Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri atau PM Israel Benjamin Netanyahu belakangan kerap dituntut mundur oleh warganya sendiri. Terakhir, tak kurang dari Sekitar 100 ribu warga Israel melakukan unjuk rasa di depan rumahnya di Yerusalem Barat pada Sabtu, 25 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bukan kali pertama Netanyahu didemo rakyatnya, usai menyerang dan bombardir jakur Gaza. Para pengunjuk rasa memintanya mundur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Benjamin Netanyahu merupakan PM Israel yang menjadi perdana menteri terlama dalam sejarah Israel, yakni tiga periode, 1996 sampai 1999, 2009 - 2021, dan 2022 - sekarang. Jika ditotal, setidaknya ia telah menjabat selama 16 tahun.
Meskipun menjadi PM Israel paling lama menjabat, dirinya kerap dituntut mundur oleh berbagai kelompok masyarakat di Israel. Pada Kamis, 12 Oktober 2023 ketika Jerusalem Post mengadakan pemungutan suara yang menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri setelah konflik dengan Palestina berakhir. Sebanyak 56 persen warga Israel yang menginginkan Netanyahu lengser dari jabatannnya.
Tuntutan mundur itu kemudian berujung aksi unjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu, 4 November 2023.
Netanyahu sejauh ini belum menerima tanggung jawab pribadi atas kegagalan mengantisipasi serangan mendadak dari kelompok pejuang kemerdekaan Palestina Hamas yang berhasil menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Serangan itu mengakibatkan korban jiwa lebih dari 1.400 orang dan menyandera sedikitnya 240 orang. Sejak serangan itu, Israel kembali menyerang Gaza secara timpang dan menewaskan lebih dari 14.800 orang dan 10 ribu dam 10 ribu di antaranya anak-anak.
Bukan yang Pertama Kali Dituntut Mundur
Tuntutan Netanyahu untuk mundur telah dilakukan beberapa kelompok sebelum terjadi serangan itu. Pada 2020, Netanyahu dituntut mundur oleh ribuan warga Israel. Pengunjuk rasa mengangkat plakat tuntutan yang berbunyi "Korupsi Netanyahu Membuat Kami Muak" dan "Netanyahu, mundur".
Pada Januari 2020, Netanyahu telah didakwa karena suap, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan dalam tiga dakwaan korupsi. Ia kemudian membentuk pemerintahan persatuan dengan pesaingnya, Benny Gantz, setelah lebih dari satu tahun kedua kubu tidak bisa membentuk kabinet.
Netanyahu juga beberapa kali sudah membantah bahwa dirinya korupsi. “Tuduhan itu adalah bagian dari upaya lawan politik, media, penegak hukum dan jaksa penuntut untuk menggulingkan saya dari jabatan perdana menteri Israel,” kata Netanyahu.
Aksi untuk memaksa Netanyahu mundur tidak hanya terjadi pada 2020. Tiga tahun sebelumnya tepatnya pada 2018, Netanyahu juga pernah didemo oleh massa aksi untuk mundur. Pemicunya adalah bahwa Netanyahu telah terbukti melakukan korupsi, termasuk tindakannya menawarkan nilai komersial kepada pemilik sebuah koran Israel agar memberitakan hal positif tentangnya.
Selain itu, Netanyahu menghadapi penyelidikan berhubung dakwaan menerima dana ilegal dan hadiah bernilai sekitar US$ 100 ribu (Rp 1,3 miliar) untuk produk tembakau dan alkohol.
Netanyahu juga diselidiki dalam kasus menerima uang US$ 1,1 juta (Rp 14,6 miliar) dari pengusaha Prancis, Arnaud Mimran untuk menampung dana kampanye pemilu Israel pada 2009.
Keluarga Netanyahu juga dijerat terlibat korupsi disebabkan gaya hidup mewah. Selain itu sorotan tajam diarahkan ke istri Netanyahu, Sara atas sikap kasarnya terhadap staf pemerintah selain menggunakan kas negara untuk keperluan pribadi.
ANANDA BINTANG I MARIA RITA HASUGIAN I DEWI RINA CAHYANI I YUDONO YANUAR I IDA ROSDALINA
Pilihan Editor: Banyak Bukti di Gaza untuk Seret Pemimpin Israel ke ICC