemerintahan dan politik. Di tengah kesibukan mengganyang "komplotan empat" - pimpinan Chiang Ching, janda ketua Mao - Kongres Nasional Cina bersiap-siap melakukan sidang mereka yang ke lima. Ketika persiapan sedang berlangsung, Peking dilanda berita mengenai rehabilitasi sejumlah tokoh lama yang pernah menjadi korban pengganyangan "Revolusi Kebudayaan" dan "komplotan empat." Salah seorang yang kabamya bakal mendapatkan rehabilitasi itu adalah Peng Chen, bekas walikota Peking dan tokoh penting partai yang digusur oleh "Revolusi Kebudayaan." Setelah lama tidak diketahui di mana beradanya Peng Chen, 68 tahun, kini telah muncul di Peking. Korban Pertama Peng Chen merupakan seorang teoritikus ortodoks Marxis dan sangat anti Uni Soviet. Ia merupakan salah satu tokoh tinggi yang jadi korban pertama "Revolusi Kebudayaan". Ia mendahului kejatuhan Presiden Liu Shaochi, bahkan mendahului pula kejatuhan Teng Hsiao-ping. Peng Chen pun merupakan orang yang paling dekat dengan Teng Hsiao-ping. Para pengamat berpendapat, andaikata Peng Chen benar-benar direhabilitir, ini merupakan rehabilitasi orang terpenting setelah Teng Hsiaoping. Sementara itu kabar lain yang diterima melalui siaran radio yang berasal dari Urumchi (ibukota propinsi Sinkiang) diketahui bahwa Saifudin telah dipecat dari seluruh jabatannya di propinsi itu. Sejak lebih dari sepuluh tahun terakhir ini Saifudin telah menjadi orang yang paling tinggi kedudukannya di propinsi yang terletak di perbatasan. Sebelum digusur, kedudukannya memang tak tanggung-tanggung: Sekretaris Pertama Partai Propinsi, Ketua Komite Revolusioner Sinkiang, Sekretaris Pertama Daerah militer dan Komisaris Politik Militer untuk daerah itu. Siaran mengatakan bahwa Saifuddin telah digantikan oleh Wang Feng, orang yang baru tujuh bulan ditempatkan di sana dan menjadi wakil Saifuddin. Penggantian itu, menurut siaran tersebut, didasarkan atas "instruksi penting" pusat partai di bawah pimpinan Ketua Hua Kuo-feng. Menariknya, alasan pemberhentian Saifuddin ini mirip dengan alasan-alasan yang dikemukakan dalam pergantian pimpinan daerah di propinsipropinsi Kansu, Anhwei dan Heilingkiar beberapa waktu yang lalu. Di samping punya kedudukan penting di propinsinya, Saifuddin yang berusia 64 tahun dan punya banyak pengikut di daerah asalnya itu, juga berkedudukan sebagai anggota pengganti politbiro. Para wartawan asing di Peking melaporkan pula bahwa Saifuddin tak tampak hadir dalam suatu konperensi politik yang bersifat nasional di Peking barubaru ini. Padahal hampir seluruh anggota politbiro hadir dalam konperensi tersebut dan diketahui pula bahwa Saifudin pada waktu ini sedang berada di Peking. Kalau benar Saifudin kehilangan pula kedudukan politbironya, maka ia akan merupakan orang dengan kedudukan tinggi pertama yang menjadi korban pembersihan atas "Komplotan empat" janda Mao dan kawan-kawannya. Kedudukan Saifudin berada di "ujung tanduk" sejak tujuh bulan yang lalu, ketika Wang Feng diangkat sebagai wakilnya. Wang Feng ini dikenal sebagai "orang dekat" Teng Isiao-ping. Di awal tahun 60-an ia berkedudukan sebagai gubernur daerah otonomi (tempat suku-suku minoritas) Ninghsia Hui dan Kansu, ketua Badan Masalan-Masalah Suku Minoritas Wilayah Barat Daya dan Wakil Ketua Dewan Masalah-Masalah Minoritas Nasional. Wang terlempar dari kedudukan-kedudukan itu pada masa Revolusi Kebudayaan. Ia direhabilitasikan tujuh bulan lalu. Kedudukan pertama sejak ia dikembalikan adalan wakil Saifudin. Dalam masa tujuh bulan terakhir ini Saifudin jarang sekali muncul, baik di ibukota maupun di daerannya. Tugas-tugas administratip kebanyakan dikerjakan oleh Wang dan seorang tokoh tua lain, Jenderal Liu Chen. Walaupun demikian Saifudin masih terpilih juga sebagai anggota pengganti dalam politbiro. Ini mungkin untuk menariknya secara berangsur-angsur dari peredaran di daerahnya. Ia pun duduk pula sebagai anggota komite sentral. Hanya tiga bulan setelah ia diangkat menjadi salah satu anggota pengurus pusat partai itu, dalam Harian Rakyat muncullah sebuah artikel tentang sedang meluasnya "subversi Uni Soviet" di Sinkiang dan pujian untuk "kawan Saifudin' serta peringatan bahwa daerah Sinkiang harus siaga dalam menghadapi "kaum revisionis Uni Soviet." Sejak itu, kelihatannya nasib politik Saifudin sudah ditakdirkan dan ia jarang muncul di muka umum. Pemunculan di muka umum, terutama di hadapan para wartawan asing merupakan indikasi apakah seorang tokoh di RRC "masih terpakai" atau sudah "masuk kotak". Menjelang akhir tahun 1977 ia ternyata lebih sering berada di Peking ketimbang di Urumchi. Saifudin berasal dari keluarga pedagang mampu suku bangsa Uigur di kota Artush, distrik Kashgar. Ia memperoleh pendidikan dasarnya di Sinkiang, kemudian belajar ilmu politik pada Universitas Tashkent di Uni Soviet. Di sana, katanya, ia bergabung ke dalam Partai Komunis Uni Soviet. Di samping politik ia pun mempelajari hukum, lancar berbahasa Rusia. Konsultasi Politik Setelah kembali di Sinkiang, ia menggabungkan diri ke dalam Gerakan Pembebasan Uighur. Masa itu merupakan zaman kacau, karena kedatangan warlord Ma Chung-ying. Ia terpaksa menyeberangi perbatasan dan mengungsi ke wilayah Uni Soviet, dan kemudian tinggal untuk beberapa tahun di Afghanistan. Ketika Uni Soviet mengundurkan diri dari Sinkiang dan dikembalikannya wilayah tersebut ke tangan perintah Kuomintang, ia kembali dan giat lagi dalam politik. Dalam hulan Nopember 1944 di Sinkiang pecahlah "Pemberontakan Ili".Cerakan ini sangat anti dominasi Cina mendapat simpati dari Uni Soviet dan bertujuan mendirikan negara bebas yang dinamakan "Republik Turkestan Timur". Saifudin diangkat sebagai menteri pendidikan dalam gerakan tersebut. Akhirnya tercapai kompromi antara pemerintah nasionalalis dengan para pemberontak untuk membentuk pemerintah koalisi. Pemerintah semacam ini tak berumur panjang dan segera saja Saifudin menjadi tokoh gerakan anti Cina di wilayah ini. Itu terjadi pada tahun 1947 hanya dua tahun sebelum kaum komunis berkuasa. Ketika persiapan berdirinya RRC dilaksanakan pada bulan September 1949, Saifudin memimpin delegasi propinsinya. Dalam Rapat Konsultasi Politik ia hadir sebagai "undangan istimewa". Di muka rapat itu ia mengutarakan pendiriannya serta sekali lagi menyatakan bahwa "Gerakan Lli" adalah suatu gerakan pembebasan dan bukan suatu pemberontakan orang-orang Sinkiang yang bukan Cina melawan dominasi Cina. Sejak itulah Saifudin memperoleh kepercayaan penuh dari para penguasa komunis RRC dan bintangnya membumbung terus. Ia menjadi anggota Partai Komunis Cina pada tahun 1950 dan terpilih sebagai anggota pengganti Komite Sentral pada kongres PKC ke-8, anggota Komite Sentral dalam kongres ke-9. Berturut-turut ia pun terpilih sebagai anggota pengganti Politbiro dalam kongres partai yang ke-9 dan ke- 10. Belum jelas benar apa alasan pemecatannya. Tapi Kantor Berita Hsinhua ada menyiarkan tuduhan bahwa "Komplotan empat" telah melakukan campur tangan terhadap kebijaksanaan partai mengenai suku-suku minoritas. Katanya, Chiang Ching dan kawan-kawannya telah memaksakan apa yang disebut mereka itu sebagai "perubahanperubahan" baik dalam bahasa maupun dalam adat kebiasaan suku minoritas. "Komplotan empat," tulis sinhua, "telah melakukan hal-hal yang mengakibatkan kekacauan di wilayah-wilayah hangsa minoritas."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus