Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putri Thaksin Ikut Pemilihan PM Thailand, Dinasti Shinawatra Akan Kembali?

Paetongtarn Shinawatra, putri mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra mencalonkan diri sebagai perdana menteri dalam pemilihan tahun ini.

16 Januari 2023 | 19.37 WIB

Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra (kedua dari kanan), yang digulingkan dalam kudeta tak berdarah tahun 2006, berpose untuk foto keluarga pada hari kelulusan putrinya Paetongtarn (Tengah) di sebuah universitas di Bangkok, 10 Juli 2008. REUTERS/Chaiwat Subprasom
Perbesar
Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra (kedua dari kanan), yang digulingkan dalam kudeta tak berdarah tahun 2006, berpose untuk foto keluarga pada hari kelulusan putrinya Paetongtarn (Tengah) di sebuah universitas di Bangkok, 10 Juli 2008. REUTERS/Chaiwat Subprasom

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Paetongtarn Shinawatra, putri mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra, maju pemilihan perdana menteri. Ia menjadi andalan oposisi utama yang berusaha untuk mendapatkan kembali kekuasaan setelah digulingkan dalam kudeta delapan tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Thaksin Shinawatra dan adiknya, Yingluck, pernah memimpin pemerintahan yang digulingkan oleh tentara. Paetongtarn akan mewakili Partai Pheu Thai, inkarnasi terbaru dari gerakan populis yang didirikan oleh keluarga miliarder Shinawatra dua dekade lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Ya, saya siap," katanya kepada wartawan pada Minggu malam, 15 Januari 2023, di timur laut Thailand. Wilayah pedesaan Shinawatra itu memberikan mereka mayoritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lima pemilihan sejak 2001.

"Kami ingin partai memenangkan pemilu dengan telak sehingga janji-janji yang kami buat kepada rakyat dapat direalisasikan," katanya.

Pheu Thai sangat populer di kalangan kelas pekerja pedesaan dan perkotaan. Partai itu memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu terakhir 2019 tetapi tidak dapat membentuk pemerintahan.

Pemerintahan yang setia kepada Shinawatra masing-masing telah disingkirkan oleh militer atau putusan pengadilan. Realita tersebut mengompori krisis politik yang tampaknya sulit diselesaikan selama lebih dari 17 tahun.

Paetongtarn, 36 tahun, menghadiri rapat umum partai dalam satu tahun terakhir dan memimpin jajak pendapat calon perdana menteri dalam beberapa bulan terakhir. Dia jauh di atas petahana Prayuth Chan-ocha, yang menggulingkan pemerintahan Yingluck.

Baik Yingluck maupun Thaksin tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan junta militer.

Prayuth memimpin sejak 2014, awalnya sebagai kepala junta dan kemudian perdana menteri terpilih oleh parlemen setelah pemilu 2019. Menurut para pengkritik, pemilihan itu diadakan di bawah aturan yang dirancang untuk membuatnya tetap berkuasa. Dia bersikeras mendapatkan peran itu dengan adil.

Prayuth Chan-ocha, 68 tahun, bergabung dengan Partai Persatuan Bangsa Thailand minggu lalu, dan kemungkinan akan maju pemilihan perdana menteri. Dia belum membubarkan parlemen dan pemilihan harus diadakan pada Mei 2023.

REUTERS

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus