Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Hassan Nasrallah Pemimpin Hizbullah Wafat, Apa Kata Joe Biden dan Netanyahu?

Hizbullah mengumumkan kematian pemimpinnya, Hassan Nasrallah. Apa kata tokoh dunia soal peristiwa ini?

30 September 2024 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hizbullah, kelompok pergerakan paling berpengaruh di Lebanon, mengeluarkan pengumuman resmi mengenai wafatnya Hassan Nasrallah, pemimpin mereka yang sudah memegang kendali selama tiga dekade. Pengumuman ini disampaikan pada Sabtu, 28 September, dan menegaskan bahwa Nasrallah telah memberikan sumbangsih besar dalam perjuangan Hizbullah.

Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebut Nasrallah sebagai martir yang kini bersatu dengan rekan-rekannya yang telah wafat. Selama tiga puluh tahun, ia memimpin perjuangan ini, dengan fokus utama untuk mencapai Yerusalem dan Palestina. Peran Nasrallah sebagai Sekretaris Jenderal sangat penting dalam menjaga arah dan tujuan pergerakan selama masa kepemimpinannya yang panjang.

Bagaimana para pemimpin dunia menanggapi kematian ini?

1. Joe Biden

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, oleh Israel merupakan bentuk keadilan bagi banyak korbannya. Biden menegaskan bahwa Washington sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran.

Dalam pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, Biden menyampaikan bahwa dia telah memerintahkan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, untuk meningkatkan kesiapan pertahanan pasukan AS di Timur Tengah, dengan tujuan menghalau potensi agresi dan meminimalisir risiko terjadinya konflik yang lebih luas. Biden menegaskan bahwa pada akhirnya, tujuan AS adalah meredakan ketegangan yang terjadi di Gaza dan Lebanon melalui jalur diplomasi.

Pada hari Kamis, Israel menolak seruan global untuk gencatan senjata dengan Hizbullah yang didukung Iran. Meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat, Israel tetap melanjutkan serangan yang telah menewaskan ratusan orang di Lebanon dan memperburuk ketakutan akan pecahnya perang besar di kawasan tersebut.

"Sudah saatnya ada gencatan senjata," ujar Biden saat ditanya oleh wartawan di Rehoboth Beach, Delaware, pada Sabtu, 28 September 2024, mengenai kemungkinan serangan darat Israel ke Lebanon.

Dalam pernyataan Gedung Putih, Biden juga menekankan dukungan penuhnya terhadap tindakan Israel dalam serangan terhadap Nasrallah, yang terjadi saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB, di mana Biden dan pihak lainnya sedang berusaha menegosiasikan gencatan senjata.

2. Benjamin Netanyahu

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan publik melalui siaran televisi pada Sabtu, 28 September 2024, setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Dalam pernyataannya, Netanyahu menggambarkan Nasrallah sebagai tokoh sentral dalam jaringan kekuatan Iran yang dianggap sebagai ancaman besar.

Setelah kembali dari pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Netanyahu menegaskan bahwa kematian Nasrallah dalam serangan udara Israel di Beirut pada Jumat menjadi momen penting yang berpotensi mengubah peta kekuatan di Timur Tengah. Netanyahu menekankan bahwa Nasrallah bukan sekadar anggota kelompok teroris, tetapi sosok yang memainkan peran utama dalam menggerakkan apa yang ia sebut sebagai “poros kejahatan Iran.”

Pada awal minggu tersebut, Netanyahu menyatakan bahwa serangan militer Israel terhadap Hizbullah beberapa hari sebelumnya belum cukup untuk memastikan keamanan bagi warga Israel yang mengungsi setahun lalu, setelah Hizbullah meluncurkan roket sebagai tanggapan atas operasi militer Israel yang berkepanjangan di Gaza. Netanyahu juga mengisyaratkan bahwa serangan terhadap Hizbullah mengirimkan pesan kuat kepada pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang dianggap sebagai salah satu penggerak utama serangan lintas perbatasan oleh Hamas. Menurutnya, semakin Sinwar menyadari bahwa Nasrallah tidak akan datang untuk membantunya, semakin besar kemungkinan Israel dapat memulangkan sandera mereka.

3. Presiden Mesir Abdel Fattah

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati. Dalam pembicaraan tersebut, al-Sisi menekankan penolakannya terhadap segala bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon, tetapi tidak menyebutkan perihal pembunuhan Hassan Nasrallah.

Mesir sebelumnya telah bersikap kritis terhadap Iran dan kelompok-kelompok proksinya, meskipun tetap menjalin kontak informal dengan Iran. Dalam setahun terakhir, Menteri Luar Negeri Mesir telah mengadakan pertemuan resmi dengan pejabat-pejabat Iran.

Dalam pidato pertamanya yang disiarkan televisi setelah kematian Hassan Nasrallah pada hari Ahad, al-Sisi menyatakan bahwa kawasan tersebut tengah menghadapi situasi sulit. Ia menyampaikan bahwa Mesir berusaha mengelola masalah-masalah yang dapat menyelamatkan kawasan tanpa terlibat dalam konflik di Timur Tengah, dan juga tidak menyebut Nasrallah dalam pidatonya.

4. Mufti Agung Oman

Sheikh Ahmed Bin Hamad al-Khalili, mufti agung Oman, menyampaikan duka cita atas meninggalnya sekretaris jenderal Hizbullah melalui unggahan di X, menyatakan bahwa Nasrallah telah menjadi penghalang bagi proyek Zionis selama lebih dari tiga dekade.

Pilihan Editor: Isi Pesan Terakhir Hassan Nasrakkah Hizbullah Sebelum Dibunuh Israel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus