Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Qadhafi kebakar jenggot

Diduga, Libya mempunyai pabrik senjata kimia. Qadhafi marah dan menuduh dinas intel Jerman Barat sebagai pelaku sabotase terbakarnya pabrik di rabta. AS memodernisasi pabrik-pabrik senjata kimia.

24 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA diplomasi tak berhasil menyetop pabrik senjata kimia Libya di Rabat, bukannya tak mungkin bila aksi militer akan diambil guna menghentikan pabrik itu. Dan bisa jadi sebuah peluru kendali akan ditembakkan oleh Amerika Serikat. Sekitar seminggu setelah pernyataan Presiden Bush itu, pemimpin Libya Muammar Qadhafi bak kebakaran jenggot. Pabrik di Rabat, sekitar 80 km barat daya Tripoli, ibu kota Libya, itu dimakan api, Rabu pekan lalu. Tapi aneh, hanya kantor berita Libya, JANA, yang menuduh AS berada di belakang terbakarnya pabrik. Akan halnya Qadhafi sendiri, ia tuduh dinas intel Jerman Barat sebagai pelaku sabotase. "Sikap kami terhadap Bonn dan kepentingan bisnis Jerman Barat di Libya tergantung hasil penyelidikan yang sedang dilakukan," ujar Qadhafi, Kamis, sehari setelah pabrik terbakar. Adakah pernyataan Qadhafi dengan demikian bisa dijadikan pegangan bahwa sebenarnya pabrik itu memang memproduksi gas mostar dan sarin, dua jenis gas yang merusakkan saraf dan sangat mematikan, yang diduga digunakan pihak Irak dalam perang Iran-Irak? Dulu, Qadhafi berkali-kali menyangkal tuduhan bahwa pabrik kimia ini memproduksi senjata kimia. Tokoh eksentrik di Timur Tengah ini menyebut pabrik di Rabat adalah pabrik obat. Untuk membuktikan bahwa pabrik tersebut hanya memproduksi obat, Qadhafi pernah mengundang sejumlah wartawan Barat ke Rabat, tahun lalu. Tapi kabarnya para wartawan hanya dibawa keliling pabrik dan tak diperbolehkan meninjau ke dalam. Padahal, untuk mengecek yang sebenarnya dibuat pabrik itu bukan soal mudah. Bahan dasar yang dibutuhkan pabrik senjata kimia bisa saja sama dengan bahan dasar pabrik obat. Ada tanda-tanda bahwa Qadhafi memang kebakaran jenggot. Yakni bahwa ia menuduh Jerman Barat, dan bukannya AS, yang getol menyerangnya. Adalah sejumlah perusahaan Jerman Barat yang antara lain memasok bahan kimia ke Rabat. Pun di situ bekerja banyak ahli Jerman Barat. Dan itu semua rupanya di luar pengetahuan pemerintah Bonn. Maka, ketika berdasarkan foto-foto dari satelit AS menuduh Qadhafi memproduksi senjata kimia, Pemerintah Jerman Barat segera melakukan pengusutan gencar. Hasilnya, sejumlah perusahaan Jerman Barat dalam waktu dekat ini bakal menghadapi dakwaan pemerintah Bonn. Selain itu, sumber intelijen Jerman Barat melaporkan, Rabat sejak pertengahan 1989 sudah memproduksi 50 ton gas mostar dan sarin. Itu soalnya bila Menlu Jerman Barat Hans Dietrich belakangan getol mencari dukungan pihak Barat agar menekan Libya supaya menghentikan pabrik di Rabat itu. Hingga pekan lalu Qadhafi tetap membantah. Tuduhan AS, katanya, merupakan "strategi imperialisme AS untuk menghancurkan proyek yang akan menyediakan obat medis bagi seluruh bangsa Arab, dan yang bakal memutuskan monopoli obat asing di wilayah ini." Tapi pernyataan Qadhafi, seperti biasanya, sering bertolak belakang. Tahun lalu, ia sempat melontarkan tangkisan yang lain bunyinya. Yakni, "AS menghalangi bangsa Arab untuk mengembangkan senjata yang bisa dipakai melawan Israel." Kali ini pun, ia -- di samping tetap membantah -- sesumbar bahwa "Libya mau membayar jutaan dolar bagi perusahaan yang mau membangun fasilitas untuk memproduksi senjata kimia." Di masa pertentangan Timur-Barat menyurut kini, sebenarnya tuntutan Barat terhadap Libya terasa berlebihan. Sebab Barat sendiri dikabarkan giat juga memproduksi senjata kimia. Bukan cuma di masa Perang Vietnam AS melakukan itu. Tahun lalu, misalnya, ada berita bahwa AS memodernisasi pabrik-pabrik senjata kimianya. Tahun 1981 dana untuk proyek itu US$ 31 juta. Pada 1988 sudah mencapai US$ 271 juta, atau naik 800%. Jadi, bukan cuma Libya yang mesti diperingatkan, tapi juga Barat. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus