"LEBIH baik ada dua republik daripada satu federasi tak berfungsi." Setahun belakangan ini, slogan ini hidup di Slowakia. Sabtu pekan lalu, dua republik itu terwujud sudah. Dan federasi itu, yang bernama Republik CekoSlowakia, republik yang menyimpan dua etnis yang sebenarnya sudah tak akur sejak berdiri 74 tahun lalu, resmi bubar. Para pemimpin dua partai besar, Partai Demokrasi Rakyat yang mewakili orang Ceko, dan Gerakan Demokrasi Slowakia yang menjadi juru bicara orang Slowakia, dalam pertemuan Sabtu itu setuju masingmasing mendirikan republik yang merdeka. Memang, detaildetail tentang berdirinya dua republik baru akan dibicarakan September nanti. Dan baru tahun depan, pemerintahan masingmasing akan menjalankan sepenuhnya negaranya sendiri. Sebelum itu terwujud, disepakati membentuk satu pemerintah federasi CekoSlowakia sementara yang hanya terdiri dari 10 pejabat dan lima kementerian: dalam negeri, luar negeri, pertahanan, keuangan, dan ekonomi. Soal pemerintahan federal yang berstatus sementara itu dibicarakan oleh wakil kedua partai di awal pekan ini. Itu termasuk memilih presiden sementaranya, yang salah satu calonnya sudah tampak, yakni presiden sekarang, Vaclav Havel. Tampaknya, Havel akan sulit menerima tawaran itu seandainya ia disepakati oleh kedua partai. Soalnya, Havel, yang ikut melancarkan revolusi damai meruntuhkan pemerintah komunis di negerinya itu, dan kemudian dramawan ini terpilih menjadi presiden, sudah memimpikan sebuah CekoSlowakia yang jaya (lihat Impian Havel). Vaclac Havel mewakili orangorang yang tetap menghendaki adanya federasi CekoSlowakia. Dan sebenarnya, menyimak perdebatan 14 jam yang terjadi, kedua partai masih menginginkan sebuah federasi dengan alasan masingmasing. Vladimir Meciar, pemimpin Gerakan Demokrasi Slowakia (HZDS), mengusulkan sebuah federasi CekoSlowakia yang sangat longgar dari campur tangan pemerintah pusat. Tapi Vaclav Klaus, ketua Partai Demokrasi Rakyat (ODS), memojokkan lawannya berunding dengan mematok dua alternatif ini: Ceko dan Slowakia terpisah sama sekali, atau berada dalam satu federasi dengan pemerintah pusat yang kuat. Soalnya, orang Ceko, yang ingin secepatnya menerapkan sistem kapitalistis dan ingin segera bergabung dengan Barat, khawatir bila harus tawarmenawar terus dengan pihak Slowakia mereka terlambat menempuh jalan menuju Barat. Dulu, begitu kemerdekaan berbicara dijamin setelah rezim komunis runtuh, orang Ceko segera mengkritik bahwa "sistem komunisme"lah yang membuat mereka terhambat kemajuannya. Tapi siapa yang dijadikan kambing hitam oleh orang Slowakia yang masih percaya pada sistem sosialistis itu? Kata orang Slowakia, "orang Ceko"lah, yang mendominasi semua hal, yang membuat mereka lebih miskin. Dengan demikian, memang makin jelas perbedaan antara orang Ceko dan Slowakia, yang sebenarnya dari zaman ketika wilayah ini masih dikuasai oleh dinasti Hapsburg keduanya tak pernah bisa menyatu. Kedua etnis ini tampaknya memang hanya punya satu persamaan, yakni bahasa mereka mirip, hingga keduanya bisa saling mengerti tanpa harus saling mempelajari bahasa masingmasing. Yang mungkin nanti akan jadi masalah rumit adalah bagaimana kedua pihak membagi kekayaan yang selama ini jadi milik pemerintah federal. Yang pasti, seandainya pembagian itu berdasarkan tempat, pabrik di Ceko langsung jadi milik Ceko umpamanya, pihak Ceko berada di pihak yang tak punya banyak kerugian. Sebagian besar industri dan pertanian yang tetap laku ada di wilayah Ceko. Sedangkan di Slowakia, sebagian besar pabrik adalah pabrik senjata. Celakanya, sejak Perang Dingin tutup buku, banyak pabrik senjata di Slowakia ikut tutup pula. Soalnya, sebagian besar produksi senjata Slowakia dijual ke Pakta Warsawa yang kemudian bubar. Padahal, pabrik senjata di Slowakia menyediakan 80.000 jenis pekerjaan. Ini yang mengakibatkan pengangguran di Slowakia sampai 13%, sedangkan di Ceko hanya 3%. Perubahan di Eropa Timur yang demikian cepat tak memberi kesempatan pada pemerintah federal CekoSlowakia memberikan latihan pekerjaan baru pada buruhburuh pabrik senjata yang tutup. Mengingat itu semua, tampaknya memang kurang adil bila dalam pembagian kekayaan federal nanti jasa Slowakia dengan pabrik senjatanya itu dilupakan. Coba saja simak kembali sampai tahun 1988, selama 10 tahun Cekoslowakia berada di urutan ke8 di antara negaranegara besar pengekspor senjata. Maklumlah, negeri ini memiliki tak kurang dari 100 pabrik senjata sebagian besar ada di Slowakia dari jenis pistol genggam sampai tank modern dan pesawat jet pelatih. Tapi "ketidakadilan" itulah tampaknya yang bakal terjadi. Ada tuduhan bahwa jauh sebelumnya pihak Ceko sudah mengantisipasi pemisahan ini. Dan karena sebagian besar pejabat federal adalah orang Ceko, tak terlalu sulit bagi pihak Ceko untuk mengatur agar kekayaan federal jatuh di tangan mereka. Maka, banyak pengamat yang menduga Vladimir Meciar akan menyesal dengan keputusannya setelah ia menghadapi realitas. Dengan hanya memiliki wilayah sepertiga dari wilayah CekoSlowakia, dengan warga Slowakia sekitar 4,5 juta, negara Slowakia tampaknya akan mengalami banyak kesulitan. Salah satu masalah besar yang akan dihadapinya nanti akan mirip dengan masalah yang dihadapi oleh Rusia. Yakni dalam hal menampung pengangguran akibat pabrik senjata yang ditutup. Mungkin saja terjadi pengungsian para ahli dan buruh pabrik senjata dari Slowakia. Memang masih ada harapan, bila dalam masa transisi itu pemerintah federal sementara benarbenar berdiri di atas semua pihak dan bisa menyiapkan Slowakia untuk berdiri sendiri. Atau, buntutbuntutnya diperlukan campur tangan dunia internasional itu bisa Masyarakat Eropa, bisa juga PBB. Bagaimanapun, ada yang melegakan. Sebagaimana jatuhnya rezim komunis Cekoslowakia lewat revolusi damai, perpecahan negara ini pun lewat pemisahan secara damai. Setidaknya tidak mirip Yugoslavia, yang perpecahannya diikuti oleh sebuah perang antaretnis. A. Dahana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini