Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Penyebar Teror Di Negeri Ratu

Sejak negara Irlandia terbentuk, Ira berdiri dengan tujuan ingin memisahkan diri dari Inggris dan bergabung dengan Irlandia. Ira semakin ganas dan menjadi biang teroris di Inggris. (ln)

20 Oktober 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIMA hari menjelang Natal 1983, sebuah bom meledak di salah satu gerbang Harrods, pusat perbelanjaan paling ramai di London. Lima orang tewas, 80 cedera. Setengah jam sebelumnya ada perimgatan lewat telepon, yang menyatakan bahwa ada bom di dalam dan di luar Harrods, bahkan dua lagi di Jalan Oxford. Pencarian segera dilakukan tapi tanpa hasil. IRA dari Dublin mengaku bertanggung jawab untuk ledakan di Harrods dan kemudian di Chelsea yang menewaskan dua polisi. Majalah The Economist menyimpulkan, IRA sekarang bukan lagi suatu kekuatan perjuangan, tapi sudah tercerai-berai dalam sel-sel yang tidak punya hubungan ke pusat organisasi, juga tidak punya kontak satu dengan yang lain. Biarpun kian lemah, teror yang dilancarkannya masih berbahaya. Apalagi teror mengambil tempat di Inggris, bukan di Irlandla Utara, daerah asal IRA. Mengapa Inggris terus diincar? IRA, yang didirikan 1919, bertujuan membebaskan Irlandia dari Inggris. Dengan taktik gerilya, tiga tahun kemudian, tuntutan mereka terpenuhi. Negara Irlandia terbentuk. Celakanya, dari 32 wilayah, hanya 26 yang mau bergabung dengan negara baru itu. Selebihnya, yang berada di Irlandia Utara, terpisah - kenyataan yang sangat menjengkelkan IRA. Setelah terjadi konflik yang semakin tajam, pada 1923 IRA bergerak ilegal dengan tujuan menggabungkan Irlandia Utara dengan negara Irlandia yang baru itu. Dalam perkembangan selanjutnya, IRA dinyatakan terlarang, tapi mereka semakin militan. Tujuan politiknya tidak lagi jelas, sementara aksi-aksi kekerasan mereka tambah mengerikan - dan melawan hukum. Di bawah pemerintahan Thatcher, IRA tampak kian galak. Boleh jadi karena PM Inggris itu memandang dan memperlakukan mereka sebagai teroris, bukan sebagai pejuang politik. Status terakhir ini yang diperjuangkan Bobby Sands di penjara Maze, Belfast, tanpa hasil. Tokoh ini meninggal setelah mogok makan selama 66 hari, Mei 1981. IRA menobatkan seorang martir. Sejak itu teror IRA tidak cukup dengan sedikit korban. Menjelang Natal 1982, 11 tentara dan 5 sipil tewas serta 60 lainnya cedera di sebuah tempat hiburan di timur Londonderry. Sampai kini tradisi pengeboman IRA telah berlangsung 12 tahun. Organisasi ini juga yang membunuh pahlawan Perang Dunia II Lord Mountbatten, paman Ratu, Elizabeth II, pada Agustus 1979. Peristiwa ini sangat melukai perasaan rakyat Inggris. Empat bulan sebelumnya seorang tokoh Partai Konservatif, Alrey Neave, juga tewas karena ledakan di Irlandia Utara. Akan ke mana IRA? Secara politis mereka tidak mewakili aspirasi mayoritas rakyat di Irlandia Utara. Dan pemerintah Inggris sejak sepuluh tahun lalu sudah menegaskan bahwa mereka sama sekali tidak punya ambisi teritorial, ekonomi, atau militer terhadap Irlandia Utara. Bila saja wilayah ini mau bergabung dengan Republik Irlandia, silakan. Ada pengamat menganjurkan agar Inggris ataupun Irlandia berusaha lebih keras mencarikan penyelesaian politik yang pas bagi IRA. Mungkin setelah peristiwa Brighton, Thatcher akan lebih mempertimbangkan kemungkinan yang satu ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus