LEE Tenghui bisa dibilang, mematahkan dinasti Chiang. Lain daripada itu, ia Taiwan asli -- lahir 15 Januari 1923 di Sanchih, sebuah desa dengan penduduk hanya beberapa ratus orang (waktu itu), di pinggir Taipei. Penggemar golf dan penganut Nasrani yang taat ini lebih dikenal sebagai ilmuwan ketimbang politikus. Gelar Ph.D. dalam ekonomi pertanian ia dapatkan pada 1968 di Universitas Cornell, AS. Ia meniti kariernya lewat profesor di Universitas Nasional Taiwan, kemudian terpilih menduduki kursi waki kota Taipei, menjadi gubernur provinsi, lalu naik menjadi wakil presiden, dan kemudian presiden. Kabarnya, salah satu hal yang menyebabkan ia mencapai kedudukan tertinggi, karena dukungan janda Chiang Kaishek. "Lee adalah pemimpin yang bisa diandalkan. Memiliki latar pendidikan tertinggi," demikian antara lain kata janda itu, yang memang masih punya pengaruh di Taiwan: ia resmi Ketua dewan Penasehat Pusat, yang terdiri atas 160 anggota. Lelaki yang gemar menggesek biola ini seorang yang disiplin. Inilah komentarnya ketika menjadi demonstrasi petani, 20 Mei lalu: "Saya sedih ... tapi yang melanggar hukum harus bertindak sesuai dengan hukum." Maka, bergeraklah aparat keamanan dengan kekerasan. Sikap Lee yang merendah, menerut pengamat politik Taiwan, telah menyelamatkan pertentangan antara golongan tua dan pembaru. Di pundak presidenh inilah, demokrasi dan pembangunan ekonomi Taiwan ditentukan lambat-cepatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini