Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Romulo Datang. Adam Berkomentar

Romulo mengadakan kunjungan mendadak ke Jakarta. Menurut Adam Malik, kunjungan ini dimaksudkan untuk minta jasa baik indonesia mengenai sengketa filipina selatan.

21 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENTERI Luar Negeri Pilipina tiba-tiba saja muncul di Jakarta Minggu Mei yang lalu. "Ini kebiasaan tetangga yang baik", begitu pernyataan resmi Romulo menjelaskan kunjungan mendadaknya itu. Berada di Jakarta selama lebih kurang 24 jam, Romulo -- disertai oleh sejumlah pejabat tinggi Pilipina - yang biasanya gemar bicara panjang lebar, kini nlelakukan gerakan tutup mulut seketat mungkin. Tentu saja ini menimbulkan sejumlah spekulasi di kalangan para pengamat politik maupun wartawan. Hampir semua spekulasi itu tak terpisahkan dengan kegagalan Marcos merangkul Front Pembebasan Moro lewat referendum yang baru saja dilaksanakan di Pilipina Selatan beberapa waktu yang lalu. (TEMPO, 30 April 1977). Di Jakarta, beberapa hari sebelum kunjungan mendadak Romulo itu, kabar mengenai hasrat Manila akan bantuan Indonesia sudah bukan rahasia lagi. Menteri Luar Negeri Adam Malik sendiri yang melansir berita tersebut lewat wawancaranya dengan sekelompok wartawan Singapura yang datang ke Indonesia untuk melaporkan jalannya pemilihan umum. Menurut cerita Adam, Romulo menghubunginya lewat telepon beberapa hari sebelum wawancara tersebut berlangsung. Romulo bertanya, "posisi apa yang akan diambil Indonesia dalam soal Pilipina Selatan pada pertemuan menlumenlu Islam yang akan berlangsung di Tripoli akhir bulan Mei ini?" Jawab Adam, "Saya tidak tahu. Kalau anda ingin saya tahu masaalahnya, berilah saya surat-surat rahasia yang kalian punyai". Menghimbau Kepada para wartawan Singapura itu, Adam mengaku terus-terang bahwa Pilipina selama ini mengabaikan Malaysia dan Indonesia (dua negara dengan penduduk mayoritas Islam) dalam urusan sengketa Pilipina Selatan. "Mereka ballkan tidak meminta bantuan ASEAN. tapi Libya. Dan ini makin menyulitkan kita untuk berbuat sesuatu", kata Adam. Nampaknya lewat pembicaraan telepon itulah Romulo menghimbau Adam Malik agar suka memberikan jasa baik kepada Pilipina pada pertemuan Tripoli nanti. "Tapi sulit bagi kami untuk berbuat sesuatu tanpa diberi tahu soalnya oleh Manila. Kami betul-betul tidak tahu apa saja yang telah dibicarakan oleh Manila dengan Gaddafi. Tiba-tiba saja kami mendengar pengumuman adanya kegagalan", kata Adam pula. Karena tidak tahunya orang yang akan dimintai bantuan itulah tentunya maka lewat telepon Romulo berjanji akan mengirimkan seorang duta besar ke Jakarta. Dilayani Dengan Baik Yang kemudian muncul di Jakarta ternyata bukan seorang duta besar, melainkan Menlu Carlos Romulo sendiri. "Ini harus ditafsirkan bahwa masalah yang dihadapi oleh Manila betul-betul serius", komentar seorang diplomat di Jakarta. Keseriusan masaalah tersebut barangkali juga bisa dilihat pada pernyataan seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Pilipina pekan silam. Meskipun Marcos praktis sudah merontokkan klaim Front Pembebasan Moro lewat referendum di Pilipina Selatan, pembangkangan Front pimpinan Misuari itu hingga kini masih tetap saja dilayani dengan baik. Carmelo Barbero, pejabat tinggi tersebut, pekan silam masih berbicara mengenai kesediaan Manila untuk berunding kembali dengan pimpinan Front Pembebasan Moro. Barbero yang pernah memimpin delegasi Pilipina pada perundingan dengan Misuari di Tlipoli beberapa waktu yang lalu, juga berkata: "Tim saya dan Menlu Romulo setiap saat selalu siap untuk melanjutkan pembicaraan". Dari Carlos Romulo atau siapa pun dalam rombongannya yang berkunjung secara mendadak ke Jakarta pekan silam, tidak diperoleh keterangan mengenai keadaan yang serius itu. Tapi kunjungan mendadak pejabat tinggi Manila itu ke Jakarta, Kuala Lumpur serta sejumlah ibu kota negara-negara Arab, nampaknya sulit membantah spekulasi mengenai menjadi seriusnya perkembangan di Pilipina Selatan setelah Front Pembebasan Moro menolak pelaksanaan referendum yang baru berlangsung beberapa pekan silam. Keadaan tenang tanpa pertumpahan darah di Pilipina Selatan sekarang ini akibat gencatan senjata akhir tahun silam - mungkin bakal berlumur darah kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus