Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perang Yang Tak Usai-Usai

Irak mencari jalan untuk melakukan gencatan senjata, serbuan Irak atas ladang minyak di norwuz (iran) menyebabkan pencemaran di perairan teluk. irak dan iran sama-sama membeli senjata dari RRC. (ln)

23 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARGA air minum di Qatar telah meroket jadi US$ 1 per liter - hampir lima kali harga standar minyak mentah OPEC. Ancaman kenaikan juga melanda Kuwait, Bahrain, dan negara lain di Teluk Parsi. Pasalnya: proyek-proyek desalinasi air dari negara-negara Teluk tersebut dicemari minyak yang meluap dari ladang Iran yang dihajar tentara Irak. Terakhir Irak melabrak sumur ke-4 di Norwuz sebagai balasan Operasi Fajar Iran, pekan lalu. Akibat serbuan Irak atas ladang minyak Norwuz diperkirakan 10.000 barrel minyak mentah meluap ke perairan negara-negara Teluk perhari. Sebelumnya baru sekitar 7.000 barrel. Tapi luapan dari tiga sumur, sejak 2 Maret, telah menutupi hampir 31.000 km2 laut di sana. Menteri kesehatan delapan negara Teluk berunding untuk menatasi pencemaran itu di Kuwait. Tapi gagal mendapatkan kesepakatan. "Perundingan menemui jalan buntu karena sikap keras kepala Iran," kata Dubes Irak untuk Kuwait, Abdul-Jabbar Oman Ghani, seusai pertemuan, akhir minggu lampau. Negara-negara Arab mengusulkan gencatan senjata sementara di Noryuz di bawah pengawasan pasukan PBB. Agar keselamatan tim untuk menutup sumur yang telah menimbulkan polusi terjamin. Usul itu ditolak Iran karena Irak, yang dalam posisi unggul di Teluk, menambahkan syarat supaya ahli mereka diikutsertakan dalam tim, dan "keseimbangan militer tidak diubah". Dalih penolakan Iran, yang berhasil menerobos sejauh 30 km di Provinsi Misan, Irak, mereka bisa mengirim tim sendiri untuk menutup kebocoran. "Pembentukan tim khusus, aiasan yang dibuat-buat Irak untuk mencari muka di negara-negara Teluk dalam menekan Iran," kata pejabat Ketua Parlemen Iran, Hujatulislam Hashami Rafsanjani, seperti disiarkan Radio Teheran. Baik Irak maupun Iran sebetulnya punya alasan sendiri-sendiri memperbesar pencemaran di perairan Teluk. Irak berharap negara-negara Arab akan memaksakan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang dimulai 31 bulan lalu itu. Sedang Iran berharap masalah pencemaran ini akan menimbulkan keretakan persekutuan Irak Arab Saudi - yang sudah menyalurkan sekitar US$ 10 milyar bantuan untuk Irak sejak September 1980. Campur tangan langsung Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Irak-Iran tidak terlalu tampak lagi. Apa yang semula dicemaskan mereka beberapa tahun silam wilayah Teluk akan menjadi sumbu peledak kekacauan dunia - tidak terbukti. Eksplosi sudah terjadi. Toh kekacauan tidak menyeret negara-negara lain. Kini Irak dan Iran membeli peralatan dan senjata dari RRC. Teknisi-teknisi Cina merakit pesawat F7 (MiG 21) dan F6 (MiG 19) di Mesir dan Jordan untuk Irak. Sementara Iran membelinya lewat Korea Utara. "Dalam waktu dekat RRC mungkin akan menandatangani kontrak penyerahan langsung F6 ke Iran. Tanpa melalui Korea Utara lagi," tulis Aviation Week and Space echnology edisi pekan lalu. Sampai kapan Perang Irak-Iran akan berlangsung? Sulit diramialkan. Yang pasti sumpah kedua kepala negara, Presiden Saddarn Hussein dan Ayatullah Khomeini, untuk berperang sampai salah satu jatuh belum dicabut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus