MFNURUT ramalan, bintang Aquarius minggu lalu berada di titik cerah. Ternyata, ramalan itu tak cocok untuk warga zodiak Aquarius yang satu ini: Brigjen. (Pur.) U Sein Lwin. Orang kuat baru Burma yang fanatik pada ramalan bintang itu, Jumat pekan lampau, akhirnya harus menyerah pada tuntutan demonstran yang mendesaknya mengundurkan diri dari jabatan ketua Partai Program Sosialis Burma (PPSB) maupun sebagai presiden. Padahal dua pos penting itu, yang diwarisi Sein Lwin dari U Ne Win dan U San Yu 17 hari didudukinya. Mengapa Sein Lwin tak disukai rakyat? Sejak Jenderal U Ne Win mengambil alih kekuasaan dari tangan Perdana Menteri U Nu, 1962 Sein Lwin sudah dikenai sebagai sosok yang kejam. Ia adalah komandan unit militer yang memerintahkan tembak di tempat terhadap mahasiswa Universitas Rangon, yang berdemonstrasi menentang penggulingan U Nu. Perlawanan mahasiswa dapat dilumpuhkan setelah 100 orang terbunuh oleh tembakan peluru. Sejak itu, Sein Lwin, yang dijuluki "Si Penjagal" oleh mahasiswa, menjadi orang kepercayaan Ne Win bahkan kemudian menjadi pewaris kursi ketua PPSB, partai yang memerintah di Burma. Naiknya Sein Lwin sebagai orang nomor satu Burma, akhir Juli lalu, dinilai banyak pengamat tidak menguntungkan. Selain namanya tak populer di mata rakyat, ia juga diwarisi pemerintahan yang hampir bangkrut. Sistem "Sosialisme Burma" yang diterapkan Ne Win selama seperempat abad telah membuat Negeri Seribu Pagoda itu dari lumbung beras Asia menjadi negeri yang menempati peringkat kesembilan negara-negara miskin di dunia. Tak heran, kebencian terhadap Sein Lwin marak dengan cepat di seantero Burma. Apalagi ia, sepekan setelah berkuasa, memberlakukan undang-undang keadaan darurat untuk meredam aksi unjuk rasa yang digerakkan mahasiswa. Sejak keadaan bahaya itu diundangkan, menurut seorang diplomat Inggris yang baru pulang dari Rangoon pekan silam, sudah lebih dari 1.000 demonstran bergelimpangan. Sein Lwin lahir 27 Januari 1924 dari sebuah keluarga sederhana. Kendati namanya dalam bahasa Burma berarti "Intan berkilauan", ia hanya sempat mengecap didikan sampai kelas 4 sekolah dasar. Pendidikannya yang rendah itu membuat Sein Lwin sering menjadi bahan olok-olok di kalangan terpelajar Burma. Tapi di mata tentara, Sein Lwin, yang memulai karier militer sebagai anggota pasukan kemerdekaan Burma melawan tentara pendudukan Jepang, akhir Perang Dunia II dikenal sebagai pahlawan. Dialah orang yang membunuh tokoh separatis Suku Karen Sabw U Gyt, pada 1950. Maka, ketika tentara melakukan kudeta terhadap U Nu. Ne Win mengikutsertakan, bekas anak buahnya itu sebagai salah seorang tokoh kunci. Padahal, Sein Lwin waktu itu baru berpangkat kapten. Sein Lwin, yang menjadi tangan kanan Ne Win dalam menindas gerakan antipemerintah setelah tragedi Universitas Rangoon, kembali memperlihatkan kebrutalan terhadap mahasiswa pada 1974. Ia kembali memberlakukan perintah tembak di tempat terhadap pemrotes perlakuan buruk pemerintah pada saat prosesi penguburan bekas Sekjen PBB U Thant. Keberhasilan Sein Lwin mematahkan perlawanan mahasiswa dan kelompok-kelompok kecil separatis itulah yang melontarkannya ke beberapa pos penting dalam pemerintahan Ne Win. Ia pernah menjabat menteri perhubungan dan telekomunikasi serta menteri dalam negeri dan urusan agama. Tahun 1977, ia terpiiih sebagai anggota Komite Sentral Eksekutif PPSB. Tahun 1985, ia sudah menduduki pos sekjen PPSB Semasa menduduki berbagai pos penting dalam pemerintahan maupun partai, ada satu jabatan yang tak pernah dilepaskan Sein Lwin: sebagai komandan Lon-Htein polisi antihuru-hara. Pasukan berseragam biru yang terkenal kejam dan brutal itulah yang melakukan tembak di tempat terhadap pelaku aksi-aksi mahasiswa. Terakhir, pada gelombang protes Maret dan Juni lalu, pasukan Lon Htein dilaporkan memukul mati sejumlah mahasiswa memperkosa 9 mahasiswi, dan mengangkut 40 demonstran ke penjara dalam truk tertutup sehingga mereka mati kehabisan napas sebelum sampai ke tempat tujuan. Semua tindakan brutal Lon Htein itu dilaporkan atas perintah langsung Sein Lwin, sang komandan. Sein Lwin, yang mempunyai kode militer Chinday (Singa), diberitakan memberikan perintah-perintah panas lewat walkie-talkie. Salah satu bunyi perintahnya: "Di sini Chinday. Saya perintahkan kalian untuk yike that, pyit that." Artinya: pukul mati, tembak mati. Reputasi buruk itulah yang membuat rakyat pesimistis ketika Sein Lwin diumumkan sebagai presiden dua minggu lampau. Maka, tak ada yang percaya sewaktu orang kuat baru Burma itu dalam pidato pengangkatannya menjanjikan sejumlah perombakan: seperti perbaikan sistem ekonomi, pemerintahan yang lebih terbuka pemberantasan korupsi, dan menghargai hak-hak rakyat hal-hal yang tak pernah disampaikan pemimpin Burma dalam 26 tahun terakhir. "Ia sudah dicap buruk oleh rakyat. Tak seorang pun mau mendengarkan omongannya," kata seorang pengamat di Rangoon. Tapi tak berarti tak ada yang dikagumi rakyat dari Sein Lwin. Ayah dua anak ini yang pada suatu hari diramalkan seorang penujum kelak akan menjadi presiden dan sesudah itu bakal terbunuh -- tak doyan main perempuan sebagaimana pendahulunya, Ne Win. Alim saja ternyata tak cukup untuk menjadi orang kuat Burma. F.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini