Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paetongtarn Shinawatra, putri mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra, maju pemilihan perdana menteri. Ia menjadi andalan oposisi utama yang berusaha untuk mendapatkan kembali kekuasaan setelah digulingkan dalam kudeta delapan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thaksin Shinawatra dan adiknya, Yingluck, pernah memimpin pemerintahan yang digulingkan oleh tentara. Paetongtarn akan mewakili Partai Pheu Thai, inkarnasi terbaru dari gerakan populis yang didirikan oleh keluarga miliarder Shinawatra dua dekade lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya, saya siap," katanya kepada wartawan pada Minggu malam, 15 Januari 2023, di timur laut Thailand. Wilayah pedesaan Shinawatra itu memberikan mereka mayoritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lima pemilihan sejak 2001.
"Kami ingin partai memenangkan pemilu dengan telak sehingga janji-janji yang kami buat kepada rakyat dapat direalisasikan," katanya.
Pheu Thai sangat populer di kalangan kelas pekerja pedesaan dan perkotaan. Partai itu memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu terakhir 2019 tetapi tidak dapat membentuk pemerintahan.
Pemerintahan yang setia kepada Shinawatra masing-masing telah disingkirkan oleh militer atau putusan pengadilan. Realita tersebut mengompori krisis politik yang tampaknya sulit diselesaikan selama lebih dari 17 tahun.
Paetongtarn, 36 tahun, menghadiri rapat umum partai dalam satu tahun terakhir dan memimpin jajak pendapat calon perdana menteri dalam beberapa bulan terakhir. Dia jauh di atas petahana Prayuth Chan-ocha, yang menggulingkan pemerintahan Yingluck.
Baik Yingluck maupun Thaksin tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan junta militer.
Prayuth memimpin sejak 2014, awalnya sebagai kepala junta dan kemudian perdana menteri terpilih oleh parlemen setelah pemilu 2019. Menurut para pengkritik, pemilihan itu diadakan di bawah aturan yang dirancang untuk membuatnya tetap berkuasa. Dia bersikeras mendapatkan peran itu dengan adil.
Prayuth Chan-ocha, 68 tahun, bergabung dengan Partai Persatuan Bangsa Thailand minggu lalu, dan kemungkinan akan maju pemilihan perdana menteri. Dia belum membubarkan parlemen dan pemilihan harus diadakan pada Mei 2023.
REUTERS