Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Simpatisan pendiri WikiLeaks Julian Assange melakukan aksi protes dengan membentuk rantai manusia di luar gedung parlemen Inggris pada Sabtu, 9 Oktober 2022. Dalam aksi itu, demonstran menuntut diakhirinya upaya Amerika Serikat yang ingin mengekstradisi Assange agar bisa menghadapi tuntutan pidana di Negeri Abang Sam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara ratusan pengunjuk rasa, ada Jeremy Corbyn, mantan Ketua Partai Buruh, yakni kubu oposisi Inggris. Demonstran berkumpul dalam barisan yang membentang dari pagar pembatas parlemen dan melintasi Jembatan Westminster menuju ke sisi lain Sungai Thames.
Julian Assange. AP/Sang Tan, File
Istri Assange, Stella Assange, mengatakan pemerintah Inggris harus berdialog dengan pihak berwenang di Amerika Serikat agar mereka mau mengakhiri tawaran ekstradisi yang diterbitkan pada 2019.
Assange, 51 tahun, adalah warga negara Australia, yang paling diburu oleh otoritas Amerika Serikat. Assange dikenai 18 tuduhan, di antaranya tuduhan mata-mata karena mempublikasi di WikiLeaks catatan rahasia militer Amerika Serikat serta diplomatik.
"Ini sudah berlangsung selama 3,5 tahun. Hal ini menjadi noda di Inggris dan merupakan noda pada pemerintahan Biden," katanya.
Para pendukung Assange di Amerika akan melakukan protes pada Sabtu, 8 Oktober 2022, waktu setempat, di luar gedung Kementerian Kehakiman Amerika Serikat di Washington. Washington mengatakan Assange adalah orang yang membahayakan.
Akan tetapi, para pendukungnya mengatakan Assange hanyalah korban. Sebab dia mengungkap kesalahan Amerika dalam konflik di Afghanistan dan Irak.
Tim hukum Assange telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Inggris terhadap keputusan London untuk mengekstradisi dia.
REUTERS | NESA AQILA
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini