Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran sengit antara Israel Hamas telah menewaskan hampir 300 warga Palestina dalam 24 jam terakhir di Gaza. Serangan Israel berlanjut di seluruh wilayah yang terkepung pada hari Minggu, 10 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di bagian utara Gaza, seluruh lingkungan telah diratakan dengan serangan udara. Pasukan darat Israel menghadapi perlawanan dari pejuang Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan bahwa 297 orang tewas dan lebih dari 550 orang terluka dalam 24 jam terakhir di Gaza. Jumlah korban tewas ini telah mencapai 18.000 orang sejak dimulainya serangan pada Oktober lalu.
Serangan Israel di Gaza berlanjut pada hari ke-65 kemarin. Hamas memperingatkan bahwa tidak ada tawanan yang akan meninggalkan Gaza dalam keadaan hidup kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
“Baik musuh fasis dan kepemimpinannya yang arogan maupun para pendukungnya tidak dapat menahan tawanan hidup-hidup tanpa pertukaran dan negosiasi serta memenuhi tuntutan perlawanan,” kata juru bicara Hamas Abu Obeida dalam siaran televisi.
Israel juga turut mengancam. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Hamas untuk menyerah. “Ini adalah awal dari berakhirnya Hamas. Saya katakan kepada teroris Hamas ini sudah berakhir. Jangan mati demi (Yahya) Sinwar. Menyerahlah sekarang,” katanya. Netanyahu menyebut nama pemimpin Hamas di Gaza.
Hamas sebelumnya mengatakan Israel melancarkan serangkaian serangan yang menargetkan kota selatan Khan Younis. Kota ini menghubungkan ke Rafah dekat perbatasan dengan Mesir.
Penduduk Gaza juga melaporkan pertempuran sengit di lingkungan Shujayea di Kota Gaza dan di kamp pengungsi Jabalia, daerah perkotaan yang padat.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan pasukan Israel menggerebek sebuah area dekat klinik UNRWA di jantung kamp Jabalia, tempat tim darurat dan petugas medis mengoperasikan pos medis.
“Tim terdiri dari sembilan dokter, perawat, dan relawan. Daerah sekitarnya saat ini sedang dibombardir, menimbulkan ancaman terus-menerus terhadap nyawa tim medis dan korban luka,” kata Bulan Sabit Merah dalam sebuah postingan di X pada Minggu malam.
Perang kian sengit setelah AS memveto keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk gencatan senjata di Gaza. Namun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia tidak akan menyerah dan tetap menyerukan gencatan senjata.
“Saya mendesak Dewan Keamanan untuk menekan upaya menghindari bencana kemanusiaan dan saya menegaskan kembali seruan saya agar gencatan senjata kemanusiaan diumumkan,” kata Guterres. “Sayangnya, Dewan Keamanan gagal melakukan hal ini, namun hal ini tidak membuat hal ini menjadi kurang penting,” ujarnya.
REUTERS | AL JAZEERA