Pada saat Gloria Macapagal-Arroyo terengah-engah mempertahan-kan legalitas dan kredibilitasnya selaku Presiden Filipina, Jenderal Angelo Reyes, Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), justru berecana mundur dari jabatannya pada 17 Maret mendatang. Arroyo mengumumkan rencana pengunduran diri Reyes, Selasa pekan lalu, tanpa menjelaskan alasan penguduran diri Reyes. Tapi Reyes mengaku dia mundur karena memasuki masa pensiun, yang akan tiba pada 17 Mei mendatang.
Padahal, Presiden Estrada sempat memperpanjang masa tugas Reyes hingga Juli 2002. Perpanjangan itu mendapat kecaman dari Jenderal Fortunato Abat, yang menganggap keputusan itu tidak konstitusional. Reyes membantah pengunduran dirinya itu disebabkan kecaman Abat. Reyes adalah faktor penentu penyingkiran bekas presiden Estrada dari Malacanang, yang meluruskan jalan bagi Arroyo menduduki kursi presiden. Bahkan, berkali-kali Reyes memberi jaminan bahwa AFP mendukung Presiden Arroyo sepenuhnya, untuk menepis spekulasi bahwa militer akan melakukan kudeta.
Kepergian Reyes boleh jadi melemahkan kesungguhan militer Filipina mendukung Arroyo, karena keputusan bersejarah Reyes bersama petinggi AFP lainnya untuk mencabut dukungan terhadap Estrada tentu ditentang oleh sebagian kalangan militer Filipina. Bahkan seorang jenderal angkatan darat menuduh Reyes bertindak atas namanya sendiri ketika mengalihkan dukungan ke Arroyo. Maka, tak aneh jika sejak Arroyo menghuni Malacanang, isu kudeta militer berkali-kali mencemaskan rakyat Filipina.
Bahkan, di hadapan pers, Arroyo sempat menelepon langsung seorang jenderal marinir AFP, Letjen Edgardo Espinosa, untuk meyakinkan bahwa tak ada unsur dalam militer yang berniat melakukan kudeta. Sebelumnya, Arroyo sudah kehilangan salah seorang pendukung kuatnya, yakni Menteri Pertahanan Orlando Mercado, karena menentang penunjukan Jenderal Lisandro Abadia selaku penasihat keamanan nasional Presiden Arroyo, yang terlibat kasus penyelewengan dana pensiun.
Pengunduran diri Reyes mungkin akan melemahkan pijakan Arroyo pada militer Filipina.
RF
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini