Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

29 Oktober 2020 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Iran Hassan Rouhani menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela sidang Dewan Ekonomi Tertinggi Eurasia Di Yerevan, Armenia 1 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad. Dalam hal tersebut, Rouhani mendukung Turki karena apapun tujuannya, mengilustrasikan Nabi Muhammad adalah hal yang dilarang dalam ajaran Islam.

Rouhani memahami bahwa kebebasan berpendapat harus dijunjung. Namun, menurutnya, ada hal-hal yang harus disikapi secara lebih etis dan terhormat. Nabi Muhammad, kata Rouhani, adalah salah satunya karena ia adalah Rasul dari Umat Islam. Oleh karenanya, tidak seharusnya Prancis mendukung penerbitan karikatur itu.

"Penduduk di negara Barat perlu paham bahwa Rasul Islam itu dicintai oleh Muslim di seluruh dunia. Menghina Rasul sama saja dengan menghina para Muslim di seluruh dunia," ujar Rouhani, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Rabu, 28 Oktober 2020.

Hal senada disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Lebih tegas, Zarif menyebut Muslim kerap menjadi korban kelompok kebencian. Ia bahkan menyebut penghinaan terhadap Muslim tidak ada bedanya dengan ekstrimisme.

"Menghina 1,9 miliar muslim dan nilai-nilai suci mereka atas tuduhan ekstrimisme adalah penyalahgunaan kebebasan berpendapat," ujar Zarif.

Diberitakan sebelumnya, karikatur Nabi Muhammad di Prancis diterbitkan oleh majalah satir mingguan bernama Charlie Hebdo. Charlie Hebdo menerbitkannya pada tahun 2015 lalu yang berujung pada pembantaian sejumlah pegawainya oleh teroris karena dianggap telah menghina Islam.

Beberapa pekan lalu, karikatur Nabi Muhammad tersebut kembali menjadi sorotan. Seorang guru di Prancis, Samuel Paty, dibunuh karena menggunakan karikatur tersebut untuk kelas kebebasan berpendapat. Pelakunya diketahui seorang remaja yang menganggap Paty telah menghina Islam juga.

Pembunuhan tersebut membuat Presiden Prancis, Emmanuel Macron, marah besar. Ia kemudian mengklaim ada gerakan-gerakan Islam radikal yang mengancam nilai-nilai sekuler dan kebebasan berpendapat di Prancis. Oleh karenanya, ia akan bersikap lebih tegas terhadap Islam radikal, termasuk menutup masjid yang di rasa menyokong aliran itu.

Pernyataan Macron menimbulkan amarah dari berbagai pihak, salah satunya Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Macron telah bertindak semena-mena dan mendorong boikot atas produk Prancis.

Situasi makin panas ketika pelukis karikatur Nabi Muhammad, Charlie Hebdo, membuat karikatur Erdogan. Karikatur Erdogan ditampilkan di halaman depan Charlie Hebdo pekan ini dalam wujud hanya mengenakan pakaian dalam dan menyibakkan rok perempuan berhijab di sampingnya.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/28/insult-to-all-muslims-irans-rouhani-denounces-western-stance


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus