Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Putin: Reporter Wall Street Journal Bisa Bebas, Ini Syaratnya

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kesepakatan untuk membebaskan reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich mungkin terjadi setelah 'langkah

9 Februari 2024 | 09.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kesepakatan untuk membebaskan reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich mungkin terjadi setelah 'langkah timbal balik'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam wawancara dengan mantan pembawa acara stasiun televisI Amerika Serikat Fox News, Tucker Carlson, Putin ditanya apakah bersedia membebaskan reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich yang dipenjara sebagai “tanda kesopanan”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemimpin Rusia itu mengatakan kesepakatan mungkin terjadi dan “tidak ada tabu” dalam menyelesaikan masalah ini.

Putin melontarkan komentar tersebut dalam wawancara lebih dari dua jam dengan Tucker Carlson, wawancara pertamanya dengan seorang jurnalis Amerika sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina hampir dua tahun lalu.

Wawancara dilakukan di Moskow pada Selasa dan disiarkan di tuckercarlson.com. Putin berbicara dalam bahasa Rusia dan pidatonya disulihsuarakan ke dalam bahasa Inggris.

“Kami telah melakukan begitu banyak niat baik karena kesopanan sehingga saya pikir kami sudah kehabisan cara. Tidak, kami belum pernah melihat orang yang membalas kami dengan cara yang sama. Namun, secara teori, kami dapat mengatakan bahwa kami tidak menutup kemungkinan bahwa kami dapat melakukan hal tersebut jika mitra kami mengambil langkah timbal balik,” kata Putin.

Gershkovich telah ditahan di Rusia sejak Maret 2023 atas tuduhan mata-mata yang oleh Washington digambarkan sebagai “tidak berdasar”.

Kremlin mengatakan Putin setuju untuk duduk bersama Carlson karena dia memberikan pandangan yang tidak sepihak mengenai perang di Ukraina.

Carlson telah berulang kali mempertanyakan alasan dukungan AS terhadap Kyiv. Dalam sebuah video yang diposting di media sosial minggu ini, ia mengkritik media AS karena liputan mereka yang “menjilat” terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Sebelum wawancara, Carlson menuai kritik karena melakukan perjalanan ke Moskow untuk mewawancarai pemimpin Rusia tersebut. Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyebut jurnalis itu sebagai “orang bodoh yang berguna”.

Kremlin mengatakan Putin menyetujui wawancara Carlson karena pendekatan mantan pembawa acara Fox News itu berbeda dengan pemberitaan “sepihak” mengenai konflik Ukraina yang dilakukan banyak media Barat.

Carlson dinilai memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS Donald Trump yang diperkirakan menjadi kandidat Partai Republik pada pemilu presiden AS November mendatang.

Trump telah menyerukan de-eskalasi perang di Ukraina, di mana pemerintahan Biden sangat mendukung pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan mengeluhkan bantuan miliaran dolar yang telah dikirim sejauh ini.

Sementara itu, Carlson mengatakan banyak liputan media Barat mengenai perang tersebut bias dan berpihak pada Kyiv.

REUTERS

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus