Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Palestina berunjuk rasa di Gaza utara menuntut diakhirinya perang antara Hamas dan Israel. Mereka meneriakkan "Hamas keluar." Unjuk rasa yang diunggah di media sosial itu jarang terjadi sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, Gaza Utara merupakan salah satu wilayah Gaza yang paling hancur. Sebagian besar bangunan di wilayah berpenduduk padat itu telah hancur menjadi puing-puing dan sebagian besar penduduk telah pindah beberapa kali untuk menghindari konflik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keluar, keluar, keluar, Hamas keluar," teriak mereka yang terlihat di salah satu unggahan yang dipublikasikan di X. Unjuk rasa sepertinya berlangsung di wilayah Beit Lahiya di Gaza pada Selasa. Unggahan itu memperlihatkan orang-orang berbaris di jalan berdebu di antara bangunan-bangunan yang rusak akibat perang.
Unggahan tersebut mulai beredar luas pada Selasa malam. Reuters berhasil mengonfirmasi lokasi video tersebut berdasarkan bangunan, tiang listrik, dan tata letak jalan yang sesuai dengan citra satelit di area itu. Tanggal unjuk rasa tidak bisa diverifikasi secara independen. Namun, beberapa video dan foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan adanya protes di area tersebut pada 25 Maret.
Di pos lainnya, salah satu spanduk yang dipegang massa bertuliskan "Cukup Perang." Sementara orang-orang meneriakkan "Kami tidak menginginkan perang."
Ratusan ribu penduduk telah mengungsi ke selatan Gaza sejak awal perang. Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas sejauh ini. Mereka telah kembali ke rumah yang hancur di utara ketika gencatan senjata mulai berlaku pada bulan Januari.
Sejak Israel melanjutkan serangannya di Gaza, hampir 700 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas, menurut pejabat kesehatan Palestina. Hamas menguasai Gaza pada 2007 dalam pemilu yang menyingkirkan kelompok Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Hamas telah menguasai daerah kantong itu sejak saat itu, dan hanya memberi sedikit ruang bagi oposisi. Beberapa warga Palestina mengingatkan agar berhati-hati dalam berunjuk rasa terhadap Hamas karena takut akan pembalasan.
Pilihan editor: Iran Berterima Kasih RI Konsisten Dukung Palestina