Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat dan sekutunya sengaja menciptakan skenario yang dirancang untuk memancing Rusia ke dalam perang dan mengabaikan masalah keamanan Rusia dari ancaman Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam komentar publik langsung pertamanya tentang krisis selama hampir enam minggu, Presiden Rusia itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari tuntutan keamanan yang disebut Barat sebagai alasan tidak masuk akal dan kemungkinan sebagai dalih untuk melancarkan invasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sudah jelas sekarang ... bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan," kata Putin pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Hungaria yang sedang berkunjung, Selasa, 1 Januari 2022. Viktor Orban adalah salah satu dari beberapa pemimpin NATO yang mencoba menengahi ketika krisis semakin meningkat.
Putin menggambarkan skenario masa depan yang potensial di mana Ukraina diterima di NATO dan kemudian berusaha untuk merebut kembali semenanjung Krimea, wilayah yang dikuasai Rusia pada serangan 2014.
"Mari kita bayangkan Ukraina adalah anggota NATO dan memulai operasi militer ini. Apakah kita harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada yang memikirkannya? Rupanya tidak," katanya.
Rusia telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina sehingga negara-negara Barat khawatir Putin mungkin berencana untuk menyerang.
Rusia menyangkal hal ini tetapi mengatakan pihaknya dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan kecuali tuntutan keamanannya dipenuhi. Negara-negara Barat mengatakan invasi apa pun akan membawa sanksi terhadap Moskow.
Kremlin ingin Barat menghormati perjanjian 1999 bahwa tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan orang lain, yang dianggap sebagai inti krisis, kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Dia mengangkat piagam yang ditandatangani di Istanbul oleh anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, yang mencakup Amerika Serikat dan Kanada, selama panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
"Jika Presiden Putin benar-benar tidak menginginkan perang atau perubahan rezim, Blinken mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Lavrov inilah saatnya untuk menarik kembali pasukan dan persenjataan berat dan terlibat dalam diskusi serius," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan.
Amerika Serikat. bersedia memberikan Kremlin kesempatan memverifikasi tidak adanya rudal jelajah Tomahawk di pangkalan NATO di Rumania dan Polandia, jika Rusia berbagi informasi serupa tentang rudal di pangkalan Rusia tertentu.
Putin tidak berbicara secara terbuka tentang krisis Ukraina sejak 23 Desember 2021, meninggalkan ambiguitas tentang posisi pribadinya sementara diplomat Rusia dan Barat telah terlibat dalam putaran pembicaraan.
REUTERS