Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pulau itu ideal tapi ia terancam

Pulau contadora, panama, tempat pengasingan reza pahlevi, dijaga ketat. ayatullah khalkhali menugaskan kelompok fedayen untuk membunuh keluarga syah. misteri meliputi pembunuhan keponakan syah. (ln)

29 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEHIDUPAN Syah Mohammad Reza Pahlevi di tempat pengasingannya yang baru ternyata tak tenang. Di Pulau Contadora, 75 km sebelah selatan Kota Panama, Syah masih memerlukan pengawalan yang ketat. Puluhan pengawalnya bersenjata berat. Mereka berpakaian preman, sebagian menempati bukit sekitar tempat kediaman Syah yang bertingkat dua. Selain menyandang senjata, mereka tak lupa membawa teropong untuk mengawasi keadaan sekeliling pulau. Contadora hanya berpenghuni 200 penduduk tetap, sebagian besar adalah milyuner Panama. Hanya ada satu toko di situ dan sebuah landasan udara jarak pendek. Suasana sekitarnya terasa cukup tenang, sementara matahari bersinar sepanjang tahun di pulau yang berada di Lautan Pasifik itu. "Contadora adalah tempat yang ideal buat Syah," kata Robert Arma, Jurubicara pemerintah Panama. Yang ideal itu tak cukup untuk membebaskan Syah dari ancaman pembunuhan yang sudah disiapkan gerilva revolusioner Iran. Ayatullah Sadeg Khalkhali,bekas penuntut umum pengadilan revolusioner yang menjadi pembantu dekat Ayatullah Khomeini, mengumumkan pekan lalu bahwa sepasukan gerilya bersenjata akan dikirim ke Panama untuk membunuh Syah dan keluarganya. Dia telah membentuk satu organisasi gerilya yang tugasnya khusus memburu Syah, keluarganya dan pembantu dekatnya. Menurut kantor berita Pars dari Teheran, para gerilyawan yang berhasil membunuh Syah akan diberi imbalan hadiah sebesar $ 130.000 atau Rp 81 juta lebih. Masih Dipertanyakan Ayatullah Khalkhali -- yang ketika masih menjabat penuntut umum pada Pengadilan Revolusi terkenal cukup kejam -- juga mengaku bahwa pembunuhan terhadap keponakan Syah Iran, Syahriar Moustapha Chafik di Paris adalah atas perintahnya. "Aksi ini dilakukan oleh kelompok Fedayen untuk menghancurkan kebobrokan rezim Pahlevi sampai ke akar-akarnya," kata Khalkhali. Kepada Reuter dia menegaskan lagi bahwa kelompok Fedayen sudah disebar ke beberapa negara di Eropa dan AS untuk membunuh keluarga Syah. Mereka yang harus dilenyapkan, menurut Khalkhali, adalah Syah, Farah Diba (permaisuri Syah), Putri Ashraf (saudara kembar Syah) dan bekas PM Shapour Bakhtiar serta orang-orang dekat Syah yang sekarang tersebar di mana-mana. Tapi bahwa pembunuhan terhadap Chafik dilakukan oleh Fedayen atas perintah Khalkhali, ini mungkin masih bisa dipertanyakan. Jumat malam, 7 Desember, kelompok yang menamakan dirinya Front Pembebasan Muslim di Paris menelepon AFP dan menyatakan bahwa merekalah yang bertanggungjawab atas pembunuhan itu. Paling tidak Khalkhali sudah 2 kali mengaku melakukan usaha pembunuhan. Pernah dia mengatakan pasukannya telah menembaki helikopter yang membawa Syah dan menciderainya pada bulan Juni lalu. Berita itu ternyata isapan empol. Syahriar Moustapha Chafik, 24 tahun, adalah anak Putri Ashraf dari perkawinannya yang kedua dengan seorang perwira Mesir. Dia baru 3 minggu berada di Paris dan menetap di Jalan Villa Dupont, di sebuah rumah mewah yang mereka namakan Gardenia Chafik bersama saudaranya Putri Azzadeh. Sebelum ke Paris, Chafik menetap sementara di Amerika Serikat. Ketika meletus revolusi Chafik -- yang waktu itu menjadi Komandan Kapal Gerak Cepat Iran -- melarikan diri ke Maroko. Siang itu, jam 1, 7 Desember, Chafik baru saja pulang berbelanja. Dengan berjalan kaki dia menelusuri Jalan Pergolese untuk kembali ke Villa Dupont. Seorang anak muda tiba-tiba mencabut pistol kaliber 9 mm dan menembak ke arah tengkuk Chafik. Setelah jatuh, anak muda itu sekali lagi menembak kepala Chafik. Begitu dilaporkan seorang yang melihat kejadian itu. Dan 3 jam kemudian baru polisi Paris mengetahui bahwa yang terbunuh adalah keponakan Syah Iran. Kepada pers, pengacara keluarga Putri Ashraf, Marc Wahl mengatakan bahwa sejak September lalu dia sudah mengajukan permohonan agar kepada keluarga 'terhormat' itu diberikan izin memakai senjata. Namun permohonan tersebut ditolak Menteri Dalam Negeri Christian Bonnet dengan alasan bahwa si pemohon tidak berada di bawah hukum Prancis. "Sekarang keadaan keluarga Syah itu betul-betul terancam," kata Wahl. Dan dia pun membeberkan berita 'bahwa 2 orang jenderal SAVAMA - dinas intelijen Iran sebagai pengganti SAVAK di masa Syah -- datang ke Paris. Menurut dia, Jenderal Farouzian, orang kedua SAVAMA berada di Paris pada bulan November. Sedang dalam minggu terjadinya pembunuhan itu Jenderal Kaveh, Direktur SAVAMA juga di Paris. Tapi Duta Besar Iran di Prancis, Chamsedine Amiralaf, membantah berita itu. Seorang mahasiswa Iran di Paris mengatakan bahwa peristiwa itu sama sekali bukan pembunuhan politik. Bahkan dia juga mengatakan bahwa pengabuan Khalkhali itu juga tak benar. Di pihak lain, Djavad Alamir, anggota Gerakan Demokratik Iran menduga bahwa pembunuhan terhadap Chafik itu terjadi karena salah perhitungan. Yang ingin mereka bunuh adalah Pangeran Chaman --putra pertama Ashraf -- yang menjadi bankir. Kegiatannya banyak berhubungan dengan kekayaan keluarga kerajaan. Putri Azzadeh yang belakangan ini aktif menerbitkan jurnal Iran Bebas melawan Ayatullah Khomeini, mengancam akan membalas pembunuhan terhadap saudaranya itu. Kepada radio France-lnter dia berkata, "Kami telah meminta perlindungan kepada pemerintah Prancis, tetapi mereka menolaknya. Dan sekarang perjuangan telah dimulai, mungkin akan lebih keras dari yang selama ini kami lakukan." Suatu dendam paling tidak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus