S~IAPA lagi yang bersikap "nyentrik" ~ bila bukan Presiden Libya Muammar Qadhafi. Bahkan dalam Konperensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Aljazair, yang dihadiri 17 kepala negara-negara Arab, yang berakhir Kamis pekan lalu. Di hari pembukaan, Selasa pekan lalu, Qadhafi tiba-tiba meninggalkan ruang sidang tanpa permisi. Sebelum itu ia telah menyebarkan teks pernyataan politik, yang berisi caci-maki, ditujukan kepada Raja Hussein dari Yordania, Raja Hassan dari Maroko, dan Raja Fahd dari Arab Saudi. Mereka dituding mengadakan kontak dengan Israel, dan bergabung dengan kapitalis. "Mereka lavak mencicipi api jahanam," kuup harian Mesir Sharq El A~wsat. Yordania dan Arab Saudi memang musuh lamanya, adapun Raja Hassan ia musuhi karena dua tahun lalu ia mengundang Shimon Peres waktu itu PM Israel -- ke Maroko. Di luar sidang, Qadhafi mondar-mandir di teras dengan tangan kanan terbungkus sarung tangan putih. Itulah cara dia melindungi kulitnya dari sentuhan dengan antek-antek itu, yang dianggapnya telah bersentuhan dengan Israel dan kapitalis. Ini bukan ulah pertama kali pemimpin Libya itu. Dulu, di suatu pertemuan di Kairo, 1970, Qadhafi mengusulkan mengirimkan tentara ke Yordania untuk membantai Hussein, karena raja Yordania itu memerangi kaum Fedayin. Raja Arab waktu itu, Feisal, tak setuju. Sang Muammar marah, ia sebut Hussein raja sinting. Feisal menjawab, seorang rekan janganlah mengatakan "sinting", karena mungkin sekali "kita semua sudah gila". Presiden Mesir, Nasser, rupanya ikut mengipas. Katanya, mungkin diperlukan dokter untuk memeriksa siapa di antara mereka yang gila. Feisal usul agar dirinya diperiksa paling dulu, karena ia merasa, "tak lagi berakal sehat." Dalam KTT kali ini, yang ikut "panas" tentu saja Syazeli El Qulaiby, Sekretaris Jenderal Liga Arab. Dengan segala kemampuan diplomasinya ia merayu sang Muammar - untuk pertama kali dalam 10 tahun terakhir bersedia hadir dalam KTT Liga Arab - supaya mau kembali ke ruang sidang. Sukses. Hanya saja, Qadhafi jadi lebih galak. Sewaktu sidang tertutup, ketika Raja Hussein dari Yordania berpidato, ia memutar kursinya hingga punggungnyalah yang menghadap ke podium. Setelah itu, Qadhafi, yang berpakaian khas itu - kopiah bundar, selendang putih melilit pinggang, kafiyeh hitam-putih melingkar di leher, baju panjang putlh, dan rompi garis-garis hitam-putih langsung mengumbar kutukan. Di hari penutupan, Qadhafi yang bukan perokok tiba-tiba mengeluarkan cerutu, menyalakannya, dan mengembuskan asapnya ke arah Raja Hussein yang duduk di depannya. Untunglah, ulah Qadhafi tak menggoyahkan gairah para peserta untuk melupakan cekcok lama. Qadhafi sendiri - sambil menyindir, tentu - mengatakan telah melupakan sakit hatinya, karena negara-negara Arab diam saja waktu Libya dibom AS, 1986. Hari terakhir, yang dihadiri semua kepala negara Arab dan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina), di Hotel Al Aurassi, di Aljir, dibacakan berbagai keputusan yang telah kompak disetujui. Antara lain: Semua peserta mendukung intifadah protes orang Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, yang meletus 8 Desember lalu, dan sampai kini belum reda - secara moril maupun materiil. * Diputuskan dengan bulat bahwa "PLO adalah satu-satunya wakil sah rakyat Palestina" (Bahkan Raja Hussein mencabut klaim sebagai penguasa resmi wilayah Tepi Barat Sungai Yordan. Ini kemajuan besar, sebab Yordania pada konperensi puncak Liga Arab sebelumnya masih ogah mengakui PLO sebagai wakil bangsa Palestina.). Mendukung berdirinya negara Palestina dengan ibu kota Quds (Yerusalem). Negara-negara Arab kaya minyak sepakat memasok dana buat PLO sebesar US$ 188 juta (koran Mesir Ah Ram menulis US$ 600 juta) di tahun pertama. Mengusulkan diselenggarakannya konperensi internasional di bawah pengawasan PBB, guna membicarakan Jalur Gaza dan Tepi Barat. Pesertanya adalah 5 anggota permanen Dewarl Keamanan PBB - AS, Soviet, Prancis, Inggris, dan RRC - plus bangsa-bangsa yang langsung terlibat dalam konflik Timur Ten~ah, serta PLO. * Konperensi pun sepakat, untuk pertemuan mendatang di Riyadh, Arab Saudi, akan kembali mengundang Mesir (Mesir didepak keluar dari Liga semenjak Anwar Sadat menekan Perjanjian Camp David dengan Israel. Kali ini pun Qadhafi ~lan Presiden Hafez al-Assad dari Syria mula-mula menentang keras. ~lesir boleh hadir jika telah membatalkan Perjanjian Camp David. Dengan bijaksana Aljazair menengahi sikap itu dengan mengatakan bahwa hanya "mengundang", berbeda dengan "menerima Mesir kembali sebagai anggota".). * Konperensi menyerukan dihentikannya perang antara Iran dan Irak, dan menyerukan perdamaian di Libanon. Memang, sejak Liga berdiri, 22 Maret 1945, konperensi-konperensinya lebih banyak membahas kericuhan di Timur Tengah. Kesepakatan sekarang tak bisa lepas dari upaya perdamaian di wilayah pendudukan ~Jalur Gaza dan Tepi Barat) yang diusulkan Menlu AS George Shultz beberapa lama lalu. Semula banyak negeri Arab berharap Shultz punya ide baru. Ternyata. tetap saja ia tak bersedia men~gakui PLO sebagai wakil bangsa Palestina.Maka Shultz pun ditolak pihak Arab. Perlu juga dicatat, dua hari sebelum Konperensi Liga Arab dibuka, ada pertemuan diam-diam antara Arafat dan Deputi Menlu Soviet Yuri Foronsov. Kabarnya, Foronsov membawa surat khusus dari Mikhail Gorbachev, yang isinya antara lain: Soviet mendukung gcrakan intifadah di wilayah pendudukan, dan hanya negara-negara Arab yang bersatu yang bisa punya pengaruh dalam perundingan internasional. Tampaknya, Soviet ingin menanam kembali pengaruhnya di Timur Tengah. Sejak pihak Arab, yang mendapat bantuan persenjataan dari Soviet, kalah dalam Perang Enan Hari melawan Israel pada 1967 (mengakibat kan jatuhnya Jalur Gaza dan Tepi Barat ke tangan Israel), Soviet kehilangan muka d~i Timur Tengah. Pada Konperensi Liga Arab di Riyadl mendatanglah masalah yang belum sempa~t dibicarakan, termasuk sikap negara-negara Arab terhadap Soviet, agaknya akan diputuskan. Prg., Djafar Bushiri (Kairo~) Kristoforus Moan Non~g (Riset)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini