Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Banyak aparat pemerintah yang melakukan intimidasi untuk memenangkan Golkar di Manggarai, Flores. Sejumlah guru SMA yang pro PDI dipecat. Pastor kecam pelaksanaan pemilu di daerah itu.

21 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Kabupaten Manggarai (Flores Barat), konflik PDI dengan aparat pemda dimulai sejak dipecatnya 5 guru SMA Swadaya Bersubsidi Ruteng, 26 Maret lalu. Kampanye di ibukota kecamatan Reok, 30 Maret lalu, tidak dizinkan karena pejabat setempat, Stefanus Djelaut B.A. menyatakan rakyatnya "sudah 100% Golkar". Begitu pula pamongpraja desa Satar Punda, kecamatan Lamba Leda, dan desa Wangkung, kecamatan Reok. Di sana juga ada larangan kampanye, pemukulan anggota PDI, dan pemberhentian guru-guru swasta yang pro-PDI. Menurut laporan DPC PDI Manggarai, pemilu di desa Ndoso, kecamatan luwus dimulai jam 5 pagi. Di desa Ranggu bahkan mulai lebih pagi lagi. Di desa Tengku Leda, di mana Golkar dinyatakan 100% menang anggota Polri Daeng Lara dan Hansip berada dalam bilik pencoblosan. Di desa Arus ada petugas TPS yang langsung membuka surat-surat secara setelah ditusuk. Dan di kampung Menge surat panggilan sudah dikumpulkan tanggal 30 April, dan pemilih tidak usah datang lagi tanggal 2 Mei. Laporan itu belum dicek kebenarannya. Tapi bahwa ada yang kurang enak, ini terlihat dari reaksi para pastor dan calon pstor. Di Ruteng, setiap khotbah minggu dimanfaatkan oleh Uskup Vitalis Djebarus SVD mengingatkan pemerintah dan rakyat akan hak-hak azasi dan suara hati yang perlu dibela dalam pemilu. Bukan justru diinjak-injak. Bahkan sampai 1 Mei, Mgr. Djebarus masih berpesan "pemilu bukan sandiwara". "Kalau pemilu sandiwara atau disandiwarakan", begitu sang Uskup yang masih kerabat Bupati Lega berkhotbah, "maka kuasa yang diperolehnya akan dipatahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti bencana di Sodom dan Gomora". Memang, sikap Uskup itu tak luput mengundang kritik rohaniwan yang masih berpendapat bahwa pastor tidak boleh campur urusan politik. "Ini bukan soal politik", kata Mgr. Djebarus pada TEMPO, "ini justru soal agama, soal membela perikemanusiaan dan keluhuran suara hati". Soal guru-guru PDI yang dipecat itupun sudah digugatnya pada ketua Golkar setempat, tapi belum ada tanggapan. Berkat kegigihan pengurus PDI Manggarai yang didukung oleh uskupnya, di Ruteng mereka masih berhasil menggaet 30% suara. Namun di luar kota hampir tandas. Gejala yang sama, juga tampak di kabupaten lain. Kabupaten Sikka tahun ini PDI tinggal kebagian 10%. Padahal tahun 1971 Partai Katolik memperoleh 85%. Maklum daerah ini merupakan kampung halaman banyak dedengkot Partai Katolik seperti Frans Seda, VB da Costa, Ben Mang Reng Say dan ketua PMKRI Chris Siner Key Timu. Bupatinya sendiri, Laurens Say, adalah saudara Ben Mang Reng Say yang kini dubes di Meksiko. Tahun ini, perlawanan terhadap penekanan bukan berasal dari tokoh-tokoh tua, tapi dari Sekolah Tinggi Filsafat & Teologia Ledalero, tempat penggemblengan calon pastor SVD. Dua tokoh Golkar dari Jakarta dan Menteri Sumarlin, dengan resmi ditolak "berkampanye" di kampus itu. Sebaliknya ketika para mahasiwa berusaha jadi sukarelawan saksi pemilu, dengan resmi pun kehadiran mereka ditolak lewat telegram Kepolisian Kupang. Di situ Golkar berhasil menang 90' di Kabupaten Sikka, mengoper kedudukan Partai Katolik 5 tahun lalu. Akibat keterlibatan sejumlah pastor dan calon pastor dalam pemilu ini arus baliknya saunpai terasa sesudah pemilu usai. Menurut laporan, justru sesudah pcmilu muncul "banyak gangguan" bagi para biarawan dan biarawati. Maka pengurus IDI minta DPP PDI mengirim peninjau dan pembela ke sauIa. Dan da Costa pun dikirim ke sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus