TENG Hsiao-ping belum naik-naik juga, meski spekulasi tentang
itu sudah berjalan berbulan-bulan. Tapi bukan sebelum ia
direhabilitasi, suatu akibat serius telah melanda perpolitikan
di Peking. Para pengamat Cina hari-hari terakhir ini melaporkan
adanya perpecahan di kalangan atas Cina akibat isyu Teng itu.
Dilaporkan 6ahwa beberapa anggota politbiro -- terutauna Wu Teh,
Chi Teng-kui. Li Hsien-nien, Wang Tung-hsing. Li Teh-sheng dan
barangkali juga Jenderal Chen Hsi-lien -- bersikap menentang
rehabilitasi Teng dengan alasan yang berbeda-beda.
Wu Teh yang juga walikota Peking barangkali takut kalau Teng
mengadaka pembalasan karena ia akan dihubungkan dengan golongan
radikal anti Teng - Chi yang pernah dekat dengan Mao maupun
dengan Chou boleh jadi berpandangan bahwa Teng "terlalu
revisionis".
Li Hsien-nien, berlawanan dengan dugaan orang, barangkali puya
ambisi besar atas jabatan perdana menteri. Wang Tung-hsing,
tokoh intelijen berpandangan sangat praktis. Ia percaya bahwa
kelompok di ataslah yang akan keluar jadi pemenang karena mereka
berakar di Peking.
Penuh Tanda Tanya
Li Teh-sheng sejak lama diperkirakan punya kecenderungan
"radikal", walau bukan radikalnya Chiang Ching. Ia agak kecewa
karena dipindah-tugaskan dari Peking untuk jabatan komandan
daerah militer Shenyang. Dan pengalihan tugasnya terjadi hanya
beberapa bulan setelah Teng direhabilitir pada tahun 1973.
Yang paling penuh tanda tanya adalah sikap Ch'en Hsi-lien. Tanpa
anggukan kepala si komandan pasukan pengawal kota Peking itu,
barangkali tindakan yang ditujukan terhadap "Komplotan empat"
takkan berhasil. Sekarang mungkin Chen berfikir, kalau Teng
bertugas lagi, ia akan terhalangi orang itu. Barangkali
kedudukan menteri pertahanan jadi idaman Chen, dan Teng lebih
menyukai Jenderal Shu Shih-yu, komandan daerah militer Kanton
untuk kedudukan tersebut.
Jenderal Hsu dan Yeh Chien-ying menteri pertahanan sekarang yang
sudah sangat sepuh - dipastikan sangat menginginkan rehabilitasi
Teng. Keduanya didukung oleh orang kuat sipil di Kanton, Wei
Kuo-ching yang menjabat sekretaris partai wilayah tersebut.
Kedua orang kuat Selatan ini, barangkali juga dengan sokongan
Teng telah membentuk suatu klik militer kuat yang menguasai
wilayah yang terbentang ke Utara sa?npai Nanking, yang tak punya
komandan militer (termasuk Shanghai) tak ada sejak meninggalnya
Jenderal Ting Sheng. Ada yang percaya bahwa Ting Sheng telah
dibunuh.
Dalam keadaan semacam ini para analis Peking yang cukup
terkemuka yang namanya tak mau disebut, memperkirakan bahwa
suatu showdown antara aliansi militer Selatan melawan "aliansi
Peking-Shenyang" akan terjadi.
Sementara itu rivalitas Utara-Selatan di minggu lalu menunjukkan
suhu yang agak meningkat. Siaran-siaran radio yang dimonitor di
Hongkong memberitakan bahwa di dua propinsi Selatan Chekiang dan
Fukien almarhum Mao, untuk pertama kali sejak kematiannya di
bulan September lalu telah dikritik. Siaran radio itu tidak
menjelaskan secara terperinci isi kritik tersebut, namun hal itu
lebih mendapat perhatian dari penguasa.
Chiang Li-yin, sekretaris partai di Fukien berpidato di muka
suatu rapat umum di Foochow mengatakan: "Kita harus menghentikan
setiap kritik yang menyerang dan menjelek-jelekan imej Mao
sebagai pemimpin kita". Kita harus menolak setiap desas-desus
politik dan ucapan-ucapan reaksioner yang menyerang Ketua Mao".
Siaran yang sama terdengar pula melalui radio Chekiang.
Dokumen-Dokumen
Berita kritik terhadap Mao ini bersamaan waktunya dengan
pernyataan dinas intelijen Taiwan. Menurut dinas ini, agen-agen
yang beroperasi di daratan Cina telah berhasil menyelundupkan
dokumen dokumen yang menyerang Mao ke luar Cina. Dokumen-dokumen
tersebut, menurut sumber intel itu, ditulis Jenderal Shu Shih-yu
dan Wei Kuo-ching.
Kedua, orang itu dalam surat yang ditujukan kepada Partai
Komunis Cina mengatakan bahwa "Mao tidak selamanya tanpa
kesalahan dan kami mencoba untuk meletakkan pada proporsi
sebenarnya. Kalau kita terus-menerus tak memperhatikan segala
kesalahan ini, dan tidak mengadakan peninjauan kembali, maka hal
itu hanya akan membawa kekacauan untuk negeri kita. Revolusi
kita akan tercemar dan kita tak akan menarik pelajaran dari
padanya".
Apabila apa yang disampaikan oleh sumber Taiwan itu otentik.
dokumen tersebut memang cenderung membenarkan bahwa dewasa ini
di kalangan pimpinan tertinggi Cina ada perbedaan pandangan
mengenai apa yang telah dicapai oleh Mao. Dan ini pasti
merupakan suatu yang tak menguntungkan bagi Hua. Sejak diangkat
sebagai ketua partai menjelang akhir tahun lalu. Hua diagungkan
sebagai pilihan pribadi Mao. Dengan demikian segala serangan
atas Mao merupakan serangan terhadap Hua.
Menurut Associated Press, Hsu dan Wei keduanya tak hadir pada
peringatan 1 Mei yang lalu di Peking. Mereka tetap tinggal di
markas mereka di Kanton, sedangkan semua anggota politbiro hadir
dalam upacara tersebut di ibukota. Tapi masih belum jelas.
apakah ketak-hadiran keduanya disebabkan karena pendapat yang
tak sejalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini