Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pentolan dan pendiri Pink Floyd, Roger Waters, bersama ratusan pengunjuk rasa lain termasuk perancang busana terkenal Vivienne Westwood, melakukan aksi di London pada Sabtu kemarin meminta pendiri WikiLeaks Julian Assange dibebaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengadilan London memulai sidang pada hari Senin untuk memutuskan apakah Assange, pria kelahiran Australia, harus diekstradisi ke Amerika Serikat setelah hampir satu dekade pasca WikiLeaks membuat marah Washington dengan menerbitkan dokumen rahasia AS, menurut laporan Reuters, 23 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekstradisi Julian Assange ke AS akan membunyikan lonceng kematian bagi jurnalisme investigatif dan supremasi hukum, kata pendiri Pink Floyd, Roger Waters, kepada RT sebelum aksi unjuk rasa di London.
Rogers Waters mengatakan ekstradisi Assange sama saja memberi makan Assange ke mulut serigala.
"Jika mereka mengekstradisi Julian dan membunuhnya di Amerika, itu adalah lonceng kematian yurisprudensi di negara ini," katanya. "(Kasus Assange) tidak ada hubungannya dengan hukum, itu bukan proses hukum sama sekali. Ini lelucon dan menjijikkan...Itu membuat saya malu menjadi orang Inggris," lanjut Roger Waters
Julian Assange, pria 48 tahun yang menghabiskan tujuh tahun bersembunyi di kedutaan besar Ekuador di London sebelum diseret April lalu, dicari oleh AS dengan 18 tuduhan kriminal bersekongkol untuk meretas komputer pemerintah dan melanggar hukum spionase. Assange terancam penjara 175 tahun jika terbukti bersalah.
Protes membela pendiri WikiLeaks, Julian Assange, Sabtu, 22 Februari 2020 di London, Inggris. Sumber: Sputinik News
Ada pro kontra tentang Assange. Dia dianggap pahlawan bagi pengagumnya karena telah mengekspos penyalahgunaan kekuasaan. Sementara bagi kritikus, Assange dianggap sebagai musuh negara yang berbahaya yang telah merusak keamanan Barat.
Pengunjuk rasa mengibarkan plakat yang menyatakan "Jurnalisme bukan kejahatan" dan "Kebenaran akan membebaskan Anda", ketika para pengunjuk rasa pada hari Sabtu berbaris dari Gedung Australia ke Parliament Square di mana mereka disapa oleh ayah Assange, John Shipton.
Shipton mengatakan pengurungan panjang Assange di dalam ruangan telah merusak kesehatannya dan kekhawatiran bahwa mengirim putranya ke Amerika Serikat akan mirip dengan hukuman mati.
Pada hari Kamis, Dunja Mijatovic, Dewan Komisioner Hak Asasi Manusia Eropa, mengatakan Assange tidak boleh diekstradisi karena itu akan memiliki efek mengerikan pada kebebasan pers.
Julian Assange bermain dengan kucingnya.[The Verge]
Pada hari Jumat, pengacara Assange Eric Dupond-Moretti mengatakan kepada radio Europe 1 bahwa tim hukum Assange akan melakukan kontak dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membuat kasus bagi Assange untuk mendapatkan suaka di Prancis.
Assange mengatakan anak bungsunya dan ibu anak itu adalah orang Prancis tetapi permintaan suaka sebelumnya ditolak oleh Prancis pada tahun 2015.
Para pendukung Assange sedikit menerima harapan minggu ini di tengah laporan bahwa Assange mungkin mendapat grasi dari Presiden AS Donald Trump.
Tetapi Gedung Putih cepat menyangkal bahwa Trump telah menawarkan grasi untuk Assange jika dia mengatakan bahwa Rusia tidak terlibat dalam kebocoran email yang merusak kampanye presiden Hillary Clinton 2016 melawan Trump.
Sidang ekstradisi Julian Assange di Woolwich Crown Court akan diadakan dalam dua bagian, sidang kedua Julian Assange tidak akan dimulai sampai Mei untuk memungkinkan kedua belah pihak lebih banyak waktu untuk mengumpulkan bukti.