Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak kepolisian Korea Selatan pada Ahad 30 Maret 2025 menyatakan menangkap seorang pria yang diduga sebagai penyebab kebakaran hutan besar yang melanda bagian tenggara negara itu seperti dilansir Channel NewsAsia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria berusia 56 tahun tersebut dituduh memicu kebakaran pada 22 Maret sekitar pukul 11.25 pagi saat melakukan ritual leluhur di makam keluarganya di sebuah bukit di Kabupaten Uiseong, Provinsi Gyeongsang Utara. Kebakaran terjadi saat ia membersihkan makam leluhurnya dan membakar sisa-sisa sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebakaran kemudian dengan cepat menyebar ke wilayah Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok selama beberapa hari akibat angin kencang serta kondisi kering, menyebabkan sedikitnya 30 orang tewas di Provinsi Gyeongsang Utara.
Sekitar 48.000 hektare hutan yang setara dengan 80 persen luas Seoul, telah hangus dalam bencana kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Korea Selatan, menurut badan kehutanan setempat.
Kebakaran hutan tersebut juga menghancurkan sekitar 4.000 bangunan, termasuk Kuil Goun -- situs Warisan Dunia UNESCO -- serta rumah, pabrik, dan fasilitas lainnya.
Menurut pihak kepolisian, tersangka membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
Putri tersangka dilaporkan mengatakan kepada penyelidik bahwa ayahnya mencoba membakar cabang-cabang pohon yang tergantung di atas kuburan dengan pemantik rokok.
Api itu "terbawa angin dan akhirnya memicu kebakaran hutan," kata putrinya seperti dikutip kepada pihak berwenang, kantor berita Yonhap melaporkan.
Dinas Kehutanan Korea Selatan sebelumnya mengumumkan kebakaran hutan di Provinsi Gyeongsang Utara telah berhasil dikendalikan sepenuhnya pada Jumat petang, sebelum kembali berkobar pada Sabtu malam.
Sementara itu, kebakaran yang bermula di Kabupaten Sancheong dan menyebar ke Taman Nasional Gunung Jiri sebagian besar telah berhasil dikendalikan pada Ahad. Namun, api sepanjang 200 meter di pinggiran taman nasional masih terus dipadamkan oleh otoritas terkait.
Untuk mengatasi kebakaran ini, pihak berwenang mengerahkan 50 helikopter, 1.473 personel, dan 213 kendaraan sejak dini hari. Hingga Ahad pukul 08.00, api telah berhasil dipadamkan hingga 99 persen.
Pihak kepolisian berencana melakukan penyelidikan gabungan secepatnya pekan depan dengan berkoordinasi bersama Institut Ilmu Kehutanan Nasional, Layanan Forensik Nasional, dan otoritas pemadam kebakaran.
Kebakaran telah dipicu oleh angin kencang dan kondisi sangat kering, dengan daerah tersebut mengalami curah hujan di bawah rata-rata selama berbulan-bulan, menyusul tahun terpanas Korea Selatan yang pernah tercatat pada 2024.
Di antara 30 orang yang tewas adalah seorang pilot helikopter, yang meninggal ketika pesawatnya jatuh di daerah pegunungan.
Kebakaran itu juga menghancurkan beberapa situs bersejarah, termasuk kompleks kuil Gounsa di Uiseong, yang diyakini awalnya dibangun pada abad ke-7.
Kebakaran dahsyat ini juga mengungkapkan krisis demografis Korea Selatan dan kesenjangan regional, karena daerah pedesaan kekurangan penduduk, dan sebagian besar dihuni oleh lansia.