Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rabi Mordechai Abergel, Ketua Komunitas Yahudi Singapura: Pemerintah Tegas Menjaga Kerukunan Umat Beragama

Ada yang berbeda dalam kunjungan Rabi Mordechai Abergel di Jakarta, Senin dua pekan lalu.

24 Juli 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rabbi Mordechai Abergel di Jakarta, Senin, 8 Juli 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada yang berbeda dalam kunjungan Rabi Mordechai Abergel di Jakarta, Senin dua pekan lalu. Pemimpin komunitas Yahudi di Singapura ini hadir sebagai salah satu pembicara diskusi lintas agama yang diselenggarakan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) di kantornya, Jakarta Pusat. "Ini pertama kalinya saya mengikuti diskusi lintas agama di sini," ujar pria 51 tahun itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abergel rupanya kerap mengunjungi warga keturunan Yahudi di Jakarta dan Bali. Bahkan, dia dulu sering menyambangi Surabaya, kota yang pernah menjadi pusat komunitas Yahudi di Indonesia. Tapi semua itu berubah setelah Sinagoge Beth Shalom-dibangun pada 1948-dirobohkan karena diprotes sebagian warga pada 2013.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abergel berbagi cerita tentang komunitas Yahudi di Singapura. Meski minoritas, warga Yahudi bisa hidup tenang karena pemerintah tegas menjaga kerukunan antar-umat beragama. "Jika tidak, setiap orang bisa bertindak sesuka mereka," ujar dia kepada Mahardika Satria Hadi dari Tempo. Berikut ini petikan wawancaranya.

Bagaimana kehidupan komunitas Yahudi di Singapura?

Orang Yahudi telah ada di Singapura lebih dari 150 tahun lalu. Ada beberapa hal yang membuat orang Yahudi terintegrasi penuh dalam masyarakat di Singapura. Salah satunya, tidak ada antisemitisme di Asia.

Bagaimana orang Yahudi hidup membaur?

Ketika pertama kali datang ke Singapura, orang Yahudi bertemu dengan warga lokal yang menerima kehadiran mereka. Kini, sebagian besar generasi keempat dan kelima Yahudi Singapura berbicara bahasa Inggris dan Melayu.

Bukankah mayoritas Singapura adalah etnis Cina?

Orang Yahudi selalu menjalin hubungan erat dengan tetangga Melayu muslim mereka. Menteri Utama Singapura yang pertama, David Marshall, menjabat pada 1955–1956, adalah orang Yahudi. Dia bisa mencapai posisi itu karena dukungan orang Melayu.

Bagaimana peran pemerintah?

Pemerintah mengatur interaksi antar-umat beragama dengan Undang-Undang Pemeliharaan Kerukunan Beragama. Singapura satu-satunya negara yang punya aturan seperti ini.

Jumlah orang Yahudi di Singapura?

Sekitar 2.000 orang. Kami memperkirakan jumlah ini berdasarkan kehadiran di sinagoge dan acara sosial. Komunitas Yahudi Singapura satu-satunya komunitas Yahudi yang asli.

Maksudnya?

Warga Yahudi di Hong Kong, misalnya, tak punya akar leluhur yang berusia lebih dari 40 tahun. Adapun komunitas di Singapura dulunya dari Irak. Banyak leluhur mereka masih ada di sana.

Ada hubungannya dengan orang Yahudi di Indonesia?

Sebagian orang Yahudi di Singapura dulunya lahir di Indonesia. Ada yang seluruh keluarganya lahir di Malang atau Surabaya, kemudian pindah ke Singapura. Jadi, mereka mengenal Indonesia dari dalam.
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus