Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengeluarkan peringatan untuk "pengkhianat" dengan mengatakan Barat akan mencoba menggunakan mereka sebagai kekuatan kelima untuk menghancurkan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pernyataan pada Rabu, 16 Maret 2022 itu, Putin juga mengatakan bahwa Rusia akan segera dapat membedakan siapa "patriot dari sampah".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Putin ini diikuti dengan penyematan tulisan grafiti di rumah aktivis anti-invasi. Dmitry Ivanov, seorang aktivis yang berbasis di Moskow, mengatakan bahwa ibunya menemukan pesan grafiti di pintu apartemen mereka bertuliskan "Jangan khianati tanah air Dima".
Grafiti itu memuat beberapa tanda "Z" yang digunakan untuk menggalang dukungan bagi apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata dan "mendenazifikasi" Ukraina. Bentuknya sama dengan tanda pada tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang diterjunkan di Ukraina.
Ivanov, yang memprotes perang, mengatakan dia tidak tahu siapa yang membuat grafiti itu, tetapi dia tahu setidaknya tiga orang lainnya, termasuk aktivis dan seorang jurnalis, yang pintunya telah dirusak dengan cara sama pada Rabu malam.
"Saya tidak tahu tujuan mereka: untuk menakut-nakuti, atau hanya untuk merusak suasana hati Anda. Sulit untuk menakut-nakuti kami dengan tindakan seperti itu: kami sudah terbiasa dengan perhatian seperti ini," kata penuda berusia 22 tahun itu.
"Kemungkinan tindakan ini untuk melengkapi pidato Putin, saya pikir itu mungkin. Apalagi mengingat betapa jeleknya, dan murahnya penandaan ini dilakukan. Itu dilakukan dengan tergesa-gesa," katanya.
Ribuan orang telah ditahan di seluruh Rusia sejak Kremlin melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Berikutnya: Kegeraman Putin pada aktivis anti-invasi
Putin, dalam komentarnya kepada para menteri pemerintah pada hari Rabu, mengatakan Rusia akan memuntahkan pengkhianat "seperti agas", dan masyarakat akan menjadi lebih baik karenanya.
"Saya yakin bahwa pembersihan diri masyarakat yang alami dan perlu ini hanya akan memperkuat negara kita, solidaritas, kohesi, dan kesiapan kita untuk menghadapi tantangan apa pun," katanya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan banyak orang menunjukkan diri mereka sebagai pengkhianat.
"Mereka sendiri menghilang dari kehidupan kita. Beberapa orang meninggalkan jabatannya, beberapa meninggalkan kehidupan kerja aktif mereka, beberapa meninggalkan negara dan pindah ke negara lain. Begitulah pembersihan ini terjadi," katanya.
Setelah Putin berbicara, Komite Investigasi, sebuah badan penegak hukum, mengumumkan nama orang pertama, seorang blogger makanan, yang sedang diselidiki karena menyebarkan "informasi palsu" tentang tentara Rusia di blognya.
Kejahatan itu sekarang dapat dihukum hingga 15 tahun penjara setelah Rusia mengadopsi undang-undang pada 4 Maret menyusul riak aktivitas protes terhadap invasi.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Veronika Belotserkovskaya yang tinggal di Prancis selatan mengatakan bahwa meskipun apolitis, dia tidak terkejut dia dipilih karena dia kemungkinan cocok dengan citra seseorang yang mungkin dibenci oleh rata-rata orang Rusia.
"Anda tahu, ada wanita gemuk manja yang tinggal di Cote D'Azur, di Provence, atau di Italia, yang membuat foie gras dan makan lobster, yang juga berani mengoceh dari sana... Saya memiliki semua kualitas ini, bahwa rata-rata orang akan melihat sebagai menjijikkan," katanya.
Setelah Putin berbicara pada hari Rabu, seorang anggota senior partai Rusia Bersatu yang berkuasa menyerukan pemecatan segera mantan wakil perdana menteri Arkady Dvorkovich dari posisinya sebagai kepala yayasan yang mempromosikan inovasi ekonomi.
Dvorkovich, yang sekarang mengepalai Federasi Catur Internasional, mengutuk perang tersebut dalam komentarnya kepada media Barat.
"Dia telah membuat pilihannya," kata anggota parlemen, Andrei Turchak. "Ini tidak lain adalah pengkhianatan nasional, perilaku kekuatan kelima, yang dibicarakan presiden hari ini."
Reuters