Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Para Penyokong Junta Myanmar

Junta militer Myanmar terus mendapat dukungan politik dan keuangan dari negara lain dan badan internasional. Perlu sanksi?

5 Februari 2023 | 00.00 WIB

Kudeta Militer Myanmar
Perbesar
Kudeta Militer Myanmar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Junta militer Myanmar terus mendapat dukungan politik dan keuangan dari berbagai pihak.

  • Thailand dan Vietnam berperan besar dalam menopang keuangan junta.

  • Sanksi ekonomi dinilai dapat menyengsarakan rakyat.

KRISIS di Myanmar tak kunjung reda. Sejak Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintah sipil Myanmar pimpinan Aung San Suu Kyi, tatmadaw, militer Myanmar, telah membunuh lebih dari 2.700 orang dan menahan lebih dari 17 ribu orang. Pertempuran sengit pecah di dalam negeri itu ketika kelompok milisi angkat senjata melawan upaya tatmadaw untuk menguasai Myanmar. Dalam laporannya pada 5 September 2022, Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar, kelompok ahli independen pendukung rakyat Myanmar, menyatakan tatmadaw hanya dapat menguasai 17 persen wilayah negeri itu. Adapun kelompok perlawanan dan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah bayangan yang dibentuk bekas anggota parlemen dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), secara efektif menguasai 52 persen wilayah. Sisanya menjadi perebutan antara tatmadaw dan kelompok tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus