Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam serangan terbaru Iran terhadap Israel. Prancis pun berkomitmen mendukung keamanan Israel, terlebih setelah Prancis memobilisasi sumber daya militernya ke Timur Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui pernyataan resmi Kepresidenan Prancis, dikutip dari Reuters, Rabu, 2 September 2024, Macron juga menegaskan kembali tuntutan Prancis agar Hizbullah menghentikan serangan terhadap Israel dan penduduknya. Saat yang sama, Macron menginginkan kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon dipulihkan dengan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Iran mengatakan pada Rabu pagi, 2 Oktober 2024, serangan rudalnya terhadap Israel telah selesai kecuali ada provokasi lebih lanjut. Sementara itu, Israel dan Amerika Serikat berjanji untuk membalas eskalasi Teheran karena kekhawatiran akan perang yang lebih luas meningkat.
Dalam sebuah unggahan di X, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan Iran sudah selesai dengan serangan ke Israel. Namun ia mengatakan Tehran sangat siap jika Israel benar-benar mengambil langkah untuk menyerbu balik Negeri Persia itu.
"Tindakan kami selesai kecuali rezim Israel memutuskan melakukan pembalasan lebih lanjut. Dalam skenario itu, respons kami akan lebih kuat dan lebih dahsyat," kata Araqchi.
Sebelumnya, Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel pada Selasa, 1 Oktober 2024 sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap pembunuhan pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah di Lebanon pekan lalu. Menyusul serangan tersebut, Garda Revolusi Iran menyampaikan pesan ancaman akan memberikan serangan yang lebih merusaka apabila Israel membalasnya.
“Lebih menghancurkan dan merusak,” demikian bunyi pesan Garda Revolusi Iran.
Berdasarkan pengumuman dari radio militer Israel, disebutkan terdapat 200 rudal yang telah diluncurkan oleh Iran. Akibat serangan tersebut, suara ledakan dan sirine alarm terdengar di Tel Aviv.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini